-->

Hukum Mim dan Nun Tasydid dan contohnya

Pembahasan hukum mim dan nun bertasydid ialah pembahasan kesekian dalam kajian Ilmu Tajwid. Pembahasan ihwal aturan mim dan nun tasydid tidak cukup banyak, namun tentu saja dilarang disepelekan. karena, bagaimanapun tanpa sungguh-sungguh dan kecermatan, akan sulit rasanya mempelajari dan memahami bahan ini.

Mim dan Nun Tasydid


Mim dan nun Tasydid yaitu mim dan nun yang mempunyai harakat tasydid di atasnya. Sedang pada tasydid tersebut juga terdapat harakat lain seperti fathah, dlummah, atau kasroh. Dalam pengertian lain, mim dan nun tasydid merupakan huruf kembar, baik abjad yang kembar itu yaitu mim ataupun nun. Keduanya lantas diidghomkan karena karakter yang pertama mati dan karakter yang kedua hidup.

Pengertian mim dan nun tasydid tersebut mengacu pada kaidah penulisan dalam Bahasa Arab. Dalam kaidah itu dijelaskan, setiap dua abjad yang sama, sedang abjad yang pertama mati dan aksara yang kedua hidup, maka dua karakter tersebut harus dilebur. Syaratnya, dua huruf tersebut harus berada dalam satu kata.

Dan sebagai penanda bahwa muasal huruf leburan tersebut adalah dua huruf yang sama, disematkan lah tasydid. Ini seperti acuan lafadz مَدَّ yang asalnya ialah مَدْدَ. Kiranya, pengertian tentang mim dan nun tasydid ini sudah cukup. kini, pembahasan berlanjut pada hukum bacaan mim dan nun tasydid.

Hukum Mim dan Nun Tasydid


Dalam kajian Ilmu Tajwid yang lengkap, hukum mim dan nun tasydid disebut dengan Ghunnah. Ghunnah dalam satu pengertian adalah bunyi dengungan yang halus, yang keluar dari jalur hidung. Beberapa orang mengatakan suara dengungan ini ibarat dengan suara mesin atau suara kumbang.

Ghunnah bahwasanya tidak hanya dimiliki oleh mim dan nun tasydid. alasannya ialah, ada juga beberapa hukum bacaan yang juga mempunyai Ghunnah. Bacaan-bacaan tersebut yaitu Idghom Bighunnah, Iqlab, Ikhfa’ Haqiqi, Ikhfa’ Syafawi, juga Idghom Syafawi. Termasuk nun yang berada di depan Alif Lam Syamsiyyah.

Jadi, jikalau dipahami benar, Ghunnah bukan semata sebutan untuk hukum suatu bacaan. Lebih dari itu, Ghunnah diartikan juga dengan dengung. Inilah kenapa, setiap bacaan yang mengandung dengung mampu dihukumi dengan ghunnah, meskipun dalam tingkatan Ghunnah yang berbeda-beda.

Cara Membaca Mim dan Nun Tasydid


Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, aturan mim dan nun tasydid  yaitu Ghunnah. kemudian bagaimana Tutorial membacanya? Dengan mendengungkannya hingga dua harakat. Panjang dengung itu sama dengan panjang bacaan pada Mad Thobi’i. karena itu, butuh ketelitian yang baik untuk membaca Ghunnah. 

Kenapa membaca Ghunnah butuh ketelitian? Ini karena tidak sedikit orang yang membaca bacaan Ghunnah dengan mendengungkan satu harakat saja. Padahal seharusnya, bacaan ghunnah didengungkan sepanjang dua harakat. Tentu saja, perkara utamanya lantaran orang yang membaca Quran tersebut terlalu terburu-buru. Atau lantaran kurang memperhatikan betul bacaan Qurannya.
Ghunnahnya Mim dan Nun Tasydid

Ghunnah memiliki beberapa tingkatan. Tingkatan ini ialah tingkatan berpengaruh tidaknya suara ghunnah atau suara dengung dalam suatu bacaan. Tingkatan paling rendah ghunnah terdapat pada suara aksara nun dan aksara mim yang berharakat. Tingkatan di atasnya adalah ghunnah dari nun mati atau mim mati yang mempunyai hukum bacaan Idzhar, baik itu Idzhar Halqi atau Idzhar Syafawi.

Dua tingkatan itu yang banyak dipahami orang sama sekali tidak memiliki bunyi dengung, padahal ada. Hanya saja, dengung pada keduanya hanya satu harakat, sehingga inilah yang menciptakan dua tingkatan tersebut seolah-olah sama sekali tidak mempunyai dengung.

Tingkatan di atas dua tingkatan tersebut adalah suara dengung pada Ikhfa’ Haqiqi dan Iqlab. Tingkatan yang lebih kuat dari ini ialah dengung yang keluar dari bacaan Idghom Bighunnah. Sedang tingkatan paling tinggi yaitu dengung yang keluar dari mim dan nun tasydid. Dengung ini lah yang bunyi dengungnya paling besar lengan berkuasa dan terang. Tetapi, sebagai catatan, tiga tingkatan ini memiliki panjang dengung dua harakat.
Baca Juga; Hukum Mim Mati Beserta contohnya

Contoh ghunnah yang memiliki dengung paling berpengaruh bisa Anda lihat pada ayat
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آَمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ.
Ayat 8 Surat Al-Baqarah tersebut memuat kata النَّاسِ dan kata آَمَنَّا yang memuat nun tasydid. Sedang untuk teladan mim tasydid ada pada ayat صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ. Pada ayat 18 Surat Al Baqarah tersebut terdapat kata صُمٌّ yang memuat mim tasydid.

Hukum mim dan nun tasydid merupakan bahan yang tidak mengecewakan ringan untuk diperbincangkan. lantaran itu, rasanya pembahasan wacana mim dan nun tasydid ini sudah cukup. Tinggal mempraktikkan saja kini.

Demikianlah goresan pena dan klarifikasi mengenai Hukum Mim dan Nun Tasydid dan acuannya. semoga dengan adanya tulisan ini mampu menambah wawasan dan pengetahuan bagi segenap pembaca yang sedang membutuhkan materi perihal "Hukum Mim dan Nun Tasydid". Trimakasih, 

0 Response to "Hukum Mim dan Nun Tasydid dan contohnya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel