-->

Beberapa Prinsip Pengembangan Kurikulum Sekolah Islam

بسم الله الرحمن الرحيم
Beberapa Prinsip Pengembangan Kurikulum[i]
Sekolah Islam Tingkat Dasar dan Menengah
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun dan menyebarkan kurikulum di sekolah Islam untuk tingkat dasar dan menengah, di anataranya sebagai berikut:
1.      Memiliki tujuan yang jelas, dan tujuan yang hendak dicapai pada sekolah Islam ialah semoga para siswa sukses di dunia dan sukses di akhirat. Hal ini didasari oleh beberapa ayat dan hadits berikut:
مَّن كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاء لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلاهَا مَذْمُومًا مَّدْحُورًا --وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُم مَّشْكُورًا
"Barang siapa menghendaki kehidupan kini (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.-- Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan darul abadi dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia ialah mukmin, maka mereka itu ialah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik." (QS. Al Israa': 18-19)
مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لاَ يُبْخَسُونَ --أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
"Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan kepada mereka tanggapan pekerjaan mereka di dunia dengan tepat dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.--Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di darul abadi itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Huud: 15-16)
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا--وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
"Tetapi kau menentukan kehidupan duniawi.-- Sedang kehidupan darul abadi ialah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Al A'laa: 16-17)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda mencela orang-orang yang perhatiannya tertuju kepada dunia,
تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ وَعَبْدُ الْخَمِيصَةِ ، إِنْ أُعْطِىَ رَضِىَ ، وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ ، تَعِسَ وَانْتَكَسَ ، وَإِذَا شِيكَ فَلاَ انْتَقَشَ
“Celaka hamba dinar, hamba dirham dan hamba Khamishah[ii]. Jika diberi beliau senang, dan jikalau tidak, beliau marah. Celaka dan tersungkurlah, apabila terkena duri semoga ia tidak sanggup mencabutnya." (HR. Bukhari)
Inilah yang membedakan kurikulum muslim dengan non muslim. Kurikulum muslim orientasinya dunia dan akhirat, sedangkan kurikulum non muslim orientasinya dunia saja. Oleh alasannya ialah itu, doa yang kita panjatkan kepada Allah Azza wa Jalla ialah Rabbanaa aatinaa fid dunya hasanah wafil akhirati hasanah wa qinaa 'adzaaban naar.
Oleh karenanya, dari kurikulum yang dibuat, maka siswa diharapkan:
a.      Memiliki pengetahuan agama secara ushul (dasar) dan furu' (cabang) secara garis besar dan yang dibutuhkan mereka ketika itu, ibarat memahami hakikat rukun kepercayaan atau kepercayaan yang shahih, memahami praktek rukun Islam atau tata cara ibadah, memahami persoalan mu'amalah secara garis besar, dan lain sebagainya.
b.      Memiliki pengetahuan umum secara garis besar dan yang dibutuhkan mereka ketika itu dan yang akan tiba (seperti keterampilan), terutama pelajaran yang masuk dalam ujian nasional.
c.       Memiliki kesadaran mengamalkan ilmu yang diketahuinya.
d.      Mempunyai hapalan Al Qur'an dan hadits dalam jumlah tertentu.
Contoh: Target hapalan Al Qur'an siswa minimal pada setiap semester ialah 1/2 juz. Adapun hadits, siswa dibebankan untuk menghapal hadits-hadits yang pendek, contoh: menghapal hadits minimal 5 hadits untuk setiap semester.
e.      Hapal doa sehari-hari.
Contoh: Doa/Dzikr Dalam shalat, Dzikr sesudah shalat, Dzikr pagi dan petang, Dzikr mutlak, dan Dzikr muqayyad (yang dibaca dalam keadaan tertentu, ibarat masuk dan keluar rumah, menuju masjid, ketika akan makan dan setelahnya, dst.).
f.        Memiliki budpekerti dan susila yang mulia.
g.      Menguasai bahasa Arab dan bahasa Internasional yang berlaku untuk tingkat dasar dan menengah.
2.      Kurikulum tersebut mencapaikan kepada tujuan yang diinginkan.
Di antara penunjang yang membantu siswa mencapai tujuan yang dibutuhkan ialah sbb.:
a.      Buku-buku Diniyyah maupun umum diupayakan mengarah kepada tujuan di atas. Caranya sanggup menyusun buku sendiri, atau mencari buku yang sesuai dengan sasaran di atas.
Catatan: Untuk buku diniyah hendaknya dicari buku-buku yang mengacu kepada Al Qur'an dan As Sunnah yang shahih; bukan buku yang tidak merujuk kepadanya.
b.      Adanya Targhib (motivasi) dan Tarhib (sanksi) oleh guru.
3.      Kurikulum tersebut mempertimbangkan segi efisiensi, dana, waktu, tenaga, dan sumber-sumber yang tersedia semoga sanggup mencapai hasil yang optimal.
Dalam menciptakan kurikulum hendaknya memperhatikan sisi-sisi tersebut; jangan hingga menciptakan pemborosan dana, menghabiskan banyak waktu dan tenaga, serta tidak melihat sumber-sumber yang ada, sehingga membebani diri. Dalam Al Qur'an disebutkan,
وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ
"Dan bukanlah saya termasuk orang-orang yang membebani diri."(QS. Shaad: 86)
4.      Kurikulum yang dibentuk hendaknya tidak mengikuti tradisi masyarakat yang salah, bahkan kurikulum tersebut hendaknya berusaha meluruskan dan memperbaiki tradisi yang salah. Dengan kata lain, kurikulum yang dibentuk harus memuat tasfiyah dan tarbiyah; yakni meluruskan kebiasaan yang jelek dan mengisi dengan kebiasaan yang baik yang mengacu kepada Al Qur'an dan As Sunnah serta keadaan kaum As Salafush Shalih (generasi pertama Islam yang saleh). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَ سُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّيْنَ الرَّاشِدِيْنَ
"Berpeganglah dengan sunnahku dan sunnah para khalifah yang menerima petunjuk dan lurus (setelahku)." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim, Shahihul Jami' no. 2549)
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
"Sebaik-baik masa ialah masaku, selanjutnya setelahnya (masa sahabat) dan setelahnya (masa tabi'in)." (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi).
5.      Kurikulum yang dibentuk tidak hanya menanamkan pengetahuan saja, bahkan menanamkan pengamalan dalam kehidupan siswa di samping menanamkan langsung dan susila yang mulia, bersih, dan luhur. Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah Ta'ala,
هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
"Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta karakter seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan bantu-membantu mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (QS. Al Jumu'ah: 2)
Oleh alasannya ialah itu, seorang guru dalam evaluasi tidak hanya menilai hasil berguru siswa ketika diadakan ujian dan tugas, bahkan ia menilai pula akhlaknya.
6.      Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi dan materi kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, mempunyai kekerabatan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, dan tingkat perkembangan siswa. Contoh:
a.      Menyusun materi secara tertib dan berurutan; dari dasar, menengah, dan atas.
b.      Bersambung antara materi yang satu dengan materi yang lain.
c.       Sesuai dengan perkembangan kebijaksanaan siswa.
Ali radhiyallahu 'anhu berkata,
حَدِّثُوا النَّاسَ، بِمَا يَعْرِفُونَ أَتُحِبُّونَ أَنْ يُكَذَّبَ، اللَّهُ وَرَسُولُهُ
"Sampaikanlah kepada insan sesuai yang mereka pahami. Sukakah kalian jikalau Allah dan Rasul-Nya didustakan?" (Diriwayatkan oleh Bukhari)
7.      Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu, yang berarti bahwa pelaksanaan pembelajaran yang bermutu sangat dipengaruhi derajat mutu guru, acara berguru mengajar, peralatan/media yang bermutu.
Catatan:
Ada beberapa mata pelajaran yang berdasarkan penulis perlu dipersiapkan dan dimasukkan ke dalam kurikulum Diniyyah tingkat dasar dan menengah (SD Islam dan Sekolah Menengah Pertama Islam), yaitu: Aqidah, Fiqh, Adab dan Akhlak, Tahfizh dan BTAQ (baca tulis Al Qur'an), Al Qur'an dan Al Hadits, Bahasa Arab, dan Sirah.
Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa Nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji': Joko Susilo, Muhammad. 2007. KurikulumTingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta :Pustaka Pelajar. Ahmad, dkk. 1998. PengembanganKurikulum. Bandung : Pustaka Setia, http://akhmadsudrajat.wordpress.com, Markaz Nurul Islam Li Abhatsil Qur'an was Sunnah. Mausu'ah Haditsiyyah Mushaghgharah, 2000. Dan tambahan lainnya dari penulis.


[i] Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa, “Kurikulum ialah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan materi pelajaran serta cara yang dipakai sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
[ii] Khamishah ialah pakaian dari wool atau lainnya yang berwarna hitam dan mempunyai corak-corak.

0 Response to "Beberapa Prinsip Pengembangan Kurikulum Sekolah Islam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel