-->

Pintu-Pintu Pahala (6)


بسم الله الرحمن الرحيم
Pintu-Pintu Pahala (6)
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam biar terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:
Berikut ini lanjutan kumpulan hadits yang kami ambil dari kitab kecil Abwabul Ujur (pintu-pintu pahala) yang disusun oleh Kantor Penyuluhan Al Jaliyat di Zulfi-Saudi Arabia yang telah kami terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Semoga Allah Azza wa Jalla menyebabkan penerjemahan risalah ini lapang dada karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
66.      Bersedekah jariyah (seperti mewaqafkan sesuatu yang bermanfaat).
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ « إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ » . 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apabila insan meninggal, maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga; sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan atau anak saleh yang mendoakan (orang tua)nya.” (HR. Muslim: 4223)
67.      Menyingkirkan hal yang mengganggu dari jalan.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : « بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ ، فَغَفَرَ لَهُ » . 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Ketika seseorang berjalan di sebuah jalan, ia pun menemukan dahan berduri di jalan tersebut. Segeralah ia menyingkirkannya, maka Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosanya.” (Muttafaq 'alaih: 652, 4940)

68.      Masa sehat dan waktu luang.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - رضى الله عنهما - قَالَ قَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم : « نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ » .  
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua nikmat yang kebanyakan insan tertipu padanya, yaitu masa sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari: 6412)
69.      Mengharapkan pahala terhadap maut sang anak.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : « يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : مَا لِعَبْدِى الْمُؤْمِنِ عِنْدِى جَزَاءٌ ، إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ، ثُمَّ احْتَسَبَهُ إِلاَّ الْجَنَّةُ » . 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, “Tidak ada akibat untuk hamba-Ku yang mukmin saat Aku mencabut nyawa kekasihnya dari penduduk dunia, kemudian ia bersabar mengharapkan pahala kecuali surga.” (HR. Bukhari: 6424)
70.      Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ إِمَامٌ عَدْلٌ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “Ada tujuh orang yang akan dinaungi Allah Ta’ala pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu: pemimpin yang adil, cowok yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah, seorang yang hatinya terikat dengan masjid, dua orang yang cinta sebab Allah, berkumpul karena-Nya dan berpisah pun karena-Nya, seorang yang diajak mesum oleh perempuan yang berkududukan dan elok kemudian ia mengatakan, “Sesungguhnya saya takut kepada Allah,” seorang yang beramal kemudian menyembunyikan sedekahnya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikeluarkan oleh tangan kanannya, dan seorang yang mengingat Allah di daerah yang sepi, kemudian kedua matanya berlinangan air mata.” (Muttafaq 'alaih: 1423, 2380)
71.      Berkunjung sebab Allah.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم « أَنَّ رَجُلاً زَارَ أَخًا لَهُ فِى قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِى فِى هَذِهِ الْقَرْيَةِ . قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لاَ غَيْرَ أَنِّى أَحْبَبْتُهُ فِى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ . قَالَ فَإِنِّى رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ » .  
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, “Bahwa ada seorang yang mengunjungi saudaranya di kampung yang lain, maka Allah mengutus malaikat untuk mengintainya di jalan. Malaikat itu pun tiba menghampirinya dan bertanya, “Ke manakah kau hendak pergi?” Ia menjawab, “Ke saudaraku yang berada di kampung ini.” Malaikat itu bertanya lagi, “Apakah sebab kau berhak memperoleh nikmat darinya yang hendak kau urus?” Ia menjawab, “Tidak, tetapi saya mencintainya sebab Allah Azza wa Jalla.” Maka malaikat itu berkata, “Sesungguhnya saya yaitu utusan Allah kepadamu (untuk memberitahukan) bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kau mengasihi orang itu karena-Nya.” (HR. Muslim: 6549)
72.      Menjauhi syirk meskipun kecil.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ « مَنْ لَقِىَ اللَّهَ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ دَخَلَ النَّارِ » . 
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang menghadap Allah dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, maka ia akan masuk surga, dan barang siapa yang menghadap-Nya dalam keadaan menyekutukan-Nya dengan sesuatu (berbuat syirk), maka ia akan masuk neraka.” (HR. Muslim: 270)
73.      Membunuh cicak.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم « مَنْ قَتَلَ وَزَغًا فِى أَوَّلِ ضَرْبَةٍ كُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَفِى الثَّانِيَةِ دُونَ ذَلِكَ وَفِى الثَّالِثَةِ دُونَ ذَلِكَ » . 
Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa membunuh cicak sekali pukul, maka akan dicatat seratus kebaikan. Jika dua kali pukul akan mendapat kurang dari itu, dan kalau tiga kali akan mendapat kurang lagi dari itu[i].” (HR. Muslim: 8547)
Wazagh yaitu cecak, dinamakan wazagh yaitu sebab ringan dan cepatnya bergerak.
74.      Senantiasa menjaga amal saleh meskipun sedikit.
عَنْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - أَنَّهَا قَالَتْ : سُئِلَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم : أَىُّ الأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ ؟ قَالَ :«أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ » .
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya, “Amal apakah yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Yaitu yang rutin meskipun sedikit.” (Muttafaq 'alaih: 6465, 1828)
75.      Memberi pola yang baik (sunnah hasanah).
عَنْ جَرِيْرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ » . 
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa mencontohkan dalam Islam pola yang baik[ii], maka ia akan mendapat pahalanya dan pahala orang yang mengamalkan setelahnya. Barang siapa yang mencontohkan sunnah yang buruk[iii], maka ia akan menanggung dosanya dan dosa orang yang mengamalkan setelahnya tanpa dikurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka.” (HR. Muslim: 2351)
Selesai penerjemahan risalah Abwabul Ujur dengan proteksi Allah dan Taufiq-Nya.
Wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa


[i] Disebutkan dalam riwayat yang lain bahwa disyariatkan membunuh cicak, sebab ia (cicak) membantu kaum Nabi Ibrahim saat memperabukan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dengan meniupkan api-pent.
[ii]  Seperti mencontohkan sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian diikuti oleh orang lain -pent.
[iii]  Seperti berbuat bid’ah -pent.

0 Response to "Pintu-Pintu Pahala (6)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel