-->

Siapakah golongan Salafi/Wahabi dan bagaimana Fahamnya?

Siapakah golongan Salafi/Wahabi dan bagaimana Fahamnya?

Daftar isi bagian 2 ini diantaranya:
  • Sekelumit pengantar ihwal sekte Wahabi/Salafi
  • Riwayat singkat Muhammad Ibnu Abdul Wahhab
  • Memonopoli anutan Tauhid dan pengkafiran terhadap para ulama
  • Penentangan terhadap Muhammad Ibnu Abdul Wahhab
  • Apakah Syeikh Sulaiman Ibnu Abdul Wahhab telah bertobat ?
  • Tauhid Rububiyyah
  • Tauhid Uluhiyyah
  • Definisi Ibadah berdasarkan pemahaman Al-Qur’an
  • Tolok ukur Tauhid Dan Syirik?
  • Apakah Kemampuan atau Ketidak-mampuan merupakan tolok ukur Tauhid dan Syirik?
  • Apakah Al-Qur’an hanya bisa diartikan secara tekstual atau literal?
  • Tajsim/Penjasmanian dan Tasybih/Penyerupaan Allah swt. kepada makhluk-Nya (hadits2 tentang dewa mempunyai jari kelingking, kaki, berambut keriting, Tuhan dipikul oleh malaikat dan lain sebagainya, naudzubillah)
  • Siapakah Syekh Muhammad Nashiruddin al-Albani
  • Al-Albani melemahkan beberapa hadits dari Imam Bukhori dan Imam Muslim dan....
  • Nama-nama ulama (berbagai madzhab) pengeritik al-Albani
Buku gres yang berjudul Kamus Syirik (Edisi Revisi Telaah Kritis atas doktrin faham Wahabi/Salafi) ,sekitar 512 halaman, ALHAMDULILLAH SUDAH TERBIT BULAN   AGUSTUS 2009. Buku ini belum beredar merata di Indonesia, bagi peminat mungkin bisa datang pada toko-toko di jl. Sasak, Surabaya atau ditoko-toko buku Gramedia, kios islami. Atau bisa hubungi langsung pengedar buku tersebut  (62) 31 60604235 . 

Daftar Isi kitab kamus syirik ,mengingat jumlah halaman buku, tidak selengkap isi website kami ini, tetapi cukup untuk menjelaskan dalil-dalil amalan yang dikerjakan oleh golongan ahlus Sunnah wal jamaah dan amalan yang sering diteror oleh golongan pengingkar, misalnya tawassul/tabarruk, taklid imam madzhab, ziarah kubur, peringatan2 keagamaan, majlis dzikir dan lain sebagainya.

Nama atau julukan madzhab Wahabi/Salafi ini tidak lain dikaitkan pada kelompok muslimin yang berpegang dengan akidah atau keyakinan Muhammad Ibnu Abdul Wahhab, yang mengaku sebagai penerus Ibnu Taimiyyah (kita bicarakan tersendiri mengenai sejarah singkat Ibnu Abdul Wahhab). Golongan ini sering menafsirkan ayat al-Qur’an dan hadits Nabi saw. secara tekstual/dhohir (apa adanya kalimat) dan literal (makna yang sebenarnya) atau harfiah  dan meniadakan arti majazi atau kiasan. Oleh karenanya orang akan lebih mudah terjerumus kepada penjasmanian (tajsim) dan penyerupaan (tasybih) Allah swt. kepada makhluk-Nya. Insya Allah nanti kami utarakan tersendiri acuan riwayat-riwayat yang kalau kita pahami secara tekstual, yang jelas akan mengarah kepada Tajsim dan Tasybih. Pada kenyataannya terdapat ayat al-Qur’an yang memiliki arti harfiah dan ada juga yang mempunyai arti majazi atau kiasan, yang mana kata-kata Allah swt. harus diartikan sesuai dengan ke Mahasucian dan ke Maha agungan-Nya.

Banyak ulama yang mengeritik dan menolak dogma Tajsim/Penjasmanian dan Tasybih atau Penyerupaan Allah swt. terhadap makhluk-Nya,. karena bertentangan dengan firman Allah swt. antara lain: Dalam surat Syuura (42) : 11; ‘Tiada sesuatupun yang menyerupai-Nya’. Surat Al-An’aam (6): 103; ‘ Tiada Ia tercapai oleh penglihatan mata’. Surat Ash-Shaffaat (37) : 159; ‘Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan’, dan ayat-ayat lain yang serupa maknanya.

Dengan adanya penafsiran Al-Qur’an dan Sunnah Rasulallah saw. secara tekstual dan literal ini, maka orang akan mudah membid’ahkan dan mensyirikkan Tawassul (berdo’a pada Allah sambil menyertakan nama Rasulallah atau seorang sholeh/wali dalam do’a itu), Tabarruk (pengambilan barokah), permohonan syafa’at pada Rasulallah saw. dan para wali Allah. Golongan ini juga melarang orang berkumpul untuk mengadakan peringatan-peringatan yang berkaitan dengan sejarah Islam (maulidin Nabi saw, isra-mi'raja dll.), kumpulan majlis-majlis dzikir (istighothah, tahlil/yasinan dan sebagainya), ziarah kubur, taqlid (ikut-ikutan) kepada imam madzhab dan lain sebagainya. Insya Allah, semuanya ini akan kami uraikan sendiri pada babnya masing-masing.

Golongan Salafi/Wahabi dan pengikutnya ini sering berkata, bahwa mereka akan mengajarkan syari’at Islam yang paling murni dan paling benar, oleh karenanya mudah mensesatkan hingga-sampai berani mengkafirkan, mensyirikkan sesama muslimin yang tidak sependapat atau sepaham dengan mereka. (baca uraian selanjutnya).

Paham golongan Wahabi/Salafi (baca makalah di website-website yang menentang ajaran sekte Wahabi/Salafi umpama disitus www.abusalafy.wordpress, www.salafytobat.wordpress, www.majlisrasulllah. dll.) pada zaman modern ini seolah-olah golongan al-Hasyawiyyah, karena kepercayaan-kepercayaan dan pendapat-pendapat mereka mirip dengan golongan yang dikenali sebagai al-Hasyawiyyah pada periode-abad yang awal. Istilah al-Hasyawiyyah yaitu berasal daripada kata dasar al-Hasyw yaitu penyisipan, pemasangan dan kemasukan.

Ahmad bin Yahya al-Yamani (m.840H/1437M) mencatatkan bahwa: Nama al-Hasyawiyyah digunakan kepada orang-orang yang meriwayatkan hadits-hadits sisipan yang sengaja dimasukkan oleh golongan al-Zanadiqah sebagaimana sabda Nabi saw dan mereka mendapatnya tanpa melaksanakan interpretasi semula, dan mereka juga menggelarkan diri mereka Ashab al-Hadith dan Ahlal-Sunnah wa al-Jama‘ah. Mereka bersepakat mempercayai konsep pemaksaan (Allah berhubungan dengan perbuatan manusia) dan tasybih (bahwa Allah seperti makhluk-Nya) dan mempercayai bahwa Allah memiliki jasad dan bentuk serta mengatakan bahwa Allah mempunyai anggota tubuh dan lain sebagainya.(baca riwayat-riwayat tajsim, tasybih pada kajian selanjutnya).

Al-Syahrastani (467-548H/1074-1153M) menuliskan bahwa: Terdapat sebuah kumpulan Ashab al-Hadits, yaitu al-Hasyawiyyah dengan jelas menunjukkan kepercayaan mereka ihwal tasybih (yaitu Allah serupa makhluk-Nya, baca uraian selanjutnya mengenai tajsim/tasybih) ...sehingga mereka sanggup mengatakan, bahwa pada suatu ketika, kedua-dua mata Allah kesedihan, lalu para malaikat tiba menemui-Nya dan Dia (Allah) menangisi (kesedihan) berakibat banjir Nabi Nuh a.s sehingga mata-Nya menjadi merah, dan ‘Arasy meratap hiba seakan-akan bunyi pelana gres dan bahwa Dia melampaui ‘Arasy dalam keadaan melebihi empat jari di segenap sudut. [Al-Syahrastani, al-Milal wa al-Nihal, h.141.]

Begitu juga paham sekte Wahabi ini seakan-akan meniru atau mengikuti kaum Khawarij, yang juga mudah mengkafirkan, mensyirikkan, mensesatkan sesama muslimin lantaran tidak sependapat dengan pahamnya. Kaum khawarij ini kelompok pertama yang secara terang-terangan menonjolkan doktrinnya dan bersitegang leher mempertahankan prinsip keketatan dan kekerasan terhadap kaum muslimin yang tidak sependapat dan sepaham dengan mereka. Kaum khawarij ini mengkafirkan Amirul Mu’minin sayidina Ali bin Abi Thalib kw dan para sahabat Nabi saw yang mendukungnya. Kelompok ini ditetapkan oleh semua ulama Ahlus-Sunnah sebagai ahlul-bid’ah, dan dhalalah/sesat menurut dzwahirin-nash (makna harfiah nash) serta keumuman maknanya yang berlaku terhadap kaum musyrikin. Kaum khawarij ini menghalalkan pembunuhan, perampasan harta kaum muslimin yang tidak serumpun atau segolongan/semadzhab dengan mereka.

Ibnu Mardawih mengetengahkan sebuah riwayat berasal dari Mas’ab bin Sa’ad yang menuturkan sebagai berikut: “Pernah terjadi bencana, seorang dari kaum Khawarij menatap muka Sa’ad bin Abi Waqqash (ayah Mas’ab) ra. Beberapa dikala kemudian orang Khawarij itu dengan galak berkata: ‘Inilah dia, salah seorang pemimpin kaum kafir’! Dengan perilaku siaga Sa’ad menjawab; ‘Engkau bohong! Justru aku telah memerangi pemimpin-pemimpin kaum kafir‘. Orang khawarij yang lain berkata: ‘Engkau inilah termasuk orang-orang yang paling merugi amal perbuatannya‘! Sa’ad menjawab : ‘Engkau bohong juga! Mereka itu adalah orang-orang yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Allah, ilahi mereka, mengingkari perjumpaan dengan-Nya’! (yakni tidak percaya bahwa pada hari kiamat kelak akan dihadapkan kepada Allah swt.). Riwayat ini dikemukakan juga oleh Al-Hafidz didalam Al-Fath.

Imam Thabrani mengetengahkan sebuah riwayat didalam Al-Kabir dan Al-Ausath, bahwa “ ‘Umarah bin Qardh dalam tugas operasi pengamanan ketempat suara adzan itu dengan maksud hendak menunaikan sholat berjama’ah. Tetapi alangkah terkejutnya, ketika tiba disana ternyata ia berada ditengah kaum Khawarij sekte Azariqah. Mereka menegurnya: ‘Hai musuh Allah, apa maksudmu datang kemari’?! Umarah menjawab dengan tegas: ‘Kalian bukan kawan-kawanku’ ! Mereka menyahut: ‘Ya, engkau memang kawan setan, dan engkau harus kami bunuh’ ! Umarah berkata; ‘ Apakah engkau tidak senang melihatku seperti ketika Rasulallah saw. dahulu melihatku’? Mereka bertanya: ‘Apa yang menyenangkan dia darimu’? ‘Umarah menjawab: ‘ saya tiba kepada dia saw. sebagai orang kafir, kemudian aku mengikrarkan kesaksianku, bekerjsama tiada dewa selain Allah dan bahwa beliau saw. adalah benar-benar utusan Allah. dia saw. kemudian membiarkan aku pergi’. Akan tetapi sekte Azariqah tidak puas dengan jawaban ‘Umarah seakan-akan itu. Ia lalu diseret dan dibunuh”.

Peristiwa ini dimuat juga sebagai warta yang benar dari sumber-sumber yang kredibilitas. sikap dan tindakan kaum khawarij tersebut terang mencerminkan penyelewengan kepercayaan mereka, dan itu merupakan dhalalah/kesesatan. Perbuatan mereka ini telah dan selalu dilakukan oleh pengikut mereka di setiap zaman. Mereka ini sebenarnya adalah orang-orang yang dipengaruhi oleh bujukan hawa nafsunya sendiri dan berpegang kepada ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits secara harfiah atau tekstual/dhohir teks. Mereka beranggapan hanya mereka/golongannya sajalah yang paling benar, suci dan murni, sedangkan orang lain yang tidak sepaham dengan mereka adalah sesat, berbuat bid’ah, kafir dan musyrik! Mereka ini tidak sudi mendengarkan siapapun juga selain orang dari kelompok mereka sendiri. Mereka memandang ummat Islam lainnya dengan kacamata hitam, sebagai kaum bid’ah atau kaum musyrikin yang sudah keluar meninggalkan agama Islam! Padahal Islam menuntut dan mengajarkan biar setiap muslim bersangka baik/husnud-dhon terhadap ummat seagama, terutama terhadap para ulama. Membangkit-bangkitkan perbedaan pendapat mengenai soal-soal bukan pokok agama –yakni yang masih belum tercapai komitmen diantara para ulama– menyebabkan prasangka jelek terhadap mereka atau dengan Tutorial lain yang bersifat celaan, cercaan, tuduhan dan lain sebagainya.

Semula AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) kawasan Nabi Muhammad saw dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah termasuk maqom Ibrahim akan digeser  tapi karena bahaya Internasional maka orang-orang yang dangkal pikirannya itu menjadi takut dan mengurungkan niatnya. Pengembangan kota suci Makkah dan Madinah akhir-akhir ini tidak mempedulikan situs-situs sejarah Islam. Makin habis saja bangkitan yang menjadi saksi sejarah Rasulullah saw, ahlul bait dan temannya. Bangunan itu dibongkar lantaran khawatir dijadikan tempat keramat. Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih dulu digusur. Padahal, disitulah Rasulullah berulang-ulang mendapat wahyu. Di tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan serta sayidah Khadijah wafat. Islam dengan tafsiran kaku yang dipraktikkan wahabisme/salafisme paling punya andil dalam pemusnahan ini. Kaum Wahabi memandang dan mempunyai pikiran dangkal bahwa situs-situs sejarah itu bisa mengarah kepada pemujaan berhala baru.

Sami Angawi, pakar arsitektur Islam di wilayah tersebut mengatakan bahwa beberapa bangkitan dari era Islam kuno terancam musnah. Pada lokasi bangunan berumur 1400 tahun itu akan dibangun jalan menuju menara tinggi yang menjadi tujuan ziarah jamaah haji dan umrah. ketika ini kita tengah menyaksikan dikala-saat terakhir sejarah Makkah. penggalan bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun daerah parkir, katanya kepada Reuters. Angawi menyebut setidaknya 300 bangkitan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir.Bahkan sebagian besar bangkitan bersejarah Islam telah punah semenjak Arab Saudi berdiri pada tahun 1932. Hal tersebut berhubungan dengan maklumat yang dikeluarkan Dewan Keagamaan Senior Kerajaan pada tahun 1994. Dalam maklumat tersebut tertulis, Pelestarian bangunan bangkitan bersejarah berpotensi menggiring umat Muslim pada penyembahan berhala.Nasib situs bersejarah Islam di Arab Saudi memang sangat menyedihkan. Mereka banyak menghancurkan peninggalan-peninggalan Islam sejak masa Rasulallah saw. Semua jejak jerih payah Rasulullah itu habis oleh modernisasi ala Wahabi.

Namun ajaibnya mereka malah mendatangkan para arkeolog (ahli purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya ratusan juta dollar untuk menggali peninggalan-peninggalan sebelum Islam baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek wisata!. Kemudian dengan bangga mereka menunjukkan bahwa zaman pra Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, tidak diragukan lagi ini merupakan pelenyapan bukti sejarah yang akan menimbulkan suatu keraguan di kemudian hari.

Selama ini kelompok Wahabi ,penerus kepercayaan Muhamad Abdul Wahhab, berdalih bahwa penghancuran tempat-tempat bersejarah itu ditempuh demi menjaga kemurnian Islam. Mereka sekadar mengantisipasi semoga daerah-tempat itu tidak dijadikan sebagai ajang pengkultusan dan perbuatan-perbuatan yang mengarah kepada kemusyrikan.
Akan tetapi dalih mereka bertolak belakang dengan kepercayaannya, sebab nyatanya mereka berupaya mengabadikan sosok Syekh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin, salah seorang tokoh pentolan mereka. Mereka mendirikan sebuah bangunan yang besar dan mentereng untuk menyimpan peninggalan-peninggalan Syekh al-Utsaimin, untuk Al-Utsaimin. berdirian berdesain menyerupai buku itu dibubuhi tulisan “Yayasan Syeikh Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin.” Di dalam gedung mewah ini terdapat benda-benda peninggalan Syekh al-Utsaimin, seperti beling mata, arloji dan pena. Benda-benda itu diletakkan pada etalase kaca dan masing-masing diberi keterangan semisal, “Pena terakhir yang dipakai Syekh al-Utsaimin".

Sungguh aneh sekali paham golongan wahabi/salafi ini, disatu sisi mereka merobohkan peninggalan rumah Baginda Nabi saw dan menjadikan daerah yang berkah itu sebagai WC umum, bahkan mengharamkan pelestarian segala bentuk peninggalan Baginda Nabi saw (Alhamdulillah,  sebagian benda peninggalan ia saw telah dipindahkan ke Turki.[museum Topkapi, Istanbul] ).Dilain sisi mereka membangun dengan megah untuk memperingati ulama mereka Syeikh Al-Utsaimin. Kita akan bertanya-tanya ‘Siapakah sebetulnya yang lebih mulia bagi golongan Wahabi/Salafi? Baginda Rasulullah saw ataukah Syekh Muhamad Abdul Wahhab , Syeikh al-Utsaimin?

Apa yang berlaku saat ini di Bumi Haramain ialah sesuatu yang bertolak belakang dengan kaidah cinta. Di sana orang-orang Wahabi mengaku menyayangi Baginda Nabi saw, akan tetapi mereka sama sekali tidak menghormati beliau saw. Mereka bahkan melecehkan dia dan melaksanakan perbuatan yang sangat kurang sopan kepada sosok yang agung yaitu Rasulallah saw. Bayangkan saja, rumah yang ditempati dia saw selama 28 tahun, disana turunnya wahyu ilahi yang semestinya dimuliakan, mereka ratakan dengan tanah kemudian mereka berdiri di atasnya toilet umum. Sungguh keterlaluan !!!

Fakta ini belakangan terkuak lewat video wawancara yang tersebar di Youtube. Adalah Dr. Sami bin Muhsin Angawi, seorang jago purbakala, yang mengungkapkan fakta itu. Dalam video berdurasi 8:23 menit itu, ia mengungkapkan bahwa ia telah melaksanakan penelitian selama bertahun-tahun untuk mencari situs rumah Baginda Nabi saw. setelah berhasil, ia menyerahkan hasil penelitiannya kepada pihak yang berwenang. Respon pihak berwenang Arab Saudi ternyata jauh dari asumsi pakar yang mengantongi gelar Doktor arsitektur di London itu. Bukannya dijaga untuk dijadikan aset purbakala, situs temuannya malah mereka hancurkan. Ketika ditanya oleh pewawancara mengenai bangkitan apa yang didirikan di atas lahan bersejarah itu, Sami Angawi melamun dan tak sanggup berkata-kata.

Si pewawancara terus mendesaknya hingga akhirnya ia mengakui bahwa bangunan yang didirikan kelompok Wahabi di atas bekas rumah Baginda Nabi saw adalah WC umum. Sami Angawi mencicipi penyesalan yang sangat mendalam lantaran penelitiannya selama bertahun-tahun berakhir sia-sia. Ia (Angawi) kemudian mengungkapkan harapannya, “Kita berharap toilet itu segera dirobohkan dan dibangun kembali gedung yang layak. Seandainya ada tempat yang lebih utama berkahnya, tentu Allah swt tidak akan menjadikan rumah itu sebagai tempat tinggal Rasulallah saw dan daerah turunnya wahyu selama 13 tahun".

Ulah jahil Wahabi itu tentu saja mengusik perasaan seluruh kaum muslimin. Situs rumah Baginda Nabi saw ialah cagar budaya milik umat Islam di seluruh penjuru dunia. Mereka sama sekali tidak berhak untuk mengusik kawasan terhormat itu. Ulah mereka ini kian mengukuhkan diri mereka sebagai kelompok primitif yang tidak pintar menghargai nilai-nilai kebudayaan. Sebelum itu mereka telah merobohkan masjid-masjid bersejarah, di antaranya Masjid Hudaybiyah, kawasan Syajarah ar-Ridhwan, Masjid Salman Alfarisi dan masjid di samping makam pamanda Nabi, sayidina Hamzah bin Abdal Muttalib. Pada tanggal 13 Agustus 2002 kemudian, mereka meluluhkan masjid cucu Nabi saw , Imam Ali Uraidhi,  dengan memakai dinamit dan membongkar makam dia ra.

Bukti-bukti foto penghancuran rumah Nabi saw, pemakaman Al-Baqi di Madinah, al-Ma'la di Mekkah dan lain sebagainya, bisa dicari via google dengan judul yang berkaitan dengan nama misalnya al-baqi, al-ma'la yang dihancurkan.   

0 Response to "Siapakah golongan Salafi/Wahabi dan bagaimana Fahamnya?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel