-->

Pangeran Wirokusumo (Sultan Terakhir Jambi)






Tanggal lahir Sultan Terakhir Jambi yang dikenal Pangeran Wirokusumo tidak diketahui niscaya, namun dari dokumen Belanda (satu-satunya dokumen yang tersisa) diasumsikan bahwa ia telah berumur 40 tahun pada tahun 1879. Dokumen Belanda juga telah mencatat ajal dia pada tahun 1905, meskipun tanda di depan makam beliau memperlihatkan tahun 1902.


Pangeran Wirokusumo merupakan salah satu dari bangsa “Al Jufri” Nama Lahir beliau adalah Sayyid ‘Idrus Bin Hasan Al Jufri. Keturunan Al Jufri tinggal di Jambi dan memainkan kiprahan politik, baik untuk dan melawan kekuasaan kesultanan semenjak tahun 1812.

Peran Al Jufri sebagai mediator
Dengan posisi Al Jufri yang belum disadari sebagai salah satu rakyat lokal, namun dikagumi dan dihormati, mereka sering menjadi penengah (mediator) antara penguasa lokal dan kolonial belanda yang berkuasa pada periode ke-19. Anggota Al Jufri yang membawa kiprah sebagai mediator dan juru bicara untuk seluruh keturunan Al Jufri di Jambi yaitu Sayyid ‘Idrus. dia mengisi posisi yang cukup unik ini dari tahun 1860 an hingga ia meninggal pada tahun 1902/1905.

Disamping mengizinkan Sayyid ‘Idrus menikah dengan putrinya, Sultan Nazaruddin memberikan Sayyid ‘Idrus gelar Pangeran Wirokusumo. Gelar ini juga digunakan pada tahun 1853 sebagai anggota “Kraton” (keluarga dari penguasa elit di istana Jambi) dan juga menerangkan sebagai “Pepati Dalam”, pejabat tinggi pemerintah yang memiliki tugas menggantikan Sultan dikala tidak ada dan juga sekaligus sebagai pengawas istana.

Dokumen Belanda mencatat Pangeran Wirokusumo mempunyai kejeniusan berlindung dari partai-partai yang kuat. ketika Sultan Nazaruddin memegang kekuasaan formal, beliau berhasil menciptakan dirinya menjadi wakil Sultan di ibukota. Hal ini dikarenakan Sultan hampir selalu menentukan untuk tinggal jauh dari ibukota (kota Jambi) untuk menjauhkan diri dari Belanda.

Menikah dengan salah satu putri Sultan Nazaruddin membawa Pangeran Wirokusumo kepada kekuasaan yang luar biasa. dikala Sultan Thoha memperluas pengaruhnya pada 2 dekade terakhir di kala 19. Pangeran Wirokusumo mengambil hati Sultan Thoha. Dia bahkan berhasil menjadi keluarga Sultan Thaha dengan Cara menikahi putrinya dengan Sultan Thoha.
 
Pada tahun 1875 Sultan Nazaruddin dan Pangeran Ratu (putra mahkota/perdana menteri) meninggalkan kekuasaannya kepada pejabat tinggi pemerintahan (Pangeran Wirokusumo) untuk mengatur dan mengurus semua urusan kerajaan.
1. ia mengatur pendapatan monopoli garam
2. ia mengatur pendapatan monopoli candu
3. dia memiliki dataran rendah yang luas (di sebelah timur provinsi jambi)
4. dia mendirikan Masjid Jami Al Ikhsaniyah

Rumah Sayyid ‘Idrus, yang dikenal sebagai Pangeran Wirokusumo berlokasi di sisi utara Sungai Batanghari di Kota Jambi. Rumah tersebut telah didaftar oleh Kantor Pariwisata Jambi sebagai daerah wisata, namun situs wisata tersebut hanya sebagai referensi bagi observasi sejarah, tidak dirancang khusus untuk rekreasi. Tanda di depan rumah merupakan nama situs ini, Yaitu Rumah batu Olak Kemang.

Pangeran Wirokusumo (Sayyid ‘Idrus) dimakamkan erat dengan tempat beliau tinggal, berada dalam komplek Masjid Jami’ Al Ikhsaniyah.

Tanda yang melekat pada bangunan kecil dimana makam ia berada menunjukkan bahwa beliau meninggal pada tahun 1902. Dokumen sejarah, “Kesultanan Sumatra dan Pendudukan Kolonial: Jambi dan kebangkitan imperialisme Belanda, 1830-1907” menunjukkan bahwa Pangeran Wirokusumo wafat pada tahun 1905. (Habib Ahmad bin Faqih Ba Syaiban )

0 Response to "Pangeran Wirokusumo (Sultan Terakhir Jambi)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel