-->

Syarah Basmalah

بسم الله الرحمن الرحيم
wCEAAkGBxISEhUSEhIWFRUXGBgYFhgYFxUXHRkXFxgXFhcXGhgdHiggGholHRcVITEhJSkrLi Syarah Basmalah
Syarah Basmalah
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya sampai hari kiamat, amma ba'du:
Berikut pembahasan ihwal Syarah Basmalah, semoga Allah menimbulkan penyusunan risalah ini nrimo karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Ta’rif (definisi) basmalah
Basmalah artinya mengucapkan Bismillahirrahmaanirrahim, yang artinya dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Adapun tasmiyah, artinya mengucapkan Bismillah saja (artinya: dengan nama Allah).
Syarah (penjelasan lebih lanjut tentang) Basmalah
Maksud Bismillahirrahmaanirrahim adalah saya memulai melaksanakan sesuatu dengan menyebut nama Allah sambil memohon donasi kepada-Nya supaya diberikan kemudahan, keberkahan, dan sanggup terealisasi perbuatan itu dengan baik.
Beberapa keadaan yang disyariatkan menyebut nama Allah padanya
Setiap pekerjaan yang baik hendaknya dimulai dengan menyebut nama Allah, ibarat berwudhu, mandi, makan, minum, menyembelih hewan, berburu, menaiki kendaraan, meruqyah, membaca Al Qur'an di awal surat, masuk dan keluar masjid, mengunci pintu dan menutup wadah air, masuk dan keluar rumah, menulis surat, pada ketika dzikr pagi dan petang, berjima’ dan sebagainya. Pengucapan basmalah ini, di antara tujuannya yaitu untuk mengambil berkah dan supaya pekerjaan yang dilakukan tepat dan diterima.
Dalil membaca tasmiyah (bismillah) ketika berwudhu' dan mandi adalah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
لَا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْه
"Tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah padanya." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani)
Dalil membaca tasmiyah (bismillah) ketika makan dan minum adalah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,
يَا غُلاَمُ، سَمِّ اللَّهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
"Wahai anak, sebutlah nama Allah. Makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang akrab denganmu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalil membaca tasmiyah (bismillah) ketika menyembelih hewan ada di surat Al An'aam: 121.
Dalil membaca tasmiyah (bismillah) ketika berburu ada di surat Al Maa'idah: 4.
Dalil membaca tasmiyah (bismillah) ketika menaiki kendaraan yaitu sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Jabir,
ارْكَبْ بِاسْمِ اللهِ
"Naikilah dengan nama Allah." (HR. Muslim)
Demikian juga menurut hadits yang menyebutkan doa naik kendaraan.
Dalil membaca tasmiyah (bismillah) ketika meruqyah yaitu hadits Abu Sa'id berikut:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، أَنَّ جِبْرِيلَ، أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ اشْتَكَيْتَ؟ فَقَالَ: «نَعَمْ» قَالَ: «بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ، مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيكَ، مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ، اللهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ اللهِ أَرْقِيكَ»
Dari Abu Sa'id, bahwa Jibril tiba kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, "Wahai Muhammad, apakah engkau sakit?" Beliau menjawab, "Ya." Maka Jibril berdoa, "Dengan nama Allah, saya meruqyahmu dari segala yang mengganggumu, dari kejahatan setiap jiwa atau mata yang dengki. Allah yang menyembuhkanmu. Dengan nama Allah, saya meruqyahmu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalil membaca tasmiyah (bismillah) ketika masuk dan keluar masjid yaitu dalam doa masuk dan keluar masjid berikut:
Doa Masuk Masjid
أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ، وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، [بِسْمِ اللهِ، وَالصَّلاَةُ][وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ] اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dengan wajah-Nya Yang Mulia dan kekuasaan-Nya yang abadi, dari setan yang terkutuk. [1] Dengan nama Allah dan semoga shalawat [2] dan salam tercurahkan kepada Rasulullah [3] Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.” [4]
[1] HR. Abu Dawud, lihat Shahihul Jami’ no. 4591.
[2] HR. Ibnus Sunni no.88, dinyatakan hasan oleh Syaikh Al Albani.
[3] HR. Abu Dawud, lihat Shahihul Jami’ 1/528.
[4] HR. Muslim 1/494. Dalam Sunan Ibnu Majah, dari hadits Fathimah, “Allahummagh fir li dzunubi waftahli abwaba rahmatik,” Syaikh Al Albani menshahihkannya alasannya yaitu beberapa syahid. Lihat Shahih Ibnu Majah 1/128-129.
Doa Keluar Masjid
بِسْمِ اللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ، اَللَّهُمَّ اعْصِمْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
 “Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, sesungguhnya saya minta kepada-Mu dari karunia-Mu. Ya Allah, peliharalah saya dari godaan setan yang terkutuk”. (Lihat takhrij sebelumnya, adapun tambahan: Allaahumma’shimni minasy syai-thaanir rajim, yaitu riwayat Ibnu Majah. Lihat Shahih Ibnu Majah 129.)
Dalil membaca tasmiyah (bismillah) ketika mengunci pintu dan menutup wadah air adalah:
إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ، أَوْ أَمْسَيْتُمْ، فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ، فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ فَحُلُّوهُمْ، فَأَغْلِقُوا الأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا، وَأَوْكُوا قِرَبَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ، وَخَمِّرُوا آنِيَتَكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ، وَلَوْ أَنْ تَعْرُضُوا عَلَيْهَا شَيْئًا، وَأَطْفِئُوا مَصَابِيحَكُمْ
"Apabila kegelapan malam mulai tiba atau kau berada di sore hari, maka tahanlah anak-anakmu, alasannya yaitu setan sedang bertebaran ketika itu. Jika telah berlalu sesaat dari malam, maka lepaslah mereka, dan tutuplah pintu serta sebutlah nama Allah padanya, alasannya yaitu setan tidak akan membuka pintu yang tertutup. Ikat pula geriba (tempat minum) kau serta sebutlah nama Allah padanya. Tutupilah ember kau dan sebutlah nama Allah padanya meskipun kau hanya meletakkan sesuatu di atasnya, dan padamkanlah lampu-lampumu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalil membaca tasmiyah (bismillah) ketika masuk dan keluar rumah yaitu hadits Anas bin Malik berikut, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، قَالَ: يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ، وَكُفِيتَ، وَوُقِيتَ، فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ؟
"Apabila seseorang keluar dari rumahnya, kemudian membaca, "Dengan nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan upaya melainkan dengan donasi Allah." Maka akan dikatakan ketika itu, "Kamu diberi petunjuk, dicukupi, dan dipelihara. Setan juga akan menjauhinya, kemudian setan lain berkata kepada setan itu, "Bagaimana engkau sanggup menguasai seseorang yang telah diberi petunjuk, dicukupi dan dipelihara?" (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).
Dalil membaca basmalah (bismillahirrahmaanirrahim) ketika menulis surat ada di surat An Naml: 30, demikian juga menurut surat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Raja Heraclius dan raja-raja lainnya.
Dalil membaca tasmiyah (bismillah) ketika dzikr pagi dan petang yaitu hadits Utsman berikut, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ، وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ: بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، فَيَضُرَّهُ شَيْءٌ
"Tidak ada seorang hamba yang mengucapkan di pagi dan sore menjelang malam, "Dengan nama Allah yang tidak ada sesuatu pun yang sanggup menunjukkan madharat (bahaya) bersama nama-Nya baik di langit maupun di bumi, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Tiga kali, maka tidak ada sesuatu yang akan membahayakannya." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Dalil membaca tasmiyah (bismillah) ketika jima' yaitu hadits Ibnu Abbas berikut, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ، قَالَ: بِاسْمِ اللهِ، اللهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا، فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِي ذَلِكَ، لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا
"Kalau sekiranya salah seorang di antara mereka ketika mendatangi istrinya mengucapkan, "Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah setan dari kami dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami." Maka kalau ditaqdirkan anak dari keduanya, pasti setan tidak sanggup membahayakannya selama-lamanya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Catatan:
Namun tidak ada contohnya dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam membaca basmalah sebelum shalat, alasannya yaitu shalat diawali takbir dan diakhiri dengan salam.
Keutamaan basmalah
عَمَّنْ كَانَ رَدِيفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُنْتُ رَدِيفَهُ عَلَى حِمَارٍ فَعَثَرَ الْحِمَارُ فَقُلْتُ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَقَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ تَعِسَ الشَّيْطَانُ تَعَاظَمَ الشَّيْطَانُ فِي نَفْسِهِ وَقَالَ صَرَعْتُهُ بِقُوَّتِي فَإِذَا قُلْتَ بِسْمِ اللَّهِ تَصَاغَرَتْ إِلَيْهِ نَفْسُهُ حَتَّى يَكُونَ أَصْغَرَ مِنْ ذُبَابٍ
Dari orang yang membonceng keledai Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam, ia berkata, “Aku pernah membonceng Beliau saar menunggang keledai, kemudian keledai itu tergelincir, maka saya berkata, "Celakalah setan, " Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: "Janganlah kau katakan “Celakalah setan,” alasannya yaitu kalau kau menyampaikan celakalah setan, maka setan akan membesarkan dirinya dan berkata; "Aku akan melawannya dengan kekuatanku, " Tetapi kalau kau membaca “Bismillah,” maka setan akan mengecil sampai lebih kecil dari seekor lalat." (HR. Ahmad, Al Haitsami dalam Al Majma’ berkata, “Diriwayatkan oleh Ahmad dengan beberapa sanad dan para perawinya yaitu para perawi kitab shahih.”)
Mengecilnya setan merupakan imbas dari keberkahan basmalah.
Syarah Lafzhul Jalalah, lafaz Ar Rahman dan Ar Rahim
Allah yaitu nama Dzat Yang Mahasuci, yang satu-satunya berhak disembah dengan bekerjsama disertai rasa cinta, takut dan berharap kepada-Nya, Zat yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tetapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ada yang mengatakan, bahwa Allah yaitu Al Ismul A’zham (Nama Yang Paling Agung), alasannya yaitu disifati dengan semua sifat, ibarat dalam surat Al Hasyr: 22-24, dimana semua nama merupakan sifat bagi-Nya, dan sebagaimana firman-Nya, “Hanya milik Allah Asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaa-ul husna itu.” (Terj. Qs. Al A’raaf: 180)
Ar Rahmaan (Maha Pemurah) yaitu salah satu nama Allah yang menunjukkan pengertian bahwa Allah mempunyai rahmat (kasih-sayang) yang luas mengena kepada semua makhluk-Nya, sedangkan Ar Rahiim artinya Allah Maha Penyayang kepada orang-orang mukmin. Al ‘Azramiy (sebagaimana disebutkan Ibnu Jarir Ath Thabari) berkata, “Ar Rahman yaitu kepada semua makhluk. Ar Rahiim yaitu kepada orang-orang mukmin.” Kepada orang-orang mukmin itu diberikan-Nya rahmat yang mutlak, selain mereka hanya memperperoleh sebagian daripadanya.
Ada pula yang mengatakan, bahwa Ar Rahman adalah Dzat Yang Memiliki rahmat yang luas, sedangkan Ar Rahiim adalah Dzat yang memberikan rahmat kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki.
Ar Rahmaan dan Ar Rahiim merupakan nama Allah yang menetapkan adanya sifat rahmah (sayang) bagi Allah Ta'ala sesuai dengan kebesaran-Nya berbeda dengan orang-orang yang keliru yang menafsirkan rahmat dengan "keinginan menunjukkan nikmat atau menunjukkan kebaikan."
Ar Rahman yaitu nama yang khusus bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala saja sebagaimana firman-Nya di surat Al Israa’: 110. Oleh alasannya yaitu itu, ketika Musailamah Al Kadzdzab menamai dirinya dengan Rahmaanul Yamaamah, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memakaikan pakaian kedustaan dan memasyhurkan beliau dengan kedustaan itu, sehingga ia tidaklah disebut selain Musailamah Al Kadzdzab (pendusta).
Wal hasil, bahwa di antara nama-nama Allah ada yang khusus bagi-Nya dan ada yang sanggup juga selain-Nya dinamai dengannya. Yang khusus bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala contohnya Allah, Ar Rahman, Al Khaaliq, Ar Raaziq, dsb.
Makna basmalah yaitu saya memulai membaca dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang sambil mengharap berkah dengan nama-Nya, serta memohon donasi kepada-Nya.
Faedah:
Jika seorang bertanya, “Apa maksud pembacaan basmalah dari Allah untuk Diri-Nya dalam Al Qur’an?” Ada yang berpendapat, bahwa maksudnya yaitu mengajarkan kepada hamba bagaimana seharusnya mereka memulai membaca.
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.
(Merujuk kepada kitab Tafsir Hidayatul Insan bitafsiril Qur’an karya Marwan Hadidi, M.PdI)

0 Response to "Syarah Basmalah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel