-->

Terjemah Umdatul Ahkam (21)

بسم الله الرحمن الرحيم
wCEAAkGBxMQEhUTEhIVFhUXGRgYGBgYFxgXGBgXHxkaGRgaGRgYHSggGh Terjemah Umdatul Ahkam (21)
Terjemah Umdatul Ahkam (21)
Segala puji bagi Allah Rabbul 'alamin, shalawat dan salam agar terlimpah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya sampai hari Kiamat, amma ba'du:
Berikut lanjutan terjemah Umdatul Ahkam karya Imam Abdul Ghani Al Maqdisi (541 H – 600 H) rahimahullah. Semoga Allah Azza wa Jalla menyebabkan penerjemahan kitab ini lapang dada karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.
Bab Hewan Yang Boleh Dibunuh
227 - عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: ((خَمْسٌ مِنْ الدَّوَابِّ كُلُّهُنَّ فَاسِقٌ , يُقْتَلْنَ فِي الْحَرَمِ: الْغُرَابُ , وَالْحِدَأَةُ , وَالْعَقْرَبُ , وَالْفَأْرَةُ , وَالْكَلْبُ الْعَقُورُ)) .
227. Dari Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Ada lima binatang fasik yang boleh dibunuh di tanah haram, yaitu burung gagak, burung rajawali, kalajengking, tikus, dan anjing galak.”
Bab Masuk Mekkah dan Lainnya
228 - عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ - رضي الله عنه -: ((أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - دَخَلَ مَكَّةَ عَامَ الْفَتْحِ , وَعَلَى رَأْسِهِ الْمِغْفَرُ، فَلَمَّا نَزَعَهُ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ: ابْنُ خَطَلٍ مُتَعَلِّقٌ بِأَسْتَارِ الْكَعْبَةِ فَقَالَ: اُقْتُلُوهُ)) .
228. Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika masuk ke Mekkah pada tahun Fathu Mekkah, mengenakan tutup kepala dari besi. Saat tutup kepala itu dibuka, maka ada seorang yang tiba dan berkata, “Ibnu Khathal bergantungan di tirai Ka’bah,” maka Beliau bersabda, “Bunuhlah dia.”
229 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما: ((أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - دَخَلَ مَكَّةَ مِنْ كَدَاءٍ , مِنْ الثَّنِيَّةِ الْعُلْيَا الَّتِي بِالْبَطْحَاءِ , وَخَرَجَ مِنْ الثَّنِيَّةِ السُّفْلَى)) .
229. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam masuk ke Mekah dari Kada melalui dataran tinggi di Bath-ha, dan keluar dari dataran rendahnya.”
230 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: ((دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - الْبَيْتَ , وَأُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ وَبِلالٌ وَعُثْمَانُ بْنُ طَلْحَةَ , فَأَغْلَقُوا عَلَيْهِمْ الْبَابَ فَلَمَّا فَتَحُوا: كُنْتُ أَوَّلَ مَنْ وَلَجَ. فَلَقِيتُ بِلالاً , فَسَأَلَتْهُ: هَلْ صَلَّى فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -؟ قَالَ: نَعَمْ , بَيْنَ الْعَمُودَيْنِ الْيَمَانِيَيْنِ)) .
230. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam masuk ke Baitullah bersama Usamah bin Zaid, Bilal, dan Utsman bin Thalhah. Lalu pintu pun ditutup. Saat dibuka, maka saya yang pertama masuk, kemudian saya bertemu Bilal dan bertanya, “Apakah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat di dalamnya?” Ia menjawab, “Ya. Beliau shalat di antara dua tiang Yamani.”
231 - عَنْ عُمَرَ - رضي الله عنه - ((أَنَّهُ جَاءَ إلَى الْحَجَرِ الأَسْوَدِ , فَقَبَّلَهُ. وَقَالَ: إنِّي لأَعْلَمُ أَنَّك حَجَرٌ , لا تَضُرُّ وَلا تَنْفَعُ , وَلَوْلا أَنِّي رَأَيْتُ النَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ)) .
231. Dari Umar radhiyallahu anhu, bahwa dikala ia mendatangi Hajar Aswad, maka ia menciumnya kemudian berkata, “Sesungguhnya saya mengetahui bahwa engkau hanyalah batu, tidak menimpakan ancaman dan tidak memperlihatkan manfaat. Kalau bukan alasannya yakni saya melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam menciummu, maka saya tidak akan menciummu.”
232 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: ((لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - وَأَصْحَابُهُ مَكَّةَ. فَقَالَ الْمُشْرِكُونَ: إنَّهُ يَقْدَمُ عَلَيْكُمْ قَوْمٌ وَهَنَتْهُمْ حُمَّى يَثْرِبَ. فَأَمَرَهُمْ النَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - أَنْ يَرْمُلُوا الأَشْوَاطَ الثَّلاثَةَ , وَأَنْ يَمْشُوا مَا بَيْنَ الرُّكْنَيْنِ , وَلَمْ يَمْنَعْهُمْ أَنْ يَرْمُلُوا الأَشْوَاطَ كُلَّهَا: إلاَّ الإِبْقَاءُ عَلَيْهِمْ)) .
232. Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma ia berkata, “Saat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya tiba di Mekah, kaum musyrik berkata, “Sesungguhnya kalian akan kedatangan kaum yang dibentuk lemah oleh demam Yatsrib (Madinah), maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan mereka (para sahabat) untuk melaksanakan raml (jalan cepat dengan langkah pendek) pada tiga putaran pertama, berjalan biasa antara dua rukun, dan tidak ada yang menghalangi Beliau untuk menyuruh mereka melaksanakan raml pada setiap putaran melainkan alasannya yakni kasihan kepada mereka.”
233 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: ((رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - حِينَ يَقْدَمُ مَكَّةَ إذَا اسْتَلَمَ الرُّكْنَ الأَسْوَدَ - أَوَّلَ مَا يَطُوفُ - يَخُبُّ ثَلاثَةَ أَشْوَاطٍ)) .
233. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dikala tiba di Mekah ketika menyentuh rukun hitam (hajar aswad) memulai thawaf dengan melaksanakan raml pada tiga putaran pertama.”
234 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما قَالَ: ((طَافَ النَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ عَلَى بَعِيرٍ , يَسْتَلِمُ الرُّكْنَ بِمِحْجَنٍ)) .
234. Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma ia berkata, “Nabi shallallahu alaihi wa sallam melaksanakan thawaf pada haji wada di atas unta, Beliau menyentuh rukun dengan tongkatnya.”
235 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: ((لَمْ أَرَ النَّبيَّ - صلى الله عليه وسلم - يَسْتَلِمُ مِنْ الْبَيْتِ إلاَّ الرُّكْنَيْنِ الْيَمَانِيَيْنِ)) .
235. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma ia berkata, “Aku tidak melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyentuh bab Baitullah selain dua rukun yamani (rukun Yamani dan hajar aswad).”
Bab Tamattu (Melakukan umrah di bulan haji, sehabis itu melaksanakan haji pada hari Tarwiyah)
236 - عَنْ أَبِي جَمْرَةَ نَصْرِ بْنِ عِمْرَانَ الضُّبَعِيِّ، قَالَ: ((سَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ عَنْ الْمُتْعَةِ؟ فَأَمَرَنِي بِهَا , وَسَأَلَتْهُ عَنْ الْهَدْيِ؟ فَقَالَ: فِيهِ جَزُورٌ , أَوْ بَقَرَةٌ , أَوْ شَاةٌ , أَوْ شِرْكٌ فِي دَمٍ قَالَ: وَكَانَ نَاسٌ كَرِهُوهَا , فَنِمْتُ. فَرَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ: كَأَنَّ إنْسَاناً يُنَادِي: حَجٌّ مَبْرُورٌ , وَمُتْعَةٌ مُتَقَبَّلَةٌ. فَأَتَيْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ فَحَدَّثَتْهُ. فَقَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ سُنَّةُ أَبِي الْقَاسِمِ - صلى الله عليه وسلم -)) .
235. Dari Abu Jamrah Nashr bin Imran Adh Dhabu’iy ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Ibnu Abbas perihal haji tamattu, maka ia menyuruhku melakukannya. Aku juga bertanya kepadanya perihal hadyu, ia menjawab, “Untuk hadyu boleh berupa unta, sapi, atau kambing, atau bersekutu dalam darahnya (kolektif dalam penyembelihannya).” Dia berkata, “Seakan-akan orang-orang tidak menyukainya, kemudian saya tidur dan bermimpi seakan ada orang yang menyeru ‘haji yang mabrur (diterima) dan tamattu yang diterima’, kemudian saya mendatangi Ibnu Abbas dan menceritakan hal itu, maka ia berkata, “Allahu akbar. Itu yakni sunnah Abul Qasim (Rasulullah) shallallahu alaihi wa sallam.”
237 - عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما قَالَ: ((تَمَتَّعَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ بِالْعُمْرَةِ إلَى الْحَجِّ وَأَهْدَى. فَسَاقَ مَعَهُ الْهَدْيَ مِنْ ذِي الْحُلَيْفَةِ. وَبَدَأَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - وَأَهَلَّ بِالْعُمْرَةِ , ثُمَّ أَهَلَّ بِالْحَجِّ , فَتَمَتَّعَ النَّاسُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - فَأَهَلَّ بِالْعُمْرَةِ إلَى الْحَجِّ , فَكَانَ مِنْ النَّاسِ مَنْ أَهْدَى , فَسَاقَ الْهَدْيَ مِنْ الْحُلَيْفَةِ. وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ يُهْدِ فَلَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ لِلنَّاسِ: مَنْ كَانَ مِنْكُمْ أَهْدَى , فَإِنَّهُ لا يَحِلُّ مِنْ شَيْءٍ حَرُمَ مِنْهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَجَّهُ. وَمَنْ لَمْ يَكُنْ أَهْدَى فَلْيَطُفْ بِالْبَيْتِ وَبِالصَّفَا وَالْمَرْوَةِ , وَلْيُقَصِّرْ وَلْيَحْلِلْ , ثُمَّ لِيُهِلَّ بِالْحَجِّ وَلْيُهْدِ , فَمَنْ لَمْ يَجِدْ هَدْياً فَلْيَصُمْ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ وَسَبْعَةً إذَا رَجَعَ إلَى أَهْلِهِ فَطَافَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - حِينَ قَدِمَ مَكَّةَ. وَاسْتَلَمَ الرُّكْنَ أَوَّلَ شَيْءٍ , ثُمَّ خَبَّ ثَلاثَةَ أَطْوَافٍ مِنْ السَّبْعِ , وَمَشَى أَرْبَعَةً , وَرَكَعَ حِينَ قَضَى طَوَافَهُ بِالْبَيْتِ عِنْدَ الْمَقَامِ رَكْعَتَيْنِ , ثُمَّ انْصَرَفَ فَأَتَى الصَّفَا , وَطَافَ بِالصَّفَا وَالْمَرْوَةِ سَبْعَةَ أَطْوَافٍ , ثُمَّ لَمْ يَحْلِلْ مِنْ شَيْءٍ حَرُمَ مِنْهُ حَتَّى قَضَى حَجَّهُ , وَنَحَرَ هَدْيَهُ يَوْمَ النَّحْرِ. وَأَفَاضَ فَطَافَ بِالْبَيْتِ , ثُمَّ حَلَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ حَرُمَ مِنْهُ , وَفَعَلَ مِثْلَ مَا فَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم -: مَنْ أَهْدَى وَسَاقَ الْهَدْيَ مِنَ النَّاسِ)) .
237. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma ia berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah melaksanakan haji tamattu pada dikala haji wada dengan melaksanakan umrah, kemudian haji, dan membawa binatang hadyu. Beliau membawanya dari Dzulhulaifah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memulai berihram dengan niat umrah, kemudian berihram untuk haji. Selanjutnya orang-orang melaksanakan haji tamattu bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan melaksanakan umrah kemudian haji. Di antara mereka ada yang membawa hadyu, dan di antara mereka ada yang tidak membawa hadyu. Saat Nabi shallallahu alaihi wa sallam tiba di Mekah, maka Beliau bersabda kepada mereka, “Barang siapa di antara kalian yang membawa hadyu, maka tidak halal sesuatu apa pun yang diharamkan baginya sampai ia menuntaskan seluruh manasuk hajinya. Dan barang siapa yang tidak membawa binatang hadyu, maka berthawaflah di Baitullah, sa’i antara Shafa dan Marwah, kemudian memotong rambutnya dan bertahallul. Selanjutnya ia berihram untuk haji. Barang siapa yang tidak mendapat binatang hadyu, maka berpuasalah tiga hari di dikala haji dan tujuh hari sehabis pulang ke keluarganya. Sesuatu yang dilakukannya ketika tiba di Mekah yakni berthawaf dan menyentuh rukun (hajar aswad), kemudian jalan cepat pada tiga putaran pertama dan berjalan biasa pada empat putaran setelahnya, kemudian ia shalat sehabis tamat thawaf di erat Maqam Ibrahim dua rakaat, kemudian salam dan pergi menuju Shafa dan Marwan untuk melaksanakan sa’i sebanyak tujuh kali, dan tidak halal sesuatu yang haram sampai ia menuntaskan hajinya dan menyembelih binatang hadyunya pada hari nahar (Idul Adhha). Setelah itu bertolak menuju Mekah dan berthawaf di Baitullah, maka menjadi halallah sesuatu yang sebelumnya haram. Lalu mereka yang membawa hadyu melaksanakan menyerupai yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.”
Bersambung…
Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyinaa Muhammad wa alaa aalihi wa shahbihi wa sallam
Penerjemah:
Marwan bin Musa

Related Posts

0 Response to "Terjemah Umdatul Ahkam (21)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel