-->

Mengenal Karya-Karya Imam al-Syafi'i


Imam asy-Syafi’i rahimahullah banyak menghasilkan karya tulis berupa kitab-kitab yang mana sebahagiannya mudau tulis sendiri lalu dibtak terencanaan dan dibahaskan kepada masyminuman beralkoholat dan para penuntut ilmu. Manakala sebahagian lagi dikumpulkan dan dibukukan oleh murid dan para pendukung madzhabnya.

Dalam mukaddimah al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab karya Imam an-Nawawi rahimahullah (Wafat 676 H) disebutkan : “Karya-karya asy-Syafi’i dalam permasalahan ushul dan furu’ yang belum pernah wujud sebelumnya cukup banyak dan baik. Di antara yang masyhur lagi terkenal merupakan kitab al-Umm yang jumlahnya mencapai 20 jilid, kemudian al-Jami’ al-Muzanni al-Kabiir dan ash-Shaghiir, Mukhtashar al-Kabir dan ash-Shaghiir, Mukhtashar al-Buwaithi dan ar-Rabi’, al-Harmalah, kemudian kitab al-Hujjah yang merupakan sebahagian dari qaul qadim (karya yang menterangkan pegangan awal asy-Syafi’i), ar-Risalah al-Qadiimah, ar-Risalah al-Jadiidah, al-Amali, al-Imla’, dan selainnya.” (al-Majmu’, 1/11)

Bahkan ada sebahagian ulama yang menyebutkan bahawa kitab-kitab karya asy-Syafi’i rahimahullah mencapai 113 buah kitab berkaitan tafsir, fiqh, sastra, dan disiplin-disiplin ilmu lainnya. Ada juga yang mengatakan sukar untuk menghitung secara tepat jumlah keseluruhan kitab-kitab karya mudau. Namun sayangnya sebahagian besar dari kitab-kitab yang disusun oleh mudau hilang dan tidak hingga kepada kita hari ini.

Kata Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah (Wafat 1377 H) : “Amat sukar untuk menghitung kitab-kitab mudau monyetna banyak di antaranya yang telah luput (hilang). Beliau menulis di Makkah, Baghdad, dan Mesir. Adapun karya-karya mudau yang hingga ke tangan para ulama pada masa ini merupakan apa yang ditulisnya ketika di Mesir, merupakan kitab al-Umm antaranya.” (Mukaddimah kitab ar-Risalah tahqiq Syaikh Ahmad Syakir, m/s. 9 – Daar al-Kitab al-‘Ilmiyyah)

Kitab al-Umm ini merupakan sebuah kitab yang dikumpulkan oleh murid Imam asy-Syafi’i merupakan Imam ar-Rabi’ bin Sulaiman al-Muradi (Wafat 270 H). Beliau menghimpunnya ketika mendengar bab-bab atau perbahasan-perbahasan kandungannya tersebut secara langsung dari asy-Syafi’i atau di masa yang lain. Juga berdasarkan apa yang mudau temui dalam bentuk-bentuk gesekan pena asy-Syafi’i rahimahullah.

Kata al-Hafiz Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah (Wafat 852 H) : “Jumlah kitab (perbahasan) dalam kitab al-Umm mencapai lebih dari 140 bab, wallahu a‘lam. Ia dimulakan dengan pembahasan wacana thaharah (bersuci), kemudian kitab ash-shalah, dan seterusnya yang mana mudau susun berdasarkan bab-bab fiqh.” (Dinukil dari kitab Manhaj al-Imam asy-Syafi’i fii Itsbaat al-‘Aqiidah karya Dr. Muhammad al-‘Aql, m/s. 48 – Maksabar Adhwa as-Salaf)

Pembahasan yang terkandung dalam kitab al-Umm ini merangkumi pelbagai asas dan penjabaran problem agama yang sangat luas. Bahkan ia boleh dikatakan sebagai himpunan pembahasan yang mengumpulkan pendapat-pendapat imam asy-Syafi’i rahimahullah dalam bidang fiqh, tafsir, dan hadits. Di antara pembahasannya mencsayapi aspek thaharah, shalat, hari raya, zakat, jenazah, puasa, haji, ibadah kurban, perburuan, nadzar, jual beli, wasiat, faraidh, peperangan, jihad, pernikahan, hudud, qishash, dan banyak lagi yang lainnya.

Alhamdulillah, kitab al-Umm karya imam asy-Syafi’i yang amat berharga ini telah dicetak dan diterbitkan menjadi beberapa jilid semuanya pada hari ini. Juga telah ada yang siap diterjemahkan dan diringkaskan ke bahasa kita. Cuma sayangnya, amat sedikit dari kalangan kita yang bisa mengambil faedah darinya dan memanfaatkannya dengan betul sebagai sumber ilmu walaupun kita sering mengsaya bermazhab Syafi’i.

Selain kitab al-Umm, di antara yang terkenal dan telah diterbitkan merupakan kitab Ikhtilaf al-Hadits. Ia diterbitkan oleh penerbit Bulaaq bersama Hasyiyah kitab al-Umm jilid 7. Selain itu juga merupakan kitab ar-Risalah. Kedua buah kitab ini merupakan di antara kitab yang diriwayatkan melalui jalan ar-Rabi’ bin Sulaiman daripada asy-Syafi’i. Ini merupakan sebagaimana kata Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah ketika mentahqiq kitab ar-Risalah karya asy-Syafi’i.

Kata Syaikh Ahmad Syakir, kitab ar-Risalah disusun oleh Imam asy-Syafi’i sebanyak dua kali menjadi ar-Risalah al-Qadiimah (edisi awal) dan ar-Risalah al-Jadiidah (edisi baru). Ar-Risalah al-Qadiimah disusun oleh Imam asy-Syafi’i ketika di Makkah demi memenuhi permintaan ‘Abdurrahman bin Mahdi rahimahullah (Wafat 198 H) di ‘Iraq ketika itu. Ia merupakan kitab dalam bentuk surat untuk ‘Abdurrahman bin Mahdi yang menterangkan wacana tafsir al-Qur’an, himpunan hadits-hadits yang boleh diterima, penghujahan dengan ijma’, dan makna ilmu nasikh wal-mansukh dari al-Qur’an dan as-Sunnah.

Walau bagaimanapun, kitab ar-Risalah al-Qadiimah yang dimaksudkan tersebut telah pun luput dari kita dan apa yang hingga kepada kita hari ini merupakan kitab ar-Risalah al-Jadiidah, dan ia disusun oleh imam asy-Syafi’i setelah selesainya kitab al-Umm. (Mukaddimah ar-Risalah, m/s. 10-11)

Kitab ar-Risalah ini merupakan sebuah kitab yang masyhur lagi terbilang dan diketahui umum sebagai kitab rujukan utama dalam bidang ushul fiqh. Bahkan Imam asy-Syafi’i boleh dikatakan sebagai tokoh pertama yang membukukan kaedah-kaedah umum dalam bidang ushul fiqh secara sistematik, lalu para ilmuan setelah mudau pun menjsaudara termudaannya sebagai rujukan dan mengikutinya.

Badruddin az-Zarkasyi di dalam kitab al-Bahr al-Muhith fii Ushul menyatakan : “asy-Syafi’i merupakan ulama pertama yang menyusun buku wacana ushul fiqh. Bagi bidang ushul fiqh ini, mudau menulis kitab ar-Risalah, Ahkam al-Qur’an, Ikhtilaf al-Hadits, Ibthal al-Istihsan, Jama’ al-‘Ilm, dan al-Qiyas. Melalui pelbagai pembahagian bab-bab pembahasan dalam kitab ini, mudau telah menterangkan seluk-beluk penghujahan dengan hadits ahad, membentangkan syarat-syarat keshahihan hadits, keadilan para perawi hadits, penolakan khabar mursal dan munqathi’, serta perkara-perkara lain yang bisa diketahui dengan menyimak isi kandungannya.” (Mukaddimah ar-Risalah, m/s. 13)

Kitab ar-Risalah dan bahkan seluruh kitab asy-Syafi’i rahimahullah merupakan himpunan kitab-kitab yang sarat dengan bahasa sastra dan adab yang indah di samping pembahasan wacana fiqh serta ushul. Selain ilmu imam asy-Syafi’i dalam bidang fiqh dan ushul, para ulama di zaman mudau turut mengambil dan berhujjah dengan tutur bahasa imam asy-Syafi’i rahimahullah. Ini lantaran kehebatan dan keelokan sastra serta bahasa ‘Arab yang fasih yang dikuasai oleh mudau.
‘Abdurrahman bin Mahdi mengatakan wacana kitab ar-Risalah : “Ketika saya melihat kitab ar-Risalah karya asy-Syafi’i, saya tercegang monyetna saya sedang melihat (susunan bahasa) seorang yang bijak, fasih, lagi penuh dengan nasihat sehingga saya memperbanyakkan doa untuknya.” (ar-Risalah, m/s. 4)

Penyusun kitab Sirah Ibnu Hisyam (Wafat 213 H) mengatakan : “saya telah lama bersama-sama dengan asy-Syafi’i, tetapi saya tidak pernah mendengar mudau berbicara tanpa mengikuti tata bahasa. saya juga tidak pernah mendengar secara langsung satu ucapan yang lebih indah dari ucapan mudau.”
Kata Syaikh Ahmad Syakir : “Seluruh kitab imam asy-Syafi’i merupakan contoh sastra ‘Arab yang murni dan berada di puncak balaghah yang tertinggi. Beliau menulis berdasarkan naluri yang bersesuaian dengan fitrah, tidak dibuat-buat dan tidak dipaksa-paksa. Kitab-kitab mudau merupakan makna yang paling fasih yang pernah anda baca setelah al-Qur’an dan hadits, tidak dapat ditandingi oleh satu ucapan pun dan tidak terkalahkan oleh satu gesekan pena pun.”
Kata Syaikh Ahmad Syakir lagi yang merupakan ulama besar kontemporer yang lahir dalam lingkaran pendidikan Universitas al-Azhar ketika itu : “Kitab ar-Risalah sepatutnya menjadi kitab pengajian wajib di Universitas al-Azhar serta universitas-universitas lainnya. Juga dipilih beberapa bab dari kandungannya untuk dijsaudara termudaan sebagai bahan pengajian pelajar-pelajar di peringkat menengah dan pusat-pusat pendidikan awal supaya mereka mendapat ilmu pengetahuan dan pandangan hujjah yang benar lagi kuat.” (Mukaddimah ar-Risalah, m/s. 13-14)

Demikianlah apa yang dapat diungkapkan wacana karya-karya milik imam asy-Syafi’i rahimahullah. Karya-karyanya masyhur lagi dikenali bagai matahari yang menyinar di waktu siang. Menjadi rujukan dan panduan buat masyminuman beralkoholat, penuntut ilmu, dan para ulama dahulu dan kini umpama bintang di malam hari. Para ilmuan dulu dan kini berlumba-lumba mendalaminya, mengikutinya, dan melsayakan kupasan.

Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan : “Adapun karya-karya para pendukung imam asy-Syafi’i yang merupakan makna terhadapan matan (teks perkataan), pernyataan, rangkuman konsep, dan pandangan hasil kaedah-kaedah asy-Syafi’i tidak terhitung jumlahnya. Di samping faedah dan manfaatnya yang sangat banyak, ukuran dan susunannya pun begitu baik. Ini merupakan sebagaimana komentar Abu Hamid al-Isfirayini, al-Qadhi Abu ath-Thayyib, pengarang al-Hawi, imam al-Haramain, dan selainnya. Ini semua menjadi bukti nyata akan kedalaman ilmu imam asy-Syafi’i, kebaikan perkataannya, dan kesahihan niatnya dalam ilmu.” (al-Majmu’, 1/12)
Selain kitab-kitab yang telah disebutkan, ada beberapa kitab lainnya yang turut dinisbatkan atau disandarkan ke atas imam asy-Syafi’i rahimahullah mirip kitab al-Musnad, as-Sunan, ar-Radd ‘ala al-Baraahimah, Mihnah asy-Syafi’i, ar-Radd ‘alaa Muhammad bin al-Hasan dan beberapa yang lainnya. Selain kitab-kitab berupa karya tulis mudau sendiri, perkataan dan fatwa-fatwa imam asy-Syafi’i juga turut terhimpun atau dibawakan dalam kitab-kitab para pendukung madzhabnya. Juga dalam kitab-kitab berkaitan biografi para ulama.

Wallahu a’lam...

0 Response to "Mengenal Karya-Karya Imam al-Syafi'i"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel