Syarat Wudhu (Fiqih)

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar wudu atau mandi besar kita mampu sah pelaksanaanya secara fiqih yakni :

1. Islam
2. Tamyiz atau kalau orang Sunda bilang “ideng”,  baligh,  maka tidak sah wudunya anak kecil atau orang gila.
3. Suci dari haid dan nifas.
4. Tidak ada zat yang menghalangi datangnya air ke permukaan kulit anggota wudu semisal cat,  lilin,  kotoran kuku dan lainnya
5. Tidak ada zat pada anggota wudu yang bisa merubah bau,  rasa atau warna air semisal minyak busuk,  cologne,  make up yang kita pakai pada kulit kita.  Jadi saat hendak berwudu,  bersihkan dulu zat-zat tersebut sampai bersih biar wudu kita sah.
6. Mengetahui dan bisa membedakan wudu atau mandi besar yang hukumnya wajib dan sunat.  Contoh wudu yang wajib dilaksanakan adalah dikala akan sholat,  wudu yang sunat adalah ketika akan membaca kitab hadits,  tafsir atau lainnya.
7. Tidak boleh mengitikadkan sunat terhadap fardu wudu.  Adapun bahasannya telah diposting pada artikel berjudul Fardu Wudu
8. Menggunakan air yang suci dan mensucikan.  Tidak sah berwudu jikalau menggunakan air musta’mal (air bekas bersuci/berwudu orang lain) atau air mutanajis (air yang terkena najis)

Di samping syarat di atas,  ada syarat pemanis bagi mereka yang memiliki penyakit dawam hadats,  yakni penyakit semacam buang air terus (beser),  buang angin terus dan lain-lain yang sifatnya selalu mengganggu ketentraman hasil kita berwudu,  sehingga terkadang dikala sholat juga tanpa dikomando dan tak mampu ditahan,  kita mampu batal wudunya.  Nah bagi yang punya penyakit semacam ini,  tidak usah merasa berkecil hati,  walaupun kondisinya seperti itu,  tetap sholatnya sah,  namun ditambah 2 syarat lagi di samping 8 syarat di atas,  yakni :

1. wudunya dilaksanakan sesudah waktu sholat datang
2. harus dilakukan secara terus menerus dihentikan terpisah antara rukun yang satu dengan yang lainnya

Share this post