-->

Bacaan Al-Qur’An Untuk Orang Yang Telah Meninggal Dunia.

By:
H. Abdul Somad, Lc., MA.
somadku@yahoo.com



(Dikutip Dari Kitab: al-Fiqh al-Islâmy wa Adillatuhu [The Islamic Jurisprudence and It’s Evidences]. Penulis: Syekh Wahbah az-Zuhaili. Juz. 1, Hal. 1579 - 1581. Dar al-Fikr, Damascus. Cetakan ke: IV, tahun 1418H/1997M.
Diterjemahkan Oleh: H. Abdul Somad, Lc., MA.)

خامساً ـ القراءة على الميت وإهداء الثواب له:
ههنا مسائل للفقهاء :
أ ـ أجمع العلماء على انتفاع الميت بالدعاء والاستغفار بنحو «اللهم اغفر له، اللهم ارحمه» ، والصدقة، وأداء الواجبات البدنية ـ المالية التي تدخلها النيابة كالحج، لقوله تعالى: {والذين جاءوا من بعدهم يقولون: ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان} [الحشر:10/59] وقوله سبحانه: {واستغفر لذنبك وللمؤمنين والمؤمنات} [محمد:19/47]، ودعا النبي صلّى الله عليه وسلم لأبي سلمة حين مات، وللميت الذي صلى عليه في حديث عوف بن مالك، ولكل ميت صلى عليه. وسأل رجل النبي صلّى الله عليه وسلم فقال: «يا رسول الله ، إن أمي ماتت، فينفعها إن تصدقت عنها؟ قال: نعم» ، وجاءت امرأة إلى النبي صلّى الله عليه وسلم فقالت: «يا رسول الله ، إن فريضة الله في الحج أدركت أبي شيخاً كبيراً، لا يستطيع أن يثبت على الراحلة، أفأحج عنه؟ قال: أرأيت لو كان على أبيك دين أكنت قاضيته؟ قالت: نعم، قال: فدين الله أحق أن يقضى» وقال للذي سأله: «إن أمي ماتت وعليها صوم شهر، أفأصوم عنها؟ قال: نعم» .
قال ابن قدامة: وهذه أحاديث صحاح، وفيها دلالة على انتفاع الميت بسائر القرب؛ لأن الصوم والدعاء والاستغفار عبادات بدنية، وقد أوصل الله نفعها إلى الميت، فكذلك ما سواها.


Kelima: Bacaan al-Qur’an Untuk Orang Yang Telah Meninggal Dunia dan Menghadiahkan Pahala Bacaannya Kepada Orang Yang Telah Meninggal Tersebut.

Dalam problem ini ada beberapa pendapat ulama jago Fiqh :
a. Ulama telah Ijma’ (kesepakatan) bahwa orang yang telah maninggal dunia mendapat manfaat dari doa dan permohonan ampunan (istighfar) dari orang yang masih hidup, ibarat doa:
اللهم اغفر له، اللهم ارحمه
“Ya Allah ampunilah dia, ya Allah kasihilah dia”.
Sedekah, menunaikan kewajiban-kewajiban yang bersifat badani (fisik) dan maly (harta) yang bisa diwakilkan ibarat ibadah haji, berdasarkan firman Allah Swt:

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ
“Dan orang-orang yang tiba setelah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami”. (Qs. Al-Hasyr [59]: 10). Dan firman Allah:

واستغفر لذنبك وللمؤمنين والمؤمنات
“Dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, pria dan perempuan”. (Qs. Muhammad [47]: 19).
Doa Rasulullah Saw untuk Abu Salamah dikala ia meninggal dunia dan doa ia untuk mayit yang ia shalatkan, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits ‘Auf bin Malik dan setiap mayit yang dishalatkan.
Seorang pria bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, ibu saya telah meninggal, kalau saya bersedekah, apakah sedekah itu bermanfaat baginya?”. Rasulullah Saw menjawab, “Ya” .
Seorang wanita tiba menghadap Rasulullah Saw seraya berkata, “Wahai Rasulullah, sebetulnya Allah mewajibkan ibadah haji, saya dapati ayah saya telah lanjut usia, ia tidak bisa duduk tetap diatas binatang tunggangan, bolehkah saya melakukan ibadah haji untuknya?”. Rasulullah Saw menjawab, “Jika ayahmu mempunyai hutang, apakah menurutmu engkau sanggup membayarkannya?”. Perempuan itu menjawab, “Ya”. rasulullah Saw berkata, “Hutang Allah lebih berhak untuk ditunaikan” .
Seorang pria bertanya kepada Rasulullah, “Ibu saya telah meninggal dunia, ia mempunyai hutang puasa satu bulan. Apakah saya melakukan puasa untuknya?”. Rasulullah menjawab, “Ya”.
Imam Ibnu Qudamah berkata, “Hadits-hadits ini ialah hadits-hadits shahih. Di dalamnya terkandung dalil bahwa orang yang telah meninggal dunia mendapat manfaat dari semua ibadah yang dilakukan orang yang masih hidup, alasannya ialah puasa, doa dan permohonan ampunan (istighfar) ialah ibadah-ibadah badani (fisik). Allah Swt memberikan keuntungannya kepada orang yang telah meninggal dunia, demikian juga dengan ibadah-ibadah yang lain.



ب ـ اختلف العلماء في وصول ثواب العبادات البدنية المحضة كالصلاة وتلاوة القرآن إلى غير فاعلها على رأيين: رأي الحنفية والحنابلة ومتأخري الشافعية والمالكية بوصول القراءة للميت إذا كان بحضرته، أو دعا له عقبها، ولو غائباً؛ لأن محل القراءة تنزل فيه الرحمة والبركة، والدعاء عقبها أرجى للقبول.
ورأي متقدمي المالكية والمشهور عند الشافعية الأوائل: عدم وصول ثواب العبادات المحضة لغير فاعلها.

B. Para ulama berbeda pendapat perihal sampainya pahala ibadah yang bersifat badani (fisik) murni ibarat shalat, bacaan al-Qur’an dan lainnya, apakah hingga kepada orang lain. Ada dua pendapat. Menurut pendapat mazhab Hanafi, Hanbali, generasi terakhir mazhab Syafi’i dan Maliki menyatakan bahwa pahala bacaan al-Qur’an hingga kepada mayit kalau dibacakan di hadapannya, atau dibacakan doa setelah membacanya, meskipun telah dikebumikan, alasannya ialah rahmat dan berkah turun di kawasan membaca al-Qur’an tersebut dan doa setelah membaca al-Qur’an itu dibutuhkan maqbul atau diperkenankan Allah Swt.
Sedangkan berdasarkan pendapat generasi awal mazhab Maliki dan berdasarkan pendapat yang masyhur berdasarkan generasi awal mazhab Syafi’i menyatakan: jawaban pahala ibadah mahdhah (murni) tidak hingga kepada orang lain.

قال الحنفية: المختار عدم كراهة إجلاس القارئين ليقرؤوا عند القبر، وقالوا في باب الحج عن الغير: للإنسان أن يجعل ثواب عمله لغيره: صلاة كان عمله، أو صوماً أو صدقة أوغيرها، وأن ذلك لا ينقص من أجره شيئاً.
وقال الحنابلة: لا بأس بالقراءة عند القبر، للحديث المتقدم: «من دخل المقابر، فقرأ سورة يس، خفف عنهم يومئذ، وكان له بعدد من فيها حسنات» وحديث «من زار قبر والديه، فقرأ عنده أو عندهما يس، غفر له» .
وقال المالكية: تكره القراءة على الميت بعد موته وعلى قبره؛ لأنه ليس من عمل السلف، لكن المتأخرون على أنه لا بأس بقراءة القرآن والذكر وجعل ثوابه للميت، ويحصل له الأجر إن شاء الله .

Menurut mazhab Hanafi: berdasarkan pendapat pilihan, tidak makruh mendudukkan para pembaca al-Qur’an untuk membacakan al-Qur’an di kubur. Mereka beropini perihal menghajikan orang lain, orang boleh menunjukkan jawaban pahala amalnya kepada orang lain, maka shalat ialah amalnya, atau puasa, atau sedekah atau amal lainnya. Dan itu tidak mengurangi jawaban amalnya walau sedikit pun.
Menurut mazhab Hanbali: boleh membaca al-Qur’an di kubur, berdasarkan hadits: “Siapa yang masuk ke pekuburan, kemudian ia membaca surat Yasin, maka azab mereka hari itu diringankan dan ia mendapat jawaban pahala sejumlah kebaikan yang ada di dalamnya”. Dan hadits: “Siapa yang ziarah kubur orang tuanya, kemudian ia membaca Yasin di kubur orang tuanya, maka ia diampuni” .
Menurut mazhab Maliki: makruh hukumnya membaca al-Qur’an untuk mayit dan diatas kubur, alasannya ialah bukan amalan kalangan Salaf. Akan tetapi generasi terakhir mazhab Maliki menyatakan: boleh membaca al-Qur’an dan zikir, kemudian jawaban pahalanya dihadiahkan kepada mayat. Maka mayit akan mendapat jawaban pahalanya insya Allah.

وقال متقدمو الشافعية: المشهور أنه لا ينفغ الميت ثواب غير عمله، كالصلاة عنه قضاء أو غيرها وقراءة القرآن. وحقق المتأخرون منهم وصول ثواب القراءة للميت، كالفاتحة وغيرها. وعليه عمل الناس، وما رآه المسلمون حسناً فهو عند الله حسن. وإذا ثبت أن الفاتحة تنفع الحي الملدوغ، وأقر النبي صلّى الله عليه وسلم ذلك بقوله: «وما يدريك أنها رقية؟» كان نفع الميت بها أولى.

Generasi awal mazhab Syafi’i berpendapat: berdasarkan pendapat yang masyhur bahwa mayit tidak mendapat pahala selain dari jawaban amalnya sendiri ibarat shalat qadha’ yang dilaksanakan untuknya atau ibadah lainnya dan bacaan al-Qur’an. Sedangkan ulama mazhab Syafi’i generasi terakhir menyatakan: pahala bacaan al-Qur’an hingga kepada mayat, ibarat bacaan al-Fatihah dan lainnya. Demikian yang dilakukan banyak kaum muslimin. Apa yang dianggap kaum muslimin baik, maka itu baik di sisi Allah. Jika berdasarkan hadits shahih bahwa bacaan al-Fatihah itu mendatangkan manfaat bagi orang hidup yang tersengat binatang berbisa dan Rasulullah Saw mengakuinya dengan sabdanya, “Darimana engkau tahu bahwa al-Fatihah itu ialah ruqyah?”. Maka tentulah bacaan al-Fatihah itu lebih mendatangkan manfaat bagi orang yang telah meninggal dunia.

وبذلك يكون مذهب متأخري الشافعية كمذاهب الأئمة الثلاثة: أن ثواب القراءة يصل إلى الميت، قال السبكي: والذي دل عليه الخبر بالاستنباط أن بعض القرآن إذا قصد به نفع الميت وتخفيف ما هو فيه، نفعه، إذ ثبت أن الفاتحة لما قصد بها القارئ نفع الملدوغ نفعته، وأقره النبي صلّى الله عليه وسلم بقوله: «وما يدريك أنها رقية» وإذا نفعت الحي بالقصد، كان نفع الميت بها أولى. وقد جوز القاضي حسين الاستئجار على قراءة القرآن عند الميت. قال ابن الصلاح: وينبغي أن يقول: «اللهم أوصل ثواب ما قرأنا لفلان» فيجعله دعاء، ولا يختلف في ذلك القريب والبعيد، وينبغي الجزم بنفع هذا؛ لأنه إذا نفع الدعاء وجاز بما ليس للداعي، فلأن يجوز بما له أولى، وهذا لا يختص بالقراءة، بل يجري في سائر الأعمال.

Dengan demikian maka generasi belakangan mazhab Syafi’i sama ibarat tiga mazhab diatas: bahwa pahala bacaan al-Qur’an hingga kepada mayat. Imam as-Subki berkata, “Menurut dalil yang terkandung dalam Khabar berdasarkan istinbath bahwa sebagian al-Qur’an dibaca dengan niat biar mendatangkan manfaat bagi mayit dan meringankan azabnya, maka itu mendatangkan manfaat baginya, alasannya ialah berdasarkan hadits shahih bahwa kalau surat al-Fatihah itu dibacakan kepada orang yang tersengat binatang berbisa, maka itu bermanfaat baginya dan Rasulullah Saw mengakuinya dengan sabdanya, “Darimana engkau tahu bahwa surat al-Fatihah itu ruqyah?”. Jika surat al-Fatihah bermanfaat bagi orang yang masih hidup –jika memang diniatkan untuk itu-, maka tentulah lebih bermanfaat bagi mayat”. Al-Qadhi Husein memperbolehkan menunjukkan upah kepada orang yang membacakan al-Qur’an untuk mayat. Ibnu ash-Shalah berkata, ia mesti mengucapkan, “Ya Allah, sampaikanlah jawaban pahala yang kami baca kepada si fulan”. Ia jadikan sebagai doa. Tidak ada perbedaan dalam problem ini apakah bersahabat atau jauh, mesti yakin bahwa bacaan tersebut mendatangkan manfaat. Karena kalau doa bermanfaat bukan hanya bagi orang yang berdoa, maka berarti itu juga berlaku pada sesuatu yang lebih utama daripada doa (yaitu bacaan al-Qur’an). Ini tidak hanya berlaku pada bacaan al-Qur’an, akan tetapi berlaku pada semua amal.
Sumber http://somadmorocco.blogspot.com/

0 Response to "Bacaan Al-Qur’An Untuk Orang Yang Telah Meninggal Dunia."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel