Terus Berkibarlah Panji Nahdlatul Ulama (NU) Di Bumi Nusantara Indonesia
Cerita sejarah ini bahwasanya ada di Wall Facebook sahabat saya, aku tidak tahu apakah ini artikel ia atau copy paste dari media lain. Namun saya sangat bangga aku sebagai bagain dari NU (Nadhdlatul Ulama) notabene aku sejak lahir saya sinau, belajar dan di ajar pemahaman NU. Kaprikornus menurut saya bahwa NU berawal dari Jawa sendiri.
Begini kisahnya...cerita ini mengenai Logo Dan Panji NU
Setelah Nahdlatoel Oelama (NU) dideklarasikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 dengan banyak sekali aral melintang yang ada namun berhasil dilalui, Kyai Wahab Hasbullah pun memanggil Kyai Ridlwan Bubutan Surabaya.
“Yai, jenengan kulo perani ndamel gambar lambang lan panji nipun NU geh. Jenengan damel sing sahe, enak didelok, mboten mboseni lan mpun ngantos niru saking lintune. Saget geh, Yai?”
“Geh yai, insya Allah .. sendiko dawuh”
Dalam Bahasa Indonesia:
"Yai (Kyai Ridlwan), Anda.. aku perankan menciptakan gambar lambang dan panji NU. Anda buat gambar yang bagus ya, lezat di lihat, tidak bosan di lihat dan jangan tiru gambar dengan kelompok lain. bisa kyai ridlwan?"
"Bisa kyai, insyaallah" kata kyai ridlwan.
Di tengah tugas berat dari Kyai Wahab Hasbullah itu, Kyai Ridlwan pun mencoba keras untuk memikirkan gambar logo yang pas untuk Makara lambang NU. Maklum, kriteria yang disampaikan Kyai Wahab Hasbullah memang cukup berat; elok, enak dipandang, tidak membosankan dan dilarang menjiplak dari gambar dan logo simbol manapun.
Maka di tengah kebingungan, beristikhorohlah Kyai Ridwan untuk menjalankan perintah Kyai Wahab Hasbullah itu. Hingga setelah istikhoroh sebanyak 3 kali, Allah pun menyampaikan petunjuk kepada Kyai Ridwan “ru’ya shodiqoh” dengan ditampakkan gambar dan panji yang sekarang menjadi lambang dan logo NU itu di langit ketika ia tidur setelah menjelankan sholat istikhoroh.
Begitu bangun, Kyai Ridwan pun menggambar apa yang ia lihat di langit dalam mimpi beliau itu dalam denah kertas lengkap dengan warna hijau yang Allah berikan petunjuknya melalui mimpi ia itu. lalu disodorkanlah gambar skema panji NU itu kepada Kyai Wahab Hasbullah.
“Kok sahe yai, niru saking pundi jenengan?”
“Boten niru yai. Kan jenengan sampun dawuh boten pareng niru saking gambar pundi kemawon?”
“Ah, mboten mungkin yai. Jenengan niki mesti niru”
“Saestu yai, boten niru”
“Geh mustahil yai, wong sahene ngaten kok mboten niru”
Dalam Bahasa Indonesia:
"Kok manis kyai(ridlwan), menjiplak gambar dari mana anda?" kata Kyai Wahab Hasbullah.
"Tidak memalsukan kyai, bukankah kyai wahab sudah mengatakan tidak boleh meniru gambar dengan kelompok lainnya?".
"Ah..tidak mungkin kyai, niscaya anda menjiplak atau menjiplak gambar", kata Kyai Wahab (setengah tidak percaya).
"Sungguh Kyai, saya tidak menjiplak", Kyai Ridlwan menegaskan lagi.
"Mustahil Kyai...gambar bagus seakan-akan ini, mana mungkin tidak memalsukan", imbuhnya kyai Wahab.
Kyai Ridlwan pun kesannya bercerita kepada kyai Wahab Hasbullah bahwa gambar itu ialah hasil istikhoroh dia selama 3 hari berturut-turut hingga Allah menampakkan gambar itu di langit ketika ia mimpi dan ia pun mencontoh persis sama di kertas yang disodorkan kepada Kyai Wahab Hasbullah.
“Lha, berarti jenengan niku lak niru tho, Yai?. Niru saking gusti Allah?”
“Hehe .. Njeh yai, pangapunten”
“Sahe pun Yai. Sakniki monggo gambar niku dipun salin ten kain, ben tambah sahe”
Dalam Bahasa Indonesia:
"Lha..berarti anda itu juga memalsukan too?..Meniru gambar dari Allah?", kata Kyai Wahab.
"Hahaha... Betul Kyai, Mohon maaf", kata Kyai Ridlwan.
"Sudah manis kyai, kini ayo gambar ini di salin ke kain..biar tambah manis", kata Kyai Wahab.
Menurut cerita, untuk mencari kain yang hijaunya sama persis seolah-olah yang digambarkan dalam mimpi istikhoroh itu, Kyai Ridwan pun keliling Surabaya hingga pelosok-pelosok, namun tak kunjung bisa menemukan. Hingga beliau pun gres menemukan setelah keliling di toko-toko kain di depan pasar besar Malang (pertokoan kain cina Tolaram).
Hingga setelah simbol logo NU itu disalin di kain dan dijadikan panji resmi NU, Kyai Ridlwan sebetulnya belum mengerti apa maksud dan arti dari simbol NU itu karena ia hanya ditugasi Kyai Wahab untuk mencipta dan menciptakan gambar saja. Justru yang mampu mengartikan dan menjelaskan arti dari simbol dan logo NU itu secara ‘jlentreh’ ialah Kyai Wahab Hasbullah ketika ia diundang ke istana oleh Presiden Soekarno dan diminta untuk bisa menjelaskan makna dan arti dari simbol NU itu.
“Bumi itu melambangkan kemakmuran. Hijau itu melambangkan kedamaian sebagaimana Rasulullah Saw contohkan melalui simbol serban hijau dia. Tali tampar itu adalah simbol ikatan persaudaraan umat Islam yang kukuh. Bintang besar di atas adalah simbol dari Rasulullah Saw dan anutannya, lantaran NU ialah jam’iyah ahlus sunnah wal jamaah. Sedangkan empat bintang di sampingnya yaitu simbol para Khulafaur Rosyidin. Manakala empat bintang di bawah ialah simbol dari empat Imam madhab yang dianut oleh NU. Dan bila dijumlah, bintang itu semuanya ada 9, yang menyimbolkan bahwa NU ialah jam’iyah yang menjaga dan melestarikan aliran wali songo hingga kapanpun” papar Kyai Wahab Hasbullah menjelaskan logo NU hingga menciptakan presiden Soekarno terpukau mendengarnya.
Maka jangan absurd kalau menurut riwayat, pada tahun 1946 ketika Muktamar NU yang ke 16 diselenggarakan di Purwokerto dimana Hadlrotus Syaikh Hasyim Asyari tetap terpilih menjadi Rais Akbar Nahdlotoel Ulama, presiden Soekarno yang hadir pun mengatakan pidatonya:
“Andai harus merangkak, saya akan tetap menghadiri acara muktamar ini, demi memperlihatkan kecintaan saya pada NU”
Inilah sekelumit kisah Kyai Mujib Ridlwan putera dari Kyai Ridlwan Bubutan Surabaya yang dikenal sebagai pencipta simbol dan panji NU yang menceritakan asbabul wurud simbol dan logo NU yang indah dan mempunyai makna yang dalam itu.
Lalu, masihkan ada warga NU yang mewaspadai NU dan keberkahan NU untuk negeri dan NKRI ini hingga harus pindah ke lain hati kepada jam’iyah selain NU?
Seperti itulah artikel di wall FB sahabat aku, sungguh saya bangga menjadi warga Nu nusantara di negeri NKRI ini. Terimakasih dengan beragama aku mampu mengenal Allah Ta'ala...Amin ya robbil alamin. Temen-teman, ayo terus perdalam dan perbanyak berguru islam yaa..buat sangu ke akhirat..Amin.
0 Response to "Terus Berkibarlah Panji Nahdlatul Ulama (NU) Di Bumi Nusantara Indonesia"
Post a Comment