Ikrimah Bin bubuk Jahal, Cobaan Keislaman
tauhidislam | sesudah Ikrimah menyatakan dirinya masuk Islam, kini ia bangkit di belakang Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam. Ia melihat adanya beberapa kecacatan yang terjadi di kalangan umat Islam itu sendiri, terutama di kalangan mereka yang berasal dari suku Quraisy dan yang masih gres memeluk agama Islam. Ia melihat adanya perilaku munafik di antara mereka.
Keadaan mereka itu menyebabkan banyak tanda tanya dalam pikiran Ikrimah: ”Kenapa sebagian masyarakat Quraisy ini hanya berpindah dari perilaku syirik kepada perilaku munafik? Apakah orang-orang Quraisy yang memeluk Islam ialah sebagai salah satu akal busuk untuk memudahkan mereka melaksanakan rencana untuk menghancurkan Islam dari dalam? Apakah Nabi Muhammad sadar akan adanya perjanjian rahasia antara orang-orang munafik itu dengan orang-orang Musyrikin Quraisy.? Kenapa mereka masih berniat untuk merendahkan Islam di waktu kekuasaan telah berada di tangan Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam? Padahal bila beliau kehendaki, dia mampu menghancurkan mereka semua, tetapi Nabi Muhammad bukan orang yang pendendam, beliau yaitu manusia mulia yang pemaaf. Atau adakah lagi manusia yang lebih mulia, berbudi, rendah hati, pemaaf dan alim daripada Nabi Muhammad?"
Demikianlah beberapa pertanyaan yang ada dalam kepala Ikrimah. Ia sendiri, sama halnya dengan Suhail bin Amr. jikalau Suhail bin Amr berusaha menjauhkan sebagian kaumnya yang telah mendekati masyarakat munafik daripada menjadi munafik, maka demikian juga Ikrimah sendiri. Ikrimah juga tidak segan-segan mengorbankan hartanya untuk kepentingan perkembangan Islam.
Pada suatu hari, ia pernah menjumpai Rasulullah dan berkata: "Ya Rasul Allah, segala hartaku ini, yaitu sisa dari harta yang pernah kugunakan untuk memerangi engkau, akan kukorbankan seluruhnya di jalan Allah...!"
Sejak itu, Ikrimah telah benar-benar kokoh hatinya dalam Islam. Ia memiliki tekat dalam hatinya untuk memerangi semua musuh Islam dan siapa saja yang mengganggu umat Islam. Selain itu, ia juga amat rajin beribadah, shalat, zikir dan menghafal ayat suci Al-Quran.
Namun demikian, bagaimana pun ketaatan Ikrimah, sebagian kaum Muslimin masih saja menyindir Ikrimah.
"Itu dia Ikrimah, putera musuh Allah, bubuk Jahal…!” ejek mereka.
Amat pedih hati Ikrimah mendengar sindiran-sindiran tajam itu, seakan-akan umat Islam masih mewaspadai akan keislamannya. Untuk membersihkan dirinya dari kecurigaan itu, maka Ikrimah segera pergi meminta pendapat Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam dan mengadukan masalahnya kepada beliau. sehabis mendengar pengaduan Ikrimah, Rasulullah segera mengumpulkan kaum Muslimin dan memberi pesan tersirat kepada mereka.
"Saudara-saudara kaum Muslimin yang budiman, janganlah kau mencaci maki ayahnya karena perbuatan itu akan menyakitkan hati orang yang masih hidup," ujar beliau. Rasulullah melarang mereka mengejek Ikrimah bin abu Jahal.
Pada ekspresi dominan haji berikutnya, Rasulullah melantik Ikrimah menjadi Amir di Hawazin. Amat malang bagi Ikrimah, belum begitu usang ia mampu menikmati hidup bersama Rasulullah, namun Rasulullah telah wafat.
Baca lanjutan kisahnya: [ Ikrimah Bin abu Jahal, usaha Membela Islam ]
Sumber:
Disdik Provinsi NAD, Cerita pola Para sahabat 1, (Jakarta: Dian Rakyat, 2004).

Keadaan mereka itu menyebabkan banyak tanda tanya dalam pikiran Ikrimah: ”Kenapa sebagian masyarakat Quraisy ini hanya berpindah dari perilaku syirik kepada perilaku munafik? Apakah orang-orang Quraisy yang memeluk Islam ialah sebagai salah satu akal busuk untuk memudahkan mereka melaksanakan rencana untuk menghancurkan Islam dari dalam? Apakah Nabi Muhammad sadar akan adanya perjanjian rahasia antara orang-orang munafik itu dengan orang-orang Musyrikin Quraisy.? Kenapa mereka masih berniat untuk merendahkan Islam di waktu kekuasaan telah berada di tangan Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam? Padahal bila beliau kehendaki, dia mampu menghancurkan mereka semua, tetapi Nabi Muhammad bukan orang yang pendendam, beliau yaitu manusia mulia yang pemaaf. Atau adakah lagi manusia yang lebih mulia, berbudi, rendah hati, pemaaf dan alim daripada Nabi Muhammad?"
Demikianlah beberapa pertanyaan yang ada dalam kepala Ikrimah. Ia sendiri, sama halnya dengan Suhail bin Amr. jikalau Suhail bin Amr berusaha menjauhkan sebagian kaumnya yang telah mendekati masyarakat munafik daripada menjadi munafik, maka demikian juga Ikrimah sendiri. Ikrimah juga tidak segan-segan mengorbankan hartanya untuk kepentingan perkembangan Islam.
Pada suatu hari, ia pernah menjumpai Rasulullah dan berkata: "Ya Rasul Allah, segala hartaku ini, yaitu sisa dari harta yang pernah kugunakan untuk memerangi engkau, akan kukorbankan seluruhnya di jalan Allah...!"
Sejak itu, Ikrimah telah benar-benar kokoh hatinya dalam Islam. Ia memiliki tekat dalam hatinya untuk memerangi semua musuh Islam dan siapa saja yang mengganggu umat Islam. Selain itu, ia juga amat rajin beribadah, shalat, zikir dan menghafal ayat suci Al-Quran.
Namun demikian, bagaimana pun ketaatan Ikrimah, sebagian kaum Muslimin masih saja menyindir Ikrimah.
"Itu dia Ikrimah, putera musuh Allah, bubuk Jahal…!” ejek mereka.
Amat pedih hati Ikrimah mendengar sindiran-sindiran tajam itu, seakan-akan umat Islam masih mewaspadai akan keislamannya. Untuk membersihkan dirinya dari kecurigaan itu, maka Ikrimah segera pergi meminta pendapat Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam dan mengadukan masalahnya kepada beliau. sehabis mendengar pengaduan Ikrimah, Rasulullah segera mengumpulkan kaum Muslimin dan memberi pesan tersirat kepada mereka.
"Saudara-saudara kaum Muslimin yang budiman, janganlah kau mencaci maki ayahnya karena perbuatan itu akan menyakitkan hati orang yang masih hidup," ujar beliau. Rasulullah melarang mereka mengejek Ikrimah bin abu Jahal.
Pada ekspresi dominan haji berikutnya, Rasulullah melantik Ikrimah menjadi Amir di Hawazin. Amat malang bagi Ikrimah, belum begitu usang ia mampu menikmati hidup bersama Rasulullah, namun Rasulullah telah wafat.
Baca lanjutan kisahnya: [ Ikrimah Bin abu Jahal, usaha Membela Islam ]
Sumber:
Disdik Provinsi NAD, Cerita pola Para sahabat 1, (Jakarta: Dian Rakyat, 2004).
0 Response to "Ikrimah Bin bubuk Jahal, Cobaan Keislaman "
Post a Comment