-->

HUBUNGAN erat ANTARA AHLUL BAIT NABI SAW DENGAN SELURUH teman NABI RADHIYALLAHU 'ANHUM

Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya dan memohon pertolongan-Nya.
Kami juga memohon perlindungan kepada-Nya terhadap keburukan keburukan
hawa nafsu kami, serta berlindung terhadap akibat perbuatan
buruk kami. Barangsiapa diberi karunia hidayah oleh Allah, niscaya ia akan
mendapatkan hidayah. Barangsiapa disesatkan Allah, maka tidak ada siapa
pun yang dapat memberinya petunjuk.
Sesungguhnya Rasulullah SAW merupakan pemimpin anak cucu Adam. Hal
ini merupakan hakikat syar'i yang telah disepakati seluruh kaum muslimin.
Kesepakatan ini merupakan karunia yang sangat besar bagi umat Islam.

Alhamdulillah.
Pendapat sebagian umat Islam yang menganggap beberapa imam tertentu
melebihi Rasulullah SAW—baik berkaitan dengan ilmu maupun bidangbidang
lain1--tidak dapat dibenarkan. Di samping itu, Riwayat-riwayat seolah-olah
itu pasti mempunyai riwayat lain yang menakwilkan atau melemahkannya.
Sehingga riwayat itu tidak dapat dijadikan pegangan.
Kemuliaan dan kedudukan Rasulullah SAW merupakan kebenaran yang tidak
diingkari siapapun. Rasulullah SAW ialah pemilik Syafaat Al Kubra (syafaat
teragung), pemilik telaga (Al Haudhl), dan berkedudukan tinggi di dunia dan
akhirat. Barakah Rasulullah SAW juga terlimpah kepada para kerabat ia,
Ahlul Bait, dan juga para sahabat radhliyallahu 'anhum.
Ayat-ayat Al Alquran dan hadits-hadits mutawatir yang menegaskan Ahlul Bait
(sanak kerabat Nabi SAW) mempunyai kedudukan yang sangat mulia berjumlah
sangat banyak. Ayat dan hadits tersebut menyebutkan orang-orang yang
hidup bersama Rasulullah SAW dan keturunan mereka. Ayat dan hadits itu
juga menerangkan kemuliaan dan fadhilah (keutamaan) mereka.
Di dalam lembaran-lembaran ini, kami akan membahas tentang jalinan kasih
sayang di antara para sahabat radhliyallahu 'anhum tersebut. Seharusnya kita
tidak merasa bosan membahas tentang sahabat Rasulullah SAW dan
keutamaan-keutamaannya. Seharusnya kita tidak pula merasa bosan
membahas kekerabatan mereka dengan Nabi. Mereka mendapatkan predikat
mulia, SAHABAT, karena mereka beriman dan hidup bersama Nabi SAW.
Derajat mereka masing-masing di Jannah berbeda sesuai dengan amal serta
jihad mereka bersama Rasulullah. Demikian pula kedudukan mereka selama di
dunia, baik dari kalangan Muhajirin, Anshar, maupun orang-orang sesudah
mereka. Allah menjanjikan kepada mereka semua karunia yang baik. Allah
Ta'ala berfirman:
"Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang
sebelum penaklukan (kota Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orangorang
yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sehabis itu. Allah menjanjikan
kepada masing-masing mereka jawaban yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan." (QS: Al Hadiid 10).
Seluruh sahabat Nabi memiliki keunggulan dan keutamaan. Kita harus
memahami keagungan nilai sahabat Rasul SAW. Hal itu merupakan
kedudukan yang harus diakui dan dihormati. Status kemuliaan mereka sesuai
dengan amalan masing-masing dari mereka. Sahabat nabi terbagi menjadi
beberapa golongan, namun yang paling tinggi ialah: As-Sabiqun Al Awwalun
(mereka yang terdahulu masuk dan berjuang di dalam Islam). Mereka inilah
yang mempunyai derajat tertinggi. Orang yang mempunyai status sahabat sekaligus
kerabat (mereka ialah keluarga suci; semoga Allah berkenan melimpahkan
salam dan ridha kepada mereka semua). Mereka memperoleh status ‘sahabat’
dan juga ‘kekerabatan’. penjabaran mereka juga sesuai dengan amal-amal
kebajikan masing-masing.

Membahas penyebab-penyebab perpecahan di kalangan umat dan Cara
menanggulanginya merupakan kewajiban setiap muslim. Pembahasan kali ini
tentang permasalahan yang besar, yang telah berdampak luas pada umat
Islam. Kami akan membahas secara ringkas seputar jalinan kasih akung para
sahabat Nabi SAW yang termasuk keluarga Nabi alaihimussalam dan kaum
muslimin lainnya. Kasih akung di antara mereka tetaplah terjalin sekalipun
pernah terjadi peperangan di antara mereka. Inilah hakikat yang ada,
walaupun para pembohong sengaja menyembunyikannya, dan para perawi
sengaja melewati hakekat ini begitu saja, tanpa pernah membahasnya dalam riwayat mereka. Hakikat ini akan tetap menjadi cahaya putih yang akan
membantah anggapan-anggapan dan imajinasi-khayalan kebanyakan penulis.
Khayalan yang digunakan dengan baik oleh pengikut hawa nafsu dan politisi
yang ambisius beserta musuh-musuh Islam, demi mencapai tujuan mereka,
sekaligus memecah belah dan menyilangselisihkan umat ini.
Kami berseru kepada para penelaah dan penulis sejarah Islam. Bahkan juga
kepada mereka yang menyerukan persatuan umat. Kami berseru kepada
mereka yang memperingatkan umat terhadap bahaya globalisasi dan
dampaknya serta keharusan menyatukan barisan. Kami juga berseru kepada
mereka yang semangat terhadap Islam... Kami katakan kepada kalian:
"Mengapa kita mesti mengorek-ngorek tragedi-peristiwa dan masalah-masalah
sejarah yang berdampak perpecahan dan menjerumuskan kita ke dalam permusuhan
tanpa adanya penelitian yang benar? Adakah hal ini sengaja dilakukan untuk
memangsa masyarakat awam ataukah dalam rangka mengumpulkan harta!
Sungguh Anda akan heran terhadap banyak para penulis dan peneliti yang
menghambur-hamburkan waktu dan mengerahkan daya upaya mereka demi
masalah-masalah sejarah dan pemikiran-pemikiran yang berdasar pada
riwayat-riwayat dha'if, imajinasi, hawa nafsu, dan sebagainya. Bahkan ada di
antara mereka yang beranggapan, bahwa dengan menceritakan riwayatriwayat
palsu itu dia telah mencetak prestasi. Ia beranggapan bahwa ia telah
sampai pada kesimpulan ilmiah! Padahal yang bahu-membahu terjadi, mereka
telah berhasil memecah belah umat.

Bila Anda bertanya kepada mereka perihal hasil kerja dan upaya mereka,
maka Anda tidak akan memperoleh jawaban! Paling manis mereka akan
menjawab: "Hal ini kami lakukan demi tuntunan ilmiah saja!" kemudian manakah
dasar-dasar ilmiah yang dijadikan landasan?!
Sebelum ini, di dalam risalah "Sahabat Nabi" telah dijelaskan korelasi erat
antara Rasulullah SAW dengan para sahabat yang mulia. Termasuk tugas
Rasul SAW adalah mensucikan orang-orang yang beriman kepada beliau. Mereka terdiri dari orang-orang buta aksara, yang dikaruniai Allah kemuliaan
iman terhadap Nabi SAW dan hidup bersama dia.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta aksara seorang Rasul di antara mereka,
yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan nasihat (as-Sunah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang kasatmata." (QS: Al Jumu'ah 2).
Jadi, mereka inilah orang-orang yang dibimbing, disucikan, dan dibina Rasulullah SAW.
Sebelumnya telah dibahas ihwal kekerabatan Rasul SAW selaku seorang
komandan pasukan kiprahg. Dibahas pula kekerabatan Rasul SAW selaku
seorang teladan, selaku seorang tetangga, selaku seorang pimpinan (imam)
bagi mereka yang berada di bawah kekuasaan dia, yaitu para sahabat
beliau.
Sebelumnya telah dibahas kiprah-peran tersebut di dalam risalah sebelumnya.
Jika Anda berkehendak, silahkan Anda telaah pada pasal pertama.
***
Anda pasti yakin, bahwa Rasul SAW telah melaksanakan seluruh perintah
Allah Ta'ala dengan tepat. Yaitu: mengatakan risalah, mendidik para
sahabat, membina mereka, dan sebagainya. Di antara hasil dari upaya tarbiyah
ini ialah sifat-sifat terpuji yang akhirnya menjadi ciri khas para sahabat radhliyallahu 'anhum. Allah menyatakan bahwa mereka ialah sebaik-baik
umat yang dikeluarkan bagi umat manusia. Hal ini cukup untuk menjelaskan
sifat-sifat terpuji para sahabat. Allah Ta'ala berfirman:
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk insan." (QS: Ali Imran
110).
Renungkanlah firman Allah Ta'ala: "Dimunculkan" (ukhrijat). Siapakah kiranya
yang telah memunculkan mereka dan menempatkan mereka pada derajat
kemuliaan seperti itu?
Hal itu serupa dengan firman Allah Ta'ala:
"Dan demikian (pula) Kami telah menyebabkan kamu (umat Islam), umat yang adil dan
pilihan biar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) insan dan biar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu."(QS: Al Baqarah 148).
Terdapat banyak sekali ayat-ayat Allah dalam Al Qur’an yang menjelaskan
sifat sahabat, memuji, dan menyebut mereka. Sebelumnya telah kami terperincikan
tentang perilaku-sikap mereka dan ayat-ayat yang diturunkan berkaitan dengan
hal itu, sehingga tidak perlu diulang kembali.
***
SIFAT-SIFAT SAHABAT-SAHABAT RASUL SAW
Saya yakin Anda masih ingat, bahwa sahabat ialah generasi Istimewa yang
telah memperoleh kedudukan tinggi dan terhormat. Kedudukan mereka tidak
mungkin dijangkau oleh insan setelah mereka. Mereka telah beruntung
karena hidup dan menemani Nabi. beliau sendirilah yang telah membina,
mengajar, dan mendidik mereka. Bersama mereka pula-lah ia SAW
memerangi orang-orang kafir. Mereka pula yang ikut serta membela beliau.
Kita akan menentukan satu saja dari sifat-sifat mereka yang harus dipelajari,
dibahas, dan diperjelas. Untuk kemudian disebarkan dan diumumkan biar
diketahui seluruh muslimin dari segala kelompok dan golongan.
Tahukah Anda sifat apakah itu?
Sifat itu adalah kasih akung.
Mengapa harus membicarakan sifat tersebut?
Bersediakah Anda, wahai pembaca budiman, untuk bantu-membantu saya
berpikir sejenak mengungkap belakang layar sifat mulia ini? Anda akan mendapati
banyak alasannya yang mendorong kita berpikir ihwal hal ini. Tetapi di sini kami
hanya akan menyebutkan beberapa alasannya adalah secara ringkas di dalam risalah ini:

Penyebab Pertama:
Penyebab pertama berkaitan dengan sifat "Penyayang" itu sendiri dengan
segala kandungan maknanya. Juga karena terdapat banyak ayat Al Alquran dan
hadits-hadits dari Nabi yang membahas perihal hal ini.
Allah SWT yaitu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah Ta'ala
berfirman melukiskan sifat Rasulullah SAW: "Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin." (QS: At- Taubah 128).
Rasulullah SAW menjelaskan: "Barangsiapa yang tidak mengasihi tidak akan
dikasihi." (HR. Bukhari dan Muslim).
Bahasan mengenai dengan sifat kasih akung sangat panjang lebar. Ayat dan
hadits yang menerangkannya pun banyak sekali. Anda pasti telah
mengetahuinya.

Penyebab Kedua:
Allah SWT telah memuji sahabat-sahabat Rasulullah SAW dengan
menyebutkan bahwa mereka mempunyai sifat kasih sayang, bukan dengan sifatsifat
lain. Hal ini mengandung pesan tersirat dan manfaat yang penting dan
mendasar. Hal ini juga termasuk mukjizat ilmiah karena Allah menyebutkan
bahwa mereka mempunyai sifat tersebut. Orang yang merenungkannya niscaya
akan mampu melihat mukjizat dan nasihatnya. Nash tersebut mengistimewakan
para sahabat dengan menyebut sifat "kasih sayang" yang terjalin sesama
mereka. Mengapa Allah memuji dan menegaskan bahwa mereka memiliki sifat
kasih sayang? Bukannya memuji mereka dengan sifat-sifat lain? alasannya ialah, hal itu
mengandung bantahan atas tuduhan-tuduhan yang pada periode itu belum
muncul dan belum tertulis. Kemudian tuduhan-tuduhan itu muncul pada
masa berikutnya dan menjadi konsumsi tukang cerita dan generasi sesudah
mereka. Allah-lah yang lebih mengetahuinya.
Allah Ta'ala berfirman:
"Muhammad itu ialah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih akung sesama mereka, kau
lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaanNya, tanda-tanda
mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud."
(QS: Al Fath 29).

Penyebab Ketiga:
Penegasan bahwa para sahabat saling berkasih sayang di antara sesama
mereka. Sifat kasih akung itu sudah mengalir di sekujur hati mereka. Maka hal
ini akan membantah riwayat-riwayat dan anggapan-anggapan yang
menggambarkan bahwa para sahabat Rasulullah SAW yaitu makhluk liar
dan buas yang saling mendengki di antara sesama mereka. Hal ini juga
membantah bahwa kehidupan mereka penuh dengan intrik dan permusuhan!
Apabila dalam diri Anda sudah meresap sebuah keyakinan bahwa para
sahabat itu saling berkasih sayang, maka berarti prinsip tersebut sudah
bersemayam di lubuk hati Anda. Sehingga balasannya hati Anda menjadi
tenteram dan sirna pula rasa "dengki dan benci" yang ada terhadap para
sahabat nabi, yang Allah memerintahkan kita untuk mendoakan mereka. Allah
Ta'ala berfirman:
"Dan orang-orang yang datang sehabis mereka, mereka berdoa: "Ya dewa kami, beri
ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami,
dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang"."(QS: Al Hasyr 10).

Dasar Keempat:
Salah satu metode ilmiah yang digunakan para ilmuwan dan peneliti yaitu
memperhatikan matan dan sanad setiap riwayat yang ada. Menelaah matanmatan
riwayat itu setelah terbukti bahwa sanad-nya besar lengan berkuasa, kemudian
membandingkan riwayat-riwayat tersebut dengan nash-nash Al Alquran dan
kaidah pokok agama Islam. Seorang peneliti harus memadukan seluruh
riwayat yang ada dalam sebuah pokok bahasan. Inilah metode para ilmuwan
sejati yang harus dipakai dalam meneliti riwayat-riwayat sejarah.
Tetapi, yang perlu disesalkan, terdapat banyak penelaah yang mengabaikan
penelitian sanad-sanad tersebut. Mereka merasa cukup dengan eksistensi
riwayat-riwayat itu dalam kitab sejarah atau kitab sastra! Mereka yang
menaruh perhatian pada kaidah sanad terkadang lupa meneliti matan (text) dan
membandingkannya dengan Al Quran.

Pembaca budiman, sebelum Anda menilai dan menuduh membabi buta.
Sebelum Anda menghukumi berlandaskan sejarah yang Anda ketahui,
berdasar kebiasaan dan keyakinan keluarga dan perasaan, renungkanlah ayat ayat
yang telah kami sebutkan di atas. Anehnya, dalil-dalil tadi jarang kita
dengar, padahal sangat dekat dengan kita. Ayat-ayat tersebut mempunyai makna
yang sangat besar lengan berkuasa dan jelas, contohnya ayat terakhir surat Al Fath:
"Muhammad itu yaitu utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya bersikap
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat
mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, gejala
mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Bibel, yaitu seakan-akan tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menyebabkan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang shalih di antara mereka ampunan dan pahala
yang besar."(QS: Al Fath 29).
Juga Allah Ta'ala berfirman:
"Dan orang-orang yang tiba setelah mereka, mereka berdoa: "Ya dewa kami, beri
ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami,
dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang
yang beriman; Ya dewa kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang"." (QS: Al Hasyr 10).

BAB I
MAKNA NAMA
Nama seseorang selalu mencerminkan dirinya. Nama merupakan pembeda,
yang membedakan seseorang dengan orang lain. Hal ini berlaku bagi seluruh
manusia. Orang yang cerdik tidak pernah ragu akan pentingnya nama. alasannya,
melalui nama orang akan dikenal dan dibedakan dari saudara-saudaranya
sendiri maupun orang lain. Nama itu akan menjadi tanda bagi diri yang
bersangkutan dan juga bagi putra-putrinya kelak. Seseorang pasti akan mati,
sedang namanya tetap hidup sepeninggalnya.
Kata "Al Ismu" berasal dari kata "As Sumuw" yang bermakna mulia dan tinggi.
Atau berasal dari kata: "Al Wasmu" yang berarti tanda. Kedua makna di atas
menegaskan akan pentingnya nama bagi seseorang.
Nama seseorang melambangkan agama dan juga tingkatan kecerdikannya. Pernahkah
Anda mendengar ada seorang Nashrani atau Yahudi yang memberi nama
putra-putri mereka dengan nama "Muhammad" (SAW)?
Ataukah ada di kalangan muslimin yang memberi nama anaknya dengan
nama Lata dan Uzza, selain orang yang kurang budinya?
Seorang anak terikat dengan ayahnya melalui nama. Seseorang dipanggil
dengan nama pilihan Ayah dan keluarganya. Kaprikornus, umat manusia selalu
menggunakan nama. Kata orang: "Melalui nama Anda, aku mampu mengerti
bapak Anda."4.
Pentingnya Nama dalam Islam
Dalam rangka supaya mengerti pentingnya nama dalam Islam, Anda hanya
cukup menyimak kisah nabi SAW yang telah mengubah nama-nama beberapa
sahabatnya. Bahkan Rasulullah SAW juga mengganti nama kota ia yang
dulunya bernama "Yatsrib" menjadi "Madinah". ia melarang umatnya memberi nama seseorang dengan nama “Malikul Amlak” yang berarti "Raja
Diraja", dan nama lain yang serupa. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya
nama orang yang paling hina di sisi Allah ialah orang yang diberi nama raja
diraja."
Rasululullah SAW menganjurkan pada kita semoga memberi nama anak kita
dengan Abdullah (hamba Allah), Abdurrahman (hamba Allah Yang Maha
Pemurah), dan nama-nama sejenis. Di dalam nama-nama tersebut terkandung
makna ibadah, dedikasi dan ketundukan kepada Allah 'Azza wa Jalla.
Rasulullah SAW bersabda: "Nama yang paling disukai Allah, yaitu Abdullah
dan Abdurrahman."
Rasulullah SAW sangat suka kepada nama yang baik. dia berharap dengan
nama baik itu akan membawa kebaikan pula. Hal itu sudah dikenal sebagai
suatu ajaran dari ia. Ulama ushul fiqh dan pakar bahasa telah setuju
bahwa nama mengandung makna tertentu. masalah ini dan segala bahasan
yang bercabang dari hal ini telah dibahas panjang lebar dalam kitab-kitab
bahasa arab dan ushul fiqh.
APAKAH MASUK budi?
Pembaca budiman...
Hendakanya Anda tidak terburu-buru, dan jangan heran terlebih dahulu. Mari
kita lanjutkan bersama aku dan jawablah pertanyaan berikut:
Dengan nama apa Anda memberi nama putra Anda?
Apakah Anda menentukan nama yang Anda sukai dan disukai ibunya, dan keluarganya?
Apakah Anda memberi nama putra Anda dengan nama musuh Anda?
Subhanallah!
Sudah pasti kita menentukan nama bagi diri kita sendiri dengan nama-nama yang
mengarah pada sesuatu yang bermakna bagi kita. Namun kenapa kita tidak
dapat mendapat hal ini (memberi nama yang bermakna) bagi manusiamanusia
terbaik? kemudian kita katakan: "Tidak! Mereka menentukan nama putra-putri
mereka karena kasus politik dan sosial, tidak sebagaimana layaknya
manusia biasa!” Apakah mereka tidak mengenal makna nama? Apakah nama
tidak bermakna bagi mereka?
Orang-orang yang pintar sehat—para imam dan orang-orang terhormat—
mereka dihentikan menerapkan nilai-nilai kemanusiaan. Mereka tidak boleh
memberi nama anak mereka dengan nama-nama orang yang mereka cintai.
Mereka juga dihentikan memberi nama dengan nama saudara-saudara mereka
seagama sebagai wujud kecintaan dan penghargaan. Malah mereka dianggap
memberi nama putra-putri mereka dengan nama-nama musuh mereka sendiri!
Dapatkah Anda mempercayai hal itu?
Agar Anda ketahui, hal ini bukan satu kebetulan yang hanya terjadi pada
seorang anak, namun mereka memberi nama banyak anak mereka dengan
nama-nama itu. Hal ini juga bukan saat di mana permusuhan telah terlupa.
Bahkan dukungan nama itu dilakukan pada kala-masa puncak permusuhan
(demikian menurut anggapan mereka).
Tapi menurut pendapat kami: "Pemberian nama-nama tersebut justru pada
saat puncak rasa kasih akung di antara mereka…"
Hal ini merupakan masalah penting yang harus ditelaah dan diperhatikan.
Sebab di dalamnya terkandung banyak fakta, makna, dan merupakan
sanggahan terhadap kisah-dongeng dan kisah-kisah imajinasi. Di dalamnya
juga terkandung seruan bagi jiwa dan perasaan. Di dalamnya terkandung
penjelasan yang memuaskan bagi orang-orang yang akil sehat… Sehingga
tidak mungkin dapat disanggah ataupun diselewengkan maknanya.

Kesimpulan dari Pembahasan tersebut:
Penjelasan 1 s/d 3: lantaran sangat cinta kepada tiga khalifah, maka Sayyidina
Ali a.s. memberi nama putra-putra beliau dengan nama-nama mereka. Yaitu:
Abu Bakar bin Ali bin Abi Thalib. beliau mati syahid di Karbala' bersama
saudaranya, yaitu Husein a.s.
Umar bin Ali bin Abi Thalib. ia ini mati syahid di Karbala' bersama
saudara beliau Husein a.s.
Utsman bin Ali bin Abi Thalib. ia ini juga mati syahid di Karbala' bersama
saudara ia Husein a.s.
Penjelasan 4 s/d 6: Hasan a.s. memberi nama putra-putra beliau dengan nama:
Abu Bakar; Umar; dan Thalhah bin Hasan. Ketiga-tiganya mati syahid di
Karbala' bersama paman mereka Husein a.s.
Penjelasan 7: Husein a.s. memberi nama putra ia dengan nama Umar bin
Husein.
Penjelasan 8 – 9: Sang pemimpin ulama tabi'in Ali bin Husein Zainal Abidin,
yaitu imam keempat (a.s.) juga memberi nama putri ia dengan nama
Aisyah. Juga memberi nama Umar, dan menurunkan keturunan bagi dia
sesudah ia wafat.
Demikian juga dengan para Ahlul Bait lainnya dari keturunan Abbas bin
Abdul Muthalib, keturunan Ja'far bin Abi Thalib, Muslim bin Aqil, dan selain
mereka. Tetapi di sini kita tidak akan menyebutkan seluruh nama-nama
tersebut panjang lebar. Yang menjadi tujuan kita hanyalah untuk menjelaskan
maksud, yaitu klarifikasi perihal nama putra-putra Ali, Hasan, dan Husein
(alahimussalam).

PERTENTANGAN
Di kalangan Syi'ah ada orang-orang yang tidak percaya bahwa Ali dan putra putri
beliau (alaihimussalam) telah memberi nama putra-putri mereka dengan
nama-nama tersebut. Tetapi hal ini hanya bualan orang-orang yang tidak
berwawasan wacana nasab keturunan dan nama-nama. Bahkan mereka yaitu
termasuk orang yang bacaannya terbatas. Di samping itu alhamdulillah, jumlah
mereka hanya sedikit.
Bahkan kelompok ini telah disanggah imam-imam besar serta ulama Syi'ah
sendiri. sebab bukti-bukti keberadaan nama-nama tersebut sangat terperinci dari
fakta yang terjadi dan eksistensi keturunan mereka. Begitu juga tercantum di
dalam kitab-kitab Syi'ah yang mu'tamad (dijadikan acuan). Bahkan di dalam
riwayat-riwayat yang mengisahkan tragedi Karbala', yang mana telah gugur
Abu Bakar bin Ali bin abu Thalib bersama Imam Husien. Demikian pula abu
Bakar bin al-Hasan bin Ali (alaihimussalam), yang telah kami terangkan di atas.
Mereka telah gugur sebagai syahid bersama Husein. Bahkan hal itu dijelaskan
oleh Syi'ah di dalam kitab-kitab mereka sendiri. Tetapi Anda jangan terkejut
manakala Anda tidak mendengar nama-nama ini di Huseiniyyat dan perayaanperayaan
hari Asyura'. alasannya, tidak disebutnya mereka itu bukan berarti
mereka tidak pernah ada.
Ketika itu Umar bin Ali bin Abi Thalib dan Umar bin al-Hasan, termasuk
penunggang kuda yang diakui oleh mereka sebagai orang-orang yang
bertempur sekuat tenaga pada bencana itu.
Masalah santunan nama oleh imam-imam alaihimussalam kepada putra-putra
mereka dengan nama debu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah, dan nama-nama para
sahabat besar lainnya merupakan kasus yang tidak pernah terjawab dengan
jawaban yang terang dan memuaskan oleh Syi'ah. alasannya ialah, tidak mungkin kita
memberi nama tanpa dasar dan tanpa makna. Kita juga mustahil
mengangggap itu sebuah rekayasa yang sengaja dibuat oleh Ahlu Sunah dan
dimasukkan ke dalam kitab-kitab Syi'ah! alasannya ialah hal ini berarti tuduhan terhadap seluruh riwayat-riwayat yang ada dalam kitab-kitab Syi’ah. Sehingga
setiap riwayat yang tidak mengenakkan bagi Syi'ah, kemudian mungkin saja
mereka mengatakan: "Itu adalah rekayasa, dan dusta."
"); var fixArtikel = ""; for(var i = 0; i < artikelEnter.length; i++){ var artikelTemporary = ""; if(positionAds.length > 0){ for(var j = 0; j < positionAds.length; j++){ if(typeof positionAds[j] != "undefined" && positionAds[j] != ""){ if(positionAds[j] == i){ artikelTemporary += artikelEnter[i]; if(typeof ads[j] != "undefined" && ads[j] != ""){ artikelTemporary += "
"; artikelTemporary += "
"; artikelTemporary += ads[j]; artikelTemporary += "
"; break; } } } } fixArtikel += artikelTemporary == "" ? artikelEnter[i] : artikelTemporary; fixArtikel += "
"; } else { fixArtikel += artikelEnter[i]; fixArtikel += "
"; } } artikel.innerHTML = fixArtikel;

0 Response to "HUBUNGAN erat ANTARA AHLUL BAIT NABI SAW DENGAN SELURUH teman NABI RADHIYALLAHU 'ANHUM"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel