-->

Al-Tibyan (Nawawi) I - Quran ialah Kitab Samawi Terakhir


Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maga Penyayan.

Asy-Syeikh Al-Faqih Imam yang alim, badak, zahid, teliti dan cermat ini, debu Zakariya Yahya Muhyiddin bin Syaraf bin Hizam An-Nawawi rahimaullah, berkata:
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pemberi Anugerah, dialah yang memiliki kekayaan, keagungan dan kebaikan yang memberi kita prtunjuk biar selalu beriman. beliau melebihkan agama Islam dibanding agama-agama lainnya dan memberi kita anugerah yang amat besar lantaran kepada kita diutuslah makhluk-Nya yang paling mulia dan paling utama disisi-Nya, kekasih dan Khalil-Nya, hamba dan rasul-Nya - Muhammad saw.

            Dengan perantara kekasih-Nya ini, beliau menghapuskan penyembahan terhadap berhala-hala tak berdaya. Allah swt memuliakannya dengan Al-Qur’an sebagai mukjizat yang kekal dari zaman ke zaman. Dengannya ia mengajar seluruh makhluk, insan dan jin dan mendiamkan orang-orang yang menyimpang dan sombong, serta mengakibatkannya penyubur bagi hati orang-orang yang memiliki mata hati dan ma’rifat.
            Al-Qur’an tidak akan pernah menjadi usang, meskipun selalu diulang-ulang atau perubahan zaman. Allah swt memudahkannya untuk diingat dan dihafal oleh belum dewasa kecil dan menjamin keasliannya dari segala bentuk perubahan dan kejadian yang akan mengubahnya. Al-Qur’an tetap dipelihara dengan kebanggaan Allah swt dan anugerah-Nya sepanjang kala. beliau menentukan orang-orang yang pandai dan cakap untuk memelihara ilmu-ilmu Al-Qur’an dan mengumpulkan di dalamnya setiap ilmu yang mampu melapangkan dada orang-orang yang mempunyai keyakinan.
            Saya memuji-Nya atas semua itu dan nikmat-nikmat lainnya yang tidak terhitung banyaknya, lebih-lebih lagi nikmat berupa keimanan yang teguh. aku memohon kepada-Nya agar selalu mencurahkan anugerah kepadaku dan kepada orang-orang yang saya cintai serta kaum muslimin tanpa pengecualian di muka bumi ini. simpel-mudahan kita semua memperoleh rahmat dan ridha-Nya.
            Saya bersaksi bahwa tidak ada yang kuasa selain Allah swt, tidak ada sekutu bagi-Nya, dengan kesaksian yang semoga diberikan ampunan dan yang mampu menyelamatkan saya dari api neraka serta mengantarkan aku ke tempat tinggal yang mulia dalam syurga.
            Sesungguhnya, Allah swt telah menganugerahkan kepada umat ini - mudah-mudahan Allah swt menambah kemuliaan pad umat ini - agama Islam yang diridhai-Nya dan mengutus insan terbaikNya - Muhammad saw - kepada mereka sebagai penerang jalan. praktis-mudahan Allah swt melimpahkan kepadanya sholawat, berkat dan salam yang paling utama.
            Allah swt memuliakan umat ini dengan kitab Al-Qur’an sebagai kalam terbaik dan Allah swt mengumpulkan di dalamnya segala yang diharapkan berupa kabar orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian, pesan tersirat-nasihat, berbagai perumpaan, budbahasa dan kepastian aturan, serta hujah-hujah yang besar lengan berkuasa dan terang sebagai bukti keesaan-Nya dan perkara-perkara lainnya yang berkenaan dengan yang dibawa oleh rasul-rasul-Nya. simpel-mudahan sholawat dan salam Allah swt tetap atas mereka dan dapat mengalahkan orang-orang yang mulhid, sesat dan jahil.
            Allah swt pasti akan melipatgandakan pahala bagi orang-orang yang membaca Al-Qur’an dan pada waktu yang sama memerintahkan kita memperhatikan, mengamalkannya, mematuhi adab serta mencurahkan segenap tenaga untuk memuliakannya.
            Sejumlah ulama terkemuka telah menulis kitab-kitab yang telah dikenal orang-orang yang mau menggunakan anugerah kebijaksanaannya wacana keutamaan dan kemuliaan membaca Al-Qur’an dan anugerah yang Allah swt berikan kepada mereka yang membacanya. Tetapi ada sebagian besar insan yang semangat menghafalnya amat lemah, bahkan untuk menelaahnyapun mereka tidak mau lantaran miskinnya cita-cita dalam hati mereka. Dengan demikian, Al-Qur’an tidak akan pernah menandatangkan manfaat apapun, kecuali bagi mereka yang mempunyai pemahaman yang baik dan mau mengamalkannya dalam ritunitas ibadah sehari-hari.
            Saya melihat penduduk kota kami, Damsyiq - praktis-mudahan Allah swt melindungi dan menjaganya, demikian juga kota-kota Islam lainnya – amat menaruh perhatian yang besar untuk menghormati Al-Qur’an dengan Tutorial belajar, mengajar, membahas dan mengkajinya secara berkelompok ataupun sendirian. Mereka sungguh-sungguh dalam mempelajarinya tidak peduli malam ataupun siang, simpel-mudahan Allah swt menambah bagi mereka kegemaran untuk mengasihi Al-Qur’an dan melaksanakan segalanya hanya dengan mengharapkan keridhaan Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia.
            Itulah mendorong aku mengumpulkan ringkasan sopan santun-adab berinteraksi dengan Al-Qur’an dan sifat-sifat penghafal dan pelajarnya.
            Allah swt mewajibkan kita biar bersikap baik terhadap Kitab-Nya dan termasuk perlakuan ini ialah menjelaskan sopan santun-adab pengkaji dan pelajarnya serta membimbing mereka melaksanakannya dan mengingatkan mereka dengan hikmah yang baik. saya usahakan meringkas dan memendekkannya untuk menghindari pembahasan yang terlalu panjang. saya batasi dalam setiap pecahan hanya membahas satu aspek dan aku menyinggung setiap macam susilanya pada satu pembahasan yang tersendiri.
            Oleh sebab itu, ini salah satu konsekuensinya, sebagian besar yang aku kemukakan tida ada rujukan sanad-sanadnya. Meskipun saya benar-benar mempunyai perbendaharaan sanad itu, namun tujuan aku ialah menjelaskan asalnya dan dalam pembahasan itu saya menyinggung berkenaan sanad-sanad yang tidak aku sebutkan dalam penulisannya. Itu terpaksa harus aku ambil, mengingat suatu bahasan dalam bentuk ringkas akan lebih membekas dalam ingatan dan mudah dihafal, diambil manfaat dan mudah disebarkan.
            Kemudian saya terangkan hadits-hadits shahih dan dha’if, disamping para perawi yang terpercaya alasannya mereka kadang-kadang lupa menyebutkan hal itu.
            Saya tahu bahwa para ulama jago hadits mengharuskan  pengamalan hadits dha’if berkenaan dengan keutamaan amalan dan fadilatnya. Meskipun begitu, saya rasa sudah cukup bila saya hanya memasukkan hadits-hadits yang shahih saja sehingga saya tidak menyebut hadits dha’if kecuali dalam keadaan-keadaan tertentu yang amat dibutuhkan.
            Kepada Allah Yang Maha Pemurah saya bertawakal dan berserah diri. aku mohon kepada-Nya agar aku bisa menempuh jalan yang lurus dan terpelihara dari orang-orang yang menyimpang dan membangkang serta mendapat pemanis kebaikan. saya mohon dengan penuh kerendahan diri kepada Allah swt semoga menyampaikan keridhaan-Nya kepada saya dan mengakibatkan aku termasuk orang yang takut dan bertaqwa kepada-Nya dengan sebenar-benar taqwa dan memberi saya petunjuk dengan Tutorial yang baik.
            Saya mohon pula kepada Allah swt agar memudahkan bagi aku setiap bentuk kebaikan dan membantu aku melaksanakan banyak sekali perbuatan baik dan memutuskan saya dalam keadaan seperti itu hingga ajal kematian menjemput aku dan juga melakukan hal yang sama terhadap semua orang yang saya cintai serta kaum muslimin dan muslimat sekalian.
            Cukuplah Allah swt sebagai penolong saya, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.


ALQURAN ADALAH KITAB SAMAWI TERAKHIR

Segala puji dan puja hanya patut ditujukan kepada Allah Azza wa Jalla yang menurunkan kitab suci kepada hamba-hambaNya yaitu Al-Qur’an. Sholawat serta salam patut ditujukkan kepada kekasihNya yaitu penghulu kita Nabi Muhammad saw. Demikian juga kepada ahlul bait dan para sahabatnya sekalian.
Allah Taala berfirman, “Allah tiada dewa selain beliau, Yang Maha Hidup dan Maha berdiri Sendiri. dia menurunkan kitab Alquran padamu (Muhammad) dengan bantu-membantu, membenarkan kitab-kitab yang telah lebih dulu daripadanya dan juga menurunkan kitab Taurat dan Alkitab sebelum (Alquran diturunkan, Taurat dan Alkitab itu) menjadi petunjuk bagi insan. Dan beliau menurunkan Al-Furqan (Alquran).” (Q.S. Ali Imran 3:24)

KEISTIMEWAAN ALQURAN
Kitab suci Alquran memiliki keistimewaan-keistimewaan yang dapat dibedakan dari kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya, di antaranya ialah:

1. Alquran memuat ringkasan dari ajaran-ajaran ketuhanan yang pernah dimuat kitab-kitab suci sebelumnya seperti Taurat, Zabur, Alkitab dan lain-lain. Juga fatwa-ajaran dari yang kuasa yang berupa wasiat. Alquran juga mengokohkan perihal kebenaran yang pernah terkandung dalam kitab-kitab suci terdahulu yang berafiliasi dengan peribadatan kepada Allah Yang Maha Esa, beriman kepada para rasul, membenarkan adanya balasan pada hari balasan, keharusan menegakkan hak dan keadilan, berakhlak luhur serta berbudi mulia dan lain-lain.
Allah Taala berfirman, “Kami menurunkan kitab Alquran kepadamu (Muhammad) dengan sebetulnya, untuk membenarkan dan menjaga kitab yang terdahulu sebelumnya. Maka dari itu, putuskanlah aturan di antara sesama mereka berdasarkan apa yang diturunkan oleh Allah. Jangan engkau ikuti nafsu mereka yang membelokkan engkau dari kebenaran yang sudah tiba padamu. Untuk masing-masing dari kamu semua Kami tetapkan aturan dan jalan.” (Q.S. Al-Maidah:48)
Jelas bahwa Allah swt. sudah menurunkan kitab suci Alquran kepada Nabi Muhammad saw. dengan disertai kebenaran mengenai apa saja yang terkandung di dalamnya, juga membenarkan isi kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah Taala sebelum Alquran sendiri yakni kitab-kitab Allah yang diberikan kepada para nabi sebelum Rasulullah saw. Bahkan sebagai pemeriksa, peneliti, penyelidik dari semuanya. Oleh alasannya adalah itu Alquran dengan terus terang dan tanpa ragu-ragu memutuskan mana yang benar, tetapi juga menjelaskan mana yang merupakan pengubahan, pergantian, penyimpangan dan pertukaran dari yang murni dan orisinil.
Selanjutnya dalam ayat di atas disebutkan pula bahwa Allah Taala memerintahkan kepada nabi supaya dalam memutuskan segala problem yang timbul di antara seluruh umat manusia ini dengan memakai aturan dari Alquran, baik orang-orang yang beragama Islam atau pun golongan ahlul kitab (kaum Katolik dan Yahudi) dan jangan hingga mengikuti hawa nafsu mereka sendiri saja.
Dijelaskan pula bahwa setiap umat oleh Allah swt. diberikan syariat dan jalan dalam aturan-hukum amaliah yang sesuai dengan persiapan serta kemampuan mereka.
Adapun yang bekerjasama dengan problem keyakinan, ibadah, adab, sopan santun serta halal dan haram, juga yang ada hubungannya dengan sesuatu yang tidak akan berbeda karena perubahan masa dan kawasan, maka semuanya dijadikan seragam dan hanya satu macam, sebagaimana yang tertera dalam agama-agama lain yang bersumber dari wahyu Allah swt.
Allah Taala berfirman, “Allah telah menetapkan agama untukmu semua yang telah diwasiatkan oleh-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepada Ibrahim, Musa dan Isa, (yang semua serupa saja) ialah hendaklah kamu semua menegakkan agama yang benar dan janganlah kau sekalian berpecah-belah.” (Q.S. Asy-Syura:13)
Seterusnya lalu dibuang beberapa aturan yang berhubungan dengan amaliah yang dahulu dan diganti dengan syariat Islam yang merupakan syariat terakhir yang kekal serta sesuai untuk diterapkan dalam segala waktu dan kawasan. Oleh alasannya adalah itu, maka dogma pun menjadi satu macam, sedangkan syariat berbeda disesuaikan dengan kondisi zaman masing-masing umat.

2. pedoman-ajaran yang termuat dalam Alquran ialah kalam Allah yang terakhir untuk memberikan petunjuk dan bimbingan yang benar kepada umat insan, inilah yang dikehendaki oleh Allah Taala supaya tetap sepanjang era, abadi untuk selama-lamanya. Maka dari itu jagalah kitab Alquran biar tidak dikotori oleh tangan-tangan yang hendak mengotori kesuciannya, hendak mengubah kemurniannya, hendak mengganti isi yang sebetulnya atau pun hendak menyusupkan sesuatu dari luar atau mengurangi kelengkapannya.
Allah Taala berfirman, “Sesungguhnya Alquran yaitu kitab yang mulia. Tidak akan dihinggapi oleh kebatilan (kepalsuan), baik dari hadapan atau pun dari belakangnya. Itulah wahyu yang turun dari tuhan yang Maha Bijaksana lagi Terpuji.” (Q.S. Fushshilat:41-42)
Allah Taala berfirman pula, “Sesungguhnya Kami (Allah) menurunkan peringatan (Alquran) dan sesungguhnya Kami pasti melindunginya (dari kepalsuan).” (Q.S. Al-Hijr:9)
Adapun tujuan menjaga dan melindungi Alquran dari kebatilan, kepalsuan dan pengubahan tidak lain hanya agar supaya hujah Allah akan tetap tegak di hadapan seluruh manusia, sehingga Allah Taala mampu mewarisi bumi ini dan siapa yang ada di atas permukaannya.

3. Kitab Suci Alquran yang dikehendaki oleh Allah Taala akan kekekalannya, mustahil pada suatu hari nanti akan terjadi bahwa suatu ilmu pengetahuan akan mencapai titik hakikat yang bertentangan dengan hakikat yang tercantum di dalam ayat Alquran. karenanya tidak lain karena Alquran yaitu firman Allah Taala, sedang keadaan yang terjadi di dalam alam semesta ini semuanya merupakan karya Allah Taala pula. Dapat dipastikan bahwa firman dan amal perbuatan Allah tidak mungkin bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Bahkan yang mampu terjadi ialah bahwa yang satu akan membenarkan yang lain. Dari sudut inilah, maka kita menyaksikan sendiri betapa banyaknya kebenaran yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern ternyata sesuai dan cocok dengan apa yang terkandung dalam Alquran. Makara apa yang ditemukan ialah memperkokoh dan merealisir kebenaran dari apa yang sudah difirmankan oleh Allah swt. sendiri.
Dalam hal ini baiklah kita ambil firman-Nya, “Akan Kami (Allah) perlihatkan kepada mereka kelak bukti-bukti kekuasaan Kami disegenap penjuru dunia ini dan bahkan pada diri mereka sendiri, sampai terperinci kepada mereka bahwa Alquran adalah benar. Belum cukupkah bahwa yang kuasamu Maha Menyaksikan segala sesuatu?” (Q.S. Fushshilat:53)

4. Allah swt. berkehendak supaya kalimat-Nya disiarkan dan disampaikan kepada semua kebijaksanaan pikiran dan pendengaran, sehingga menjadi suatu kenyataan dan perbuatan. Kehendak semacam ini tidak mungkin berhasil, kecuali jika kalimat-kalimat itu sendiri benar-benar simpel diingat, dihafal serta dipahami. Oleh karena itu Alquran sengaja diturunkan oleh Allah Taala dengan suatu gaya bahasa yang spesial, simpel, tidak sukar bagi siapa pun untuk memahaminya dan tidak sukar pula mengamalkannya, asal disertai dengan keikhlasan hati dan kemauan yang besar lengan berkuasa.
Allah Taala berfirman, “Sungguh Kami (Allah) telah menciptakan simpel pada Alquran untuk diingat dan dipahami. Tetapi adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Q.S. Al-Qamar:17)
Di antara bukti kemudahan bahasa yang digunakan oleh Alquran ialah banyak sekali orang-orang yang hafal di luar kepala, baik dari kaum lelaki, perempuan, bawah umur, orang-orang renta, orang kaya atau miskin dan lain-lain sebagainya. Mereka mengulang-ulangi bacaannya di rumah atau mesjid. Tidak henti-hentinya suara orang-orang yang mencintai Alquran berkumandang di seluruh penjuru bumi. Sudah barang tentu tidak ada satu kitab pun yang menerima keistimewaan melebihi Alquran.
Bahkan dengan banyak sekali keistimewaan di atas, terperinci Alquran tidak ada bandingannya dalam hal pengaruhnya terhadap hati atau kehebatan pimpinan dan Tutorial menyampaikan petunjuknya, juga tidak mampu dicarikan persamaan dalam hal kandungan serta kemuliaan tujuannya. Oleh sebab itu mampu diyakini bahwa Alquran yaitu mutlak sebaik-baik kitab yang ada.

Kitab ini ini membahas perkara-perkara yang sangat penting diketahui oleh setiap orang Islam lantaran kitab ini membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan susila kita menjalin interaksi dengan kitab suci kita -Al-Qur’an al-Karim.
            Dalam garis besarnya, kitab ini mengandung sembilan pecahan dan sebuah mukadimah yang menjelaskan secara ringkas latar-belakang dan kandungan kitab ini secara keseluruhan. Kemudian diteruskan dengan riwayat hidup Imam Nawawi.
Adapun kesembilan serpihan yang menjadi inti kitab ini yaitu:
·      KEUTAMAAN MEMBACA DAN MENGKAJI AL-QUR’AN
·      KELEBIHAN ORANG YANG MEMBACA AL-QUR’AN
·      menghormati DAN memuliakan GOLONGAN AL-QUR’AN
·      PANDUAN MENGAJAR DAN berguru AL-QUR’AN
·      PANDUAN MENGHAFAZ AL-QUR’AN
·      ADAB DAN ETIKA MEMBACA AL-QUR’AN
·      ADAB BERINTERAKSI DENGAN AL-QUR’AN
·      AYAT DAN SURAT YANG DIUTAMAKAN MEMBACANYA PADA WAKTU-WAKTU TERTENTU
·      RIWAYAT PENULISAN MUSHAF AL-QUR’AN

Dengan pengantar yang amat singkat ini, kami dengan gembira mempersembahkan kepada Anda sebuah kitab besar - Al-Adzkaar lin Nawawi dan At-Tibyaan fii Aadaabi Hamalatil Quran - karya ulama besar - Abu Zakariya Yahya Muhyiddin bin Syaraf bin Hizam An-Nawawi atau yang amat dikenal sebagai Iman Nawawi. Semoga Anda menjadi insan kamil – insan yang benar-benar sempurna sebagaimana tujuan asali kita semua diciptakan. Selamat membaca. Semoga Allah swt selalu bersama kita. Amin ya Rabbi’alamin.

Barangsiapa diberi petunjuk Allah swt, maka tidak ada satupun kekuatan yang mampu menyesatkannya. Dan Barangsiapa yang disesatkan oleh Allah swt, maka tidak ada kekuatan pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
            aku bersaksi bahwa tidak ada yang kuasa selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba terpilih dan Rasul-Nya.
            Selanjutnya, Allah Azza wa Jalla telah memuliakan kepada kita semua dengan Al-Qur’an yang berisi khabar umat-umat sebelumnya ataupun sesudahnya dan memberi keputusan di antara mereka.
            Al-Qur’an adalah pemisah antara yang haq dan yang batil. Tidaklah seorang yang sombong meninggalkannya kecuali Allah swt mematahkannya.          Barangsiapa mencari petnjuk selain Al-Qur’an, maka Allah swt menyesatkannya. Al-Qur’an yaitu tali Allah Yang teguh dan dzikir yang bijaksana serta jalan yang lurus.
            Dengan tuntuan Al-Qur’an, kita tidak akan menyimpang, lidah orang-orang yang lemah tidak menjadi tumpul dan para ulama tidak merasa kenyang untuk menimba ilmu-ilmu langit darinya.
            Al-Qur’an tidak menjadi usang meskipun diulang-ulang, keajaibannya tidak pernah habis. Begitu hebatnya Al-Qur’an hingga-sampai bangsa jin saat mendengarnya mengatakan, “Sesungguhnya kami telah mendengar Al-Qur’an yang menakjubkan, yang memberi petunjuk ke jalan yang benar, kemudian kami beriman kepadanya.”
     Barangsiapa yang berkata berdasarkan Al-Qur’an, maka ia berkata benar. Barangsiapa mengamalkannya, maka beliau pasti akan mendapatkan pahala yang berlipat dan tidak disangka-sangka.
            Barangsiapa memutuskan perkara dengannya, maka dia telah berlaku adil dan Barangsiapa menyeru kepadanya, maka ia akan diberi petunjuk menuju jalan yang lurus.
            Allah swt telah mengemukakan dalam Al-Qur’an banyak sekali nasihat dan perumpamaan, watak dan aturan serta sejarah ihwal orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian. Di samping itu, Allah swt juga menyuruh kita untuk memperhatikan dan mengamalkan adab-adabnya.
            Para ulama telah menuliskan kitab wacana masalah ini dan membahas secara mendalam. Kemudian tiba Imam An-Nawawi rahimaullahu ta’ala, mengumpulkan serta meringkaskannya ke dalam kitab ini. Kandungan kitab ini meliputi tabiat-adab membaca, berguru Al-Qur’an, sifat-sifat penghafaz, keterangan keutamaan membacanya, etika-adab bagi murid dan ustadz, panduan mengamalkan dan menjalankan tuntutan dan hukumnya supaya para penuntut Al-Qur’an menerima manfaat sebesar-besarnya.
            Di akhir kitab ini, Imam An-Nawawi juga menjelaskan nama-nama dan kata-kata asing yang terdapat dalam Al-Qur’an, serta menyinggung sejumlah kaedah dan faedahnya. Maka Jadilah, ini sebuah kitab yang berguna bagi penuntut ilmu dan pengkaji Al-Qur’an.           praktis-mudahan Allah swt membalasnya dengan kebaikan atas jasanya kepada seluruh muslimin dan muslimah dan simpel-mudahan Allah swt memasukkan sang Imam dan kita ke dalam golongan mahir Al-Qur’an dan yang mendapat keistimewaan darinya.

Naskah tulisan Tangan
            Penulisan kitab ini berasal dari naskah goresan pena tangan yang tersimpan di Daarul Kutub Azh-Zhahiriyah di Damasyiq bernomor 326 tahun (37) Qiraat. Ia naskah yang lengkap, teliti dan mempunyai sistem penulisan yang baik serta naskah terbaik yang pernah tersimpan di Daarul Kutub Azh-Zhahariyah di Damsyiq. Ia termasuk kitab-kitab yang diwakafkan oleh penguasa Syam pada tahun ke-12 Hijriyah, As’ad Basya Al-Azhm, pemilik museum terkenal di Damsyiq  kepada ayahnya, Ismail Basya Al-Azhm.
            Naskah itu sendiri telah mengalami aneka macam kerusakan sehingga lembar keempat dan kelima tidak bisa ditemukan. Namun, kekurangan itu diperbaiki dengan goresan pena baru yang berbeda dengan salinan dan syakal saya. cuilan-bagian dan fasal-fasal serta judul fasalnya tertulis dengan dakwat merah.
            Muhammad bin Ali bin Umar Al-Baysuni menulisnya untuk dirinya pada tahun 891H. Di bagian akhir, terdapat ijazah atas nama Usman bin Muhammad tertanggal tahun 986H.



0 Response to "Al-Tibyan (Nawawi) I - Quran ialah Kitab Samawi Terakhir"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel