-->

Kekhalifahan Sayyidina Hasan ra

Ketika Kholifah Ali bin Abi Tholib kw habis dipukul dengan pedang oleh Abdurahman bin Muljam dan melihat luka yang begitu parah, maka pengikutnya meminta kepada dia biar mengangkat  Sayyidina Hasan ra sebagai Kholifah. Namun ketika itu Imam Ali kw tidak menyetujui usul tersebut dan ia hanya berkata:

لاَ اَمُرُكُمْ وَلاَ اَنْهَاكُمْ، اَتْرُكُكُمْ كَمَا تَرَكَكُمْ رَسُولُ الله
                                     ( رواه احمد )
        Saya tidak memerintahkan kalian dan saya juga tidak melarang kalian, saya tinggalkan kalian sebagaimana Rosululloh meninggalkan  kalian.                          ( H.R. Ahmad )



        Yang dimaksud oleh Kholifah Ali kw ialah, bahwa ia tidak mau menunjuk seseorang sebagai Kholifah, dikarenakan mengikuti jejak Rosululloh SAW, dimana Rosululloh SAW  tidak pernah menunjuk seseorang sebagai Kholifah.
        Selanjutnya begitu Imam Ali kw wafat (syahid), tepatnya pada pertengahan bulan Romadhon tahun empat puluh Hijriyah pengikutnya bermusyawaroh dan sehabis dua hari dari kemangkatan Imam Ali kw mereka setuju mengangkat Sayyidina Hasan ra sebagai Kholifah.
        Demikian proses pengangkatan Sayyidina Hasan ra sebagai Kholifah kelima, menggantikan Kholifah Ali bin Abi Tholib kw.
        Tidak berapa lama, sehabis Sayyidina Hasan ra dilantik sebagai Kholifah, para pengikutnya meminta kepadanya untuk menyerang Muawiyah di Syam.
        lalu Kholifah Hasan ra.segera mempersiapkan pasukan, dan terkumpullah sebanyak dua belas ribu personel dan yang diangkat sebagai panglima yaitu sepupu ayahnya yaitu Ubaidillah bin Abbas dan dibantu oleh orang-orang bersahabat ayahnya seakan-akan Qais bin Saad Al-Anshory dan Said bin Qais.
        Oleh lantaran ada warta bahwa Muawiyah dan pasukannya sudah berangkat dari Syam menuju Kufah dengan jumlah yang sangat besar, diperkirakan enam puluh ribu orang, maka Kholifah Hasan ra segera memerintahkan Ubaidillah dan pasukannya supaya segera berangkat menuju Maskin,  satu tempat antara Kufah dan Damaskus .
        Pesan Kholifah Hasan ra kepada Ubaidillah bin Abbas dan anak buahnya sbb; Jangan menyerang sebelum diserang oleh pasukan Muawiyah. Kemudian apabila dalam pertempuran Ubaidillah bin Abbas gugur maka yang menggantikan sebagai panglima adalah Qais bin Saad dan apabila Qais juga gugur maka yang menggantikannya Said  bin Qais.
      Sepeninggal Ubaidillah dan pasukannya Kholifah Hasan ra segera mengajak  penduduk Irak untuk  bergabung  bersamanya  menghadapi Muawiyah dan pasukannya . Sehingga  saat  berhadapan dengan pasukan Muawiyah, dipihak Kholifah Hasan ra sudah berjumlah empat puluh ribu personel.
         Namun apa yang terjadi, Muawiyah dengan segala kelihaiannya dapat mempengaruhi orang-orang yang ada dipihak Kholifah Hasan ra. Ubaidillah sendiri terpengaruh dengan bujuk rayu Muawiyah dan akibatnya dia melarikan diri membelot ke Muawiyah. Hal ini tentu membuat bekas anak buahnya kendor semangatnya untuk melawan musuh. Sehingga banyak dari pasukan  Kholifah Hasan ra yang lari meninggalkan Maskan.
         Melihat situasi yang tidak menggembirakan dan melihat akhir yang akan terjadi apabila dua pasukan ini sampai berperang, dimana korban yang akan berjatuhan dari kedua belah pihak akan mencapai jumlah yang sangat besar, maka Kholifah Hasan ra. yang dikenal bakir lagi bijaksana  serta lebih  mementingkan  perdamaian dari pada pertempuran, ia berinisiatif untuk menyerahkan kepemimpinan umat islam saat itu kepada Muawiyah.
         Kholifah Hasan ra. segera mengirim surat ke Muawiyah mengatakan maksudnya, dengan catatan semoga Kekholifahan setelah  Muawiyah  diserahkan Kepadanya. Dan Muawiyah tidak boleh mengangkat seseorang sebagai penggantinya, tapi menyerahkan kemajlis Syuro. Kemudian  Muawiyah  tidak boleh  mengganggu orang-orangnya Imam Ali kw yang pernah memeranginya. Begitu pula biar Muawiyah memberikan dari Baitul Mal sejumlah uang untuk Ahlul Bait yang memang hak mereka.
         final membaca surat tersebut Muawiyah merasa senang sekali dan dia menerima syarat tersebut terkecuali sepuluh orang yang akan diambil tindakan. Namun Sayyidina Hasan ra menolak ajakan tersebut.
Mengetahui penolakan tersebut Muawiyah segera mengirim kertas putih yang sudah ditanda tanganinya, untuk diisi oleh Kholifah Hasan ra, sesuai dengan seruannya tersebut.
         Demikian proses penyerahan kekuasaan atau kekholifahan dari Sayyidina Hasan ke Muawiyah.
         kejadian atau perdamaian ini sekaligus membuktikan apa yang pernah disampaikan oleh Rosululloh SAW, dimana junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW pernah bersabda:
          Sesungguhnya anakku ini pemimpin, dan kelak Alloh melaluinya akan mendamaikan antara dua kelompok besar dari kaum Muslimin.
          Melihat perdamaian ini ada beberapa orang yang mengaku sebagai Syi’ahnya Sayyidina Hasan ra. murka dan mengatakan atau menjuluki Sayyidina Hasan ra dengan sebutan;

يَاعَارُ المُؤْمِنِينْ
             Wahai orang yang menciptakan wirangnya kaum Mu’minin
 
            Mendengar kata-kata yang tidak baik itu Sayyidina Hasan ra menjawab;

اَلْعَارْ خَيْرٌ مِنَ النَّارْ
(الاصابة لابن حجر فى ترجمة الحسن، والبداية والنهاية)

Wirang itu lebih baik dari api Neraka
 
       Tidak lama lagi datanglah kepada Sayyidina Hasan ra seorang yang berjulukan Aba Amir Sufyan bin Laila dan berkata;

يَا مُذِ لُّ المُؤْمِنِينْ
       Hai orang yang membawa penghinaan bagi kaum Mu’minin.
           
        Sayyidina Hasan ra segera menjawab:
        Hai Aba Amir saya bukan orang yang membuat Kaum Mukminin dihinakan, tapi saya tidak mau mencari kekuasaan dengan mengorbankan mereka.
       
        Selanjutnya dengan penyerahan kekuasaan dari Sayyidina Hasan ra ke Muawiyah yang terjadi pada pertengahan bulan Jumadil Awal tahun empat puluh satu Hijriyah ini, maka kekhalifahan selanjutnya dipegang oleh sahabat Muawiyah. Umur Muawiyah ketika itu enam puluh enam tahun, sedang umur Sayyidina Hasan tiga puluh delapan.
          Dalam hal ini, seorang Ulama Ahlul Bait, yaitu Al Habib Abdulloh Alhaddad ra ketika ditanyakan kepadanya mengenai kekholifahan Muawiyah, ia mengatakan dalam Mukatabat nya sbb;
          Dengan penyerahan dan baiat Sayyidina Hasan ra. kepada Muawiyah, maka Kekhalifahan Muawiyah menjadi sah.

          Dalam sejarah islam, tahun dimana terjadi perdamaian antara Sayyidina Hasan ra dan Muawiyah ini, disebut  AAMUL  JAMAAH. Karena pada ketika itu Muslimin bersatu dibawah satu komando.
         Selanjutnya sehabis Sayyidina Hasan ra  menyerahkan  Kekholifahan  kepada Muawiyah dan membaiatnya, ia dan seluruh keluarganya segara meninggalkan Kufah dan kembali menetap di Madinah.
        Hampir sepuluh tahun Sayyidina Hasan ra. tinggal diMadinah, dan waktunya banyak ia habiskan dalam beribadah dan mengamalkan ilmunya.
Apabila beliau selesai sholat subuh, beliau selalu mampir ketempat istri istri Rosululloh SAW. Dan terkadang memberi mereka hadiah. Namun apabila beliau selesai sholat dhohor, dia tetap duduk di Mas’jid mengajar, dan terkadang menambah ilmu dari para Sahabat Rosululloh SAW yang masih ada.

        kesudahannya pada tanggal dua puluh delapan bulan sofar tahun lima puluh Hijriyah, Sayyidina Hasan ra pulang kerahmatulloh dalam usia empat puluh tujuh tahun dan dimakamkan dipemakaman umum Baqi’.
        Bertindak selaku Imam dalam sholat jenazahnya ialah Said ibnul Ash, Kepala daerah  Madinah.

        Mengenai ajal Sayyidina Hasan ra.ini, para ahli sejarah mengatakan, bahwa ia wafat lantaran diracun. Adapun mengenai siapa yang meracuninya, maka kami tidak berani menuduh seseorang. alasannya apabila ada yang menuduh seseorang, maka besok dia akan dimintai pertanggungan jawab atas tuduhannya tersebut.
        Sayyidina Hasan ra. sendiri ketika ditanyakan kepadanya mengenai orang yang meracuninya, ia tidak berani menyebutkan nama orangnya. Dan apabila ulama-ulama Syi’ah berani  menuduh istri Sayyidina Hasan ra yang meracuninya, maka kami tidak heran, jangankan istri Sayyidina Hasan ra, istri Rosululloh Saw dan para teman yang Mubasysyarin Biljannah mereka tuduh bermacam-macam. Bahkan Rosululloh SAW. sendiri tidak luput dari tuduhan mereka.

0 Response to "Kekhalifahan Sayyidina Hasan ra"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel