Al-Habib Sholeh Bin Muhsin Al Hamid
Beliau Lahir Di Korbah Ba Karman, Wadi ‘Amd, Sebuah Desa Di Hadramaut, Pada Tahun 1313 H. Ayah beliau, Al Habib Muhsin Bin Ahmad Al-Hamid populer Dengan Sebutan Al-Bakry Al-Hamid, Seorang Yang Sholeh Dan Ulama Yang Sangat Dicintai Dan Dihormati Masyarakat Manapun beliau Berada. Ibundanya ialah Seorang wanita Sholehah bernama ‘Aisyah, Dari Keluarga Al-Abud Ba Umar Dari Masyaikh Al-‘Amudi. dia Mulai Mempelajari Al-Qur’an Dari Seorang Guru Yang bernama Asy-Syeikh Said Ba Mudhij, Di Wadi ‘Amd, Yang Dikenal Sebagai Seorang Yang Sholeh Yang Tiada Henti-Hentinya Berdzikir Kepada Allah. Sedangkan Ilmu Fiqih Dan Tasawuf ia Pelajari Dari Ayah ia Sendiri Al-Habib Muhsin Bin Ahmad Al-Hamid.Pada Usia 26 Tahun, Bertepatan Pada Keenam Tahun 1921 M, Al-Habib Sholeh Meninggalkan Hadramaut Dan Hijrah Menuju Indonesia, beliau Ditemani Oleh Syeikh Fadli Sholeh Salim Bin Ahmad Al-Asykari
Sesampainya Di Indonesia Beliau Singgah Beberapa Hari Di Jakarta. Mendengar Kedatangan Al-Habib Sholeh, Sepupu dia Al-Habib Muhsin Bin Abdullah Al-Hamid, Meminta Al-Habib Sholeh Untuk Singgah Di Kediamannya Di Kota Lumajang. lalu Al-Habib Sholeh Pun Tinggal Sementara Di Lumajang. setelah Menetap Beberapa Waktu, Kemudian dia Pindah Ke Tanggul, Jember. Dan akibatnya dia Menetap Di Tanggul, Hingga janjkematian Beliau.
Suatu Ketika, datanglah ide Rabbaniyah Kepada beliau Untuk melakukan Uzlah. Untuk Mengasingkan Diri Dari Gemerlap Duniawi Dan Godaannya, Menghadap Dan Bertawajjuh Kepada Kebesaran Sang Pencipta. Dalam Khalwatnya, beliau Senantiasa Mengisi Waktu-Waktunya Dengan Membaca Al-Qur’an, Bershalawat Dan Berdzikir Mengagungkan Asma Allah. Dan Hal Itu Berlangsung Selama Lebih Dari 3 Tahun. Hingga Pada Suatu ketika Dalam Khalwatnya, ia Didatangi Oleh Guru ia, Al-Imam Al-Qutub Al-Habib abubakar Bin Muhammad Assegaf, Dalam Cahaya Yang Bersinar terperinci. Selanjutnya Al-Habib debubakar Mengajak dia Keluar Dari Khalwatnya, kemudian Memerintahkan Al-Habib Sholeh Untuk tiba Ke Kediamannya Di Kota Gresik. Sesampainya Di Rumah Al-Habib abubakar, Al-Habib Sholeh Diminta Untuk Mandi Di Jabiyah (Kolam Mandi Khusus Di Kediaman Al-Habib bubukbakar Bin Muhammad Assegaf, Gresik). Kemudian Al-Habib bubukbakar Memberinya Mandat Dan Ijazah Dengan menggunakan Jubah, Imamah Dan Sorban.
Pada suatu dikala beliau melaksanakan Uzlah, mengasingkan diri dari manusia, selama lebih dari tiga tahun. Selama itu pula dia tidak menemui seorang pun dan tidak seorangpun insan menemuinya.
Dalam khalwatnya itu, sebagaimana diceritakan oleh teman terdekat Habib Sholeh semasa hidupnya dalam karangan yang ditulis oleh Habib Muhammad bin Hud Assegaf. Habib Sholeh menceritakan :
"Wahai anakku, ketika dalam khalwat aku merasakan ketenangan batin. Dimana aku banyak membaca Al-Qur'an dan kitab Dalailul Khoirot yang berisi sholawat dan salam kepada Sayyidis Sadad saw, aku bertemu Rasulullah saw yang memancarkan sinar dari wajahnya yang mulia."
Pada suatu saat dalam khalwatnya, sang guru besarnya, orang yang juga memiliki karamah, Al-Imam Al-Qutub Habib bubuk Bakar bin Muhammad Assegaf, bagaikan kilat yang bersinar terang tiba kepadanya. Sebuah menunjukan, Habib Sholeh Al-Hamid telah dipandang mampu mengemban amanah dan dipercaya menyandang Khilafah kenabian serta untuk menebarkan kemanfaatan kepada umat insan.
Selanjutnya sang guru mengajaknya keluar dari khalwatnya itu. kemudian menyuruhnya datang ke kediamannya di Gresik. Sesampainya di rumah, sang guru menyuruh Habib sholeh Al-Hamid mandi di Jabiyah-kolam mandi yang khusus-miliknya. sesudah itu, sang guru memberinya mandat dan ijazah dengan memakaikan jubah imamah dan sorban hijau kepadanya dan mengatakan, "Ya Habib Sholeh, tiba kepadaku Rasulullah SAW dan mengutusku untuk menyerahkan sorban hijau ini. Ini ialah menunjukan kewalian quthb ( kutub ) atasku jatuh ke pundakmu," kata Habib bubuk Bakar bin Muhammad Assegaf.
Habib Sholeh ketika itu merasa dirinya kecil dan belum pantas, maka ia bertanya, "Pantas kah saya menerima anugerah Allah swt yang sedemikian besar ini ? mampukah saya mengembannya?"
Dalam khalwatnya, ia menangis terus, tidak pernah keluar dari kamarnya, dan minta petunjuk kepada Allah swt. dikala itu rumahnya masih sangat sederhana, terbuat dari bilik bambu. Padahal sudah banyak habib, saudara, orang-orang kaya, datang kepadanya untuk membongkar rumahnya, tapi beliau tidak pernah mau. Alasannya, "Jangan dibetulkan! Jangan diapa-apakan! Biarka saja, saya takut Rasulullah SAW tidak datang lagi ke daerah ini. Saya setiap hari berjamaah shalat lima waktu dengan Rasulullah SAW di rumah ini. Jangan dibongkar rumah ini."Khalwatnya itu berlangsung selama kurang lebih tujuh tahun. Hingga suatu ketika ia mendapat kode dari Rasulullah SAW supaya menziarahinya di Madfnah. Ketika dia mengutarakan maksud dan tujuannya akan berangkat ke Baitullah di Makkah dan Madinah, banyak orang yang mau ikut.
Akhirnya, berangkatlah ia ke Makkah. dikala itulah, Habib Muhammad bin Husein al-Hamid ( Labor, Pasar Minggu ) merenovasi rumahnya.
Ketika ia pulang, tidak menunjukkan kemarahan. ketika ditanya oleh banyak orang, Habib Sholeh dengan tersenyum menjawab, "Sebelum rumah ini dibangun, saya telah diberi tahu oleh Rasulullah SAW, "Biarkan rumah itu dibangun." Sebuah mengambarkan, Habib Sholeh al-Hamid telah dipandang mampu mengemban amanah Nabi serta menebarkan kemanfaatan kepada umat insan.
Al-Habib Sholeh Berdakwah Kepada Masyarakat Sekitar Dengan Tak Kenal Lelah, Beliau Mengajak Umat Untuk Selalu Shalat Berjama’ah Dan Tidak Meninggalkannya. Antara Magrib Dan Isya beliau Isi Dengan Membaca Al-Qur’an Dan Wirid-Wirid. Selepas Shalat Ashar, ia Membaca Kitab Nashaih Dinniyah, Karya Al-Habib Abdullah Bin Alwi Al-Haddad, Yang ia Uraikan Dengan Bahasa Madura Sebagai Bahasa Masyarakat Setempat. Tujuannya semoga Masyarakat Faham Dengan Apa Yang ia Disampaikan. berbagai aktivitas Dakwahnya, Antara Lain dia Lakukan Dengan Mengadakan berbagai Pengajian. dia Dikenal karena budpekertinya Yang Begitu Mulia, beliau Tidak Pernah Menyakiti Hati Orang Lain, Bahkan dia Berusaha Menyenangkan Hati Mereka, hingga-Sampai beliau Tidak Pernah Menolak ajakan Orang. Seolah Apa Pun Yang ia Miliki Ingin ia Berikan Kepada Setiap Orang Yang Membutuhkan. ia Selalau Melapangkan Hati Orang-Orang Yang Sedang Dalam Kesusahan Dan merampungkan kasus-Masalah Bagi Orang Yang Mempunyai Masalah. Keihklasan Hati, akhlak Serta Keluhuran kecerdikan Pekertinya membuat dia Sangat Dicintai Dan Dihormati Oleh Masyarakat. Semua Orang Yang Berada Di Dekatnya Akan Merasa Nyaman. Bahkan Setiap Orang Yang Mengenal ia Akan Merasa Bahwa Dialah Orang Yang akrab Dengan Sang Habib Ini. Ini lantaran Perhatian beliau Yang Begitu Besar Terhadap Semua Orang Yang Ditemuinya. beliau Seorang Yang mempunyai Kepedulian Tinggi Terhadap Faqir Miskin, Para Janda Dan Anak Yatim.
Dakwah Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid kepada masyarakat sekitar, diawalinya dengan membangun mushala di daerah kediamannya. Habib Sholeh selalu mengisinya dengan kegiatan shalat berjemaah dan hizib Al-Qur'an antara magrib dan Isya di Mushala ini. dia juga menggelar pengajian-pengajian yang membahas hal-hal mana yang dilarang oleh agama dan mana yang diwajibkan agama, kepada masyarakat sekitar.
Setiap selesai shalat asar, ia membacakan kitab An-Nashaihud Dinniyah, karangn Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, yang diraikannya kedalam bahasa keseharian masyarakat sekitar, adalah bahasa Madura.
Beberapa tahun kemudian, beliau menerima hadiah sebidang tanah dari seorang Muhibbin-orang yang mengasihi anak cucu keturunan Rasulullah saw, yakni H.AbdurRasyid. tanah inilah kemudian ia wakafkan. Di atas tanah inilah, beliau membangun masjid yang diberi nama Riyadus Shalihin. Di masjid ini kegiatan keagamaan semakin semarak. Kegiatan keagamaan, seperti shalat berjamaah, hizib Al-Qur'an, sreta pwmbacaan Ratib al-Haddad, rutin dibaca di antara magrib dan isya.
Dalam kesehariannya, beliau selalu melapangkan dada orang-orang yang sedang dalam kesusahan. Sering, bahkan, orang-orang yang sedang dililit hutang, dia bantu untuk menyelesaikannya. jika ia melihat seorang gadis dan jejaka yang kawin, beliau dengan segera mencarikan pasangan hidup dengan terlebih dahulu memberikan seorang calon. Apabila ada kecocokan di antara keduanya, segeralah mereka dinikahkan. Bahkan, sering Habib sholeh yang membantu biaya perkawinannya. Pernah pula, dalam waktu sehari dia mendamaikan dua atau tiga orang yang bermusuhan.
Wasiat atau ajarannya yang paling populer :
"Hendaklah setiap kau menjaga shalat lima waktu. Jangan pernah tinggalkan shalat Shubuh berjamaah. Muliakan dan berbuat setuju kepada ke dua orang bau tanah. Jadilah kau sekalian sebagai rahmat bagi seluruh alam. Berbuat baik jangan pilih kasih, kepada siapapun dan dimanapun."
Dalam kehidupan kemasyarakatan, dia juga terlibat sangat aktif. Antara lain, Habib Sholeh juga tercatat sebagai pemberi spirit dengan meletakkan kerikil pertama pembangunan Rumah Sakit Islam Surabaya. Bahkan ia tercatat sebagai penasihat Rumah Sakit. ia juga tercatat sebagai ketua takmir Masjid Jami yang didirikan di kota Jember yang pembangunannya juga dapat diselesaikan dalam waktu singkat berkat doa' dan keikut sertaannya dalam peletakan watu pertama. Rumah ia Tidak Pernah Sepi Dari Para Tetamu Yang tiba, dia Sering Mendapat Kunjungan Dari berbagai Tokoh Ulama, Bahkan Para Pejabat Tinggi Negara Sekalipun. Mereka tiba Untuk Bersilahturahmi sampai Membahas aneka macam Permasalahan Kehidupan. Al-Habib Sholeh Melayani Para Tetamunya Dengan Penuh Suka Cita, Siapa Pun Yang Bertamu Akan Dijamu Sebaik Mungkin. dia Menimba Sendiri Air Sumur Untuk Keperluan Mandi Dan Wudhu Para Tamunya. Al-Habib Sholeh Begitu Hormat Kapada Tamunya, Bahkan Sebelum Tamunya Menikmati menu Yang Telah Disediakan, dia Tak Akan Menyentuh sajian Itu. beliau gres Makan Setelah hidangan Itu Disantap Oleh Para Tamunya. Sebagaimana Sabda Rasul : “Barangsiapa Yang Beriman Kepada Allah Dan Hari balasan, Hendaklah Ia Menghormati Tamunya”. ia Selalu Menasehatkan Kepada Para Tamunya Akan Tiga Hal, Pertama, Pentingnya Menjalankan Halat 5 Waktu Dan ancaman Bagi Siapa Yang Meninggalkannya,Kedua, Besarnya Kedudukan Orangtua Dan Kewajiban Berbakti Kepada Keduanya, Serta ancaman Bagi Siapa Yang Mendurhakainya, Ketiga, Pentingnya Menjaga relasi Silahturahmi, beliau Menegaskan Bahwa Orang Yang Menjaga korelasi Silahturahmi Dengan Baik, Maka Allah Akan Memanjangkan Usianya, Mempermudah Urusannya Dan Memperbanyak Rizqinya.
Al-Habib Sholeh Dikenal Do’anya Selalu Dikabulkan. Pernah Pada Suatu Ketika Saat ia Berkunjung Ke Jakarta, Kala Itu beliau Sedang Berjalan Bersama Al-Habib Ali Bin Abdurrahman Al-Habsyi, Kwitang, saat Melintasi Sebuah Lapangan Beliau Melihat Banyak Sekali Orang Berkumpul Untuk melaksanakan Shalat Istisqa (Shalat Sunnah Untuk Memohon Kepada Allah,Agar Diturunkan Hujan), Lantaran Pada Saat Itu Jakarta Sedang Dilanda Kemarau Panjang . kemudian Al-Habib Sholeh Berkata Kepada Salah Seorang Mereka,”Serahkan Saja Kepada Ku, Biarkanlah saya Yang Akan Memohonkan Kepada Allah semoga Diturunkan Hujan Bagi Kalian”. Tak usang Kemudian Setelah Al-Habib Sholeh Menengadahkan Tangan Kelangit, Seraya Membaca Do’a Memohon Kepada Allah Meminta Hujan, Maka Tidak Berselang usang, Hujan Pun Turun Begitu Derasnya. Banyak Yang Meyakini, Bahwa dia Merupakan Seorang Wali Yang Dekat Nabi Khidir As, Al-Habib Sholeh Tercatat Sebagai Peletak watu Pertama Pembangunan Rumah Sakit Islam Di Surabaya. Bahkan dia Juga Diangkat Sebagai Kepala Penasihat Di Rumah Sakit Tersebut. dia Juga Pernah Menjabat Sebagai Ketua Takmir Masjid Jami’ Di Kota Jember. Konon Pembangunan Masjid Jami’ Tersebut mampu Diselesaikan Dalam Waktu Singkat Berkat Do’a Dan Keikutsertaan Beliau Dalam Peletakan kerikil Pertama.
Kekaramahan dan derajat kewalian Habib sholeh bin Muhsin Al-Hamid telah mencapai tingkatan Qutub. adalah, sebagai pemimpin dan pemuka bagi para pembesar aulia di masanya. Dalam konteks ini, berkata Habib Abdul Qadir bin Ahmad bin Abdurrahman Assegaf, "Habib Sholeh adalah orang yang doa'nya selalu terkabul dan orang yang sangat dicintai dan disegani."
Bahkan, salah spesialis waris keluarga Habib pernah mendengar salah seorang saleh yang kredibilitas bercerita kepadanya, ia pernah bermimpi melihat Habib Sholeh memegang tiang dari nur yang sinarnya berkilauan sampai ke langit. lalu terdengar ucapan, "Sesungguhnya Habib Sholeh adalah orang yang Mujabud dakwah-doa'nya selalu mendapat ijabah."
Dikisahkan, suatu waktu ia sedang berjalan bersama Habib Ali bin Abdurrahman binAbdullah Al-Habsyi, Kwitang Jakarta, dan ia juga berkunjung ke kediaman Habib Ali di Bungur, Jakarta. dikala melintasi sebuah lapangan, beliau melihat banyak sekali orang berkumpul untuk melakukan shalat Istisqa ( Shalat minta hujan ), lantaran Jakarta saat itu dilanda kemarau panjang. Habib Sholeh Tanggul pun berkata, "Serahkan saja kepadaku, biar saya yang akan memohon hujan kepada Allah swt."
Tak usang kemudian, sesudah Habib Sholeh menengadahkan tanganke langit, seraya membaca doa' meminta hujan, hujan pun turun.
Mengenai banyaknya kejadian seolah-olah itu, dimana doa'nya selalu diijabah, Habib Al-Barokah Addai' ilallah Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi pernah bertanya kepada Habib Sholeh, "Wahai Habib Sholeh, engkau ialah orang doa'nya selalu terkabulkan dan engkau sangat dicintai Allah swt dan segala permohonanmu selalu dikabulkan." Maka Habib Sholeh pun menjawab, "Bagaimana tidak, sedangkan aku belum pernah melakukan hal yang membuat Allah swt murka-tidak pernah melanggar hukum Allah swt."
Suatu ketika ada orang bertanya, "ya Habib Sholeh, apa sih kelebihan ibadah Habib sehingga doa Habib cepat terkabul ?
Habib Sholeh menjawab, "Mau tahu rahasianya? Saya tidak pernah menaruh pispot di kepala saya."
Orang itu bertanya kembali, "Apa maksudnya, ya Habib ?"
"Jangan pernah pispot di kepala dalam beribadah; artinya, artinya, janganlah membangga-banggakan dunia yang pada akibatnya hanya akan membuat diri kita aib....pispot, walaupun terbuat dari emas murni yang terbaik di dunia dan bertatahkan intan berlian yang juga terbaik, kalau dibuat topi, tetap akan menciptakan malu.
Kalau orang membangga-banggakan diri bermodalkan dunianya, lihat saja, orang itu akan terjerembab oleh dunia. karena amal orang itu dipamer-pamerin......," kata Habib Sholeh.
Selain itu katanya, "Jangan melakukan dosa syirik."
Adapun, mengenai kedermawanannya, tak seorangpun meragukannya. Bahkan dia selalu memberikan apa yang ada di tangannya manakala ada seorang yang meminta atau bahkan memberi salah satu dari kedua pakaiannya. Berkata salah seorang ulama mengenainya, "Seandainya beliau tak memiliki apapun kecuali rohnya, ia pun akan menyerahkannya kepada yang memintanya."
Banyak yang meyakini, Habib Sholeh Tanggul adalah seorang wali yang dekat dengan Nabi Khidir. lantaran itu pula ia terkenal gemar memberi, seolah apapun yang dia miliki ingin beliau berikan kepada setiap orang yang membutuhkan.
Dari Adam Malik hingga Alwi Shihab.
Pada ketika Adam Malik ( mantan Menteri Luar Negeri ) menjabat sebagai Kepala Kantor warta Antara; suatu saat lewat forum yang dipimpinnya, beliau mengungkap keterlibatan Menlu Soebandrio, yang ketika itu dikenal sebagai Tokoh berfaham ajara komunis. Karuan saja, berita-berita yang dimuat itu menciptakan Soebandrio dan jajarannya kalang kabut lantaran merasa terpojokkan. Ia murka besar.
Mendapat bahaya tersebut, Adam Malik pun berusaha mencari proteksi. Maka datanglah ia kepada Habib Sholeh Al-Hamid di Tanggul, Jember. Disini Adam Malik menceritakan latar belakang problemnya. Mendengar pengaduan itu, Habib Sholeh Tanggul hanya tersenyum. ia berkata : "Jangan takut terhadap ancamannya. Nanti kau yang akan menggantikan kedudukannya."
Memang benar, ternyata tak usang berselang, setelah Soeharto menjabat Presiden, giliran Adam Malik yang menjabat menteri luar negeri. Apa yang pernah diucapkan Habib Sholeh Tanggul Jadi kenyataan.
Kisah serupa terjadi sekitar 30 tahun yang lalu. Alwi Shihab mantan menteri luar negeri di masa presiden K.H.Abdurrahman Wahid, pernah tiba ke kediaman Habib Sholeh Tanggul. Pada masa itu, ia tiba diantar oleh ayahandanya. Keperluannya mohon doa restu untuk berguru luar negeri. Tujuannya berguru ke Amerika di Harvard University.
Pada kesempatan itu, Alwi Shihab mengutarakan apa yang menjadi problemnya. Antara lain, ia tidak punya biaya yang cukup untuk mengurus visa dan paspor. Mendengar keluhan Alwi Shihab, Habib Sholeh Tanggul menyarankan agar Alwi Shihab mandi di ke dua sumur yang terdapat di sekitar kediamannya.
Alwi Shihab pun mandi mandi di ke dua sumur tersebut. sesudah itu, kepada Alwi Shihab, Habib Sholeh Tanggul menasehati agar ia tiba ke Adam Malik yang dikala itu menjabat Menlu. Kontan, Alwi Shihab menyampaikan kekhatirannya. Ia rakyat biasa, bagaimana bisa bertemu dengan seorang menteri?
Memdengar keberatan Alwi Shohab, akibatnya Habib Sholeh menasehatinya semoga tidak takut, seraya menyuruhnya supaya menemui Adam Malik dengan membawa surat darinya, "Bawa surat saya ini. Jangan takut pada Adam Malik, kelak kamu akan menjadi seperti Adam Malik." Kata Habib Sholeh Tanggul. Ternyata ujaran Habib Sholeh Tanggul kali ini pun telah menjadi sebuah kenyataan.
Wanita dari Swiss.
Suatu hari tibalah seorang wanita dari Swiss kepada Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid. Anehnya, sebelum datang menuju desa Tanggul, kediaman Hbib Sholeh, wanita tersebut lebih dulu bermimpi. Di dalam mimpinya ia diminta datang menemui sang Habib.
Tanpa banyak berpikir, si perempuan pun berdasarkan dan pribadi terbang dari Swiss menuju Indonesia, ke Tanggul, sebuah daerah yang namanya ajaib baginya. Ternyata ia mempunyai dilema rumit. Empat hari lagi ia akan menikah dengan seorang laki-laki yang ia cintai. Tetapi malang, pria tersebut ternyata digaet oleh seorang perempuan jalang. Maka rencana pernikahan pun terancam batal.
Di tengah-tengah kegalauannya itulah, di suatu malam, ia bermimpi didatangi seseorang yang kemudianmemperkenalkan dirinya sebagai Habib Sholeh yang katanya beralamat di Tanggul, Jember, Indonesia. Kepadanya dikatakan, Habib Sholeh itu dapat menyelesaikan problem yang dihadapi. Itulah yang membuatnya ingin tau dan ingin segera mencari tahu dan menemui seorang Habib seakan-akan dimaksud dalam mimpinya.
Tak disangka, setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, ia pun tak menerima kesulitan yang berarti. sesudah bertanya ke petugas bandara wacana siapa gerangan Habib Sholeh Tanggul, ternyata salah seorang di antara petugas ada yang tahu dan bersedia mengantarnya.
Di sana ia terkejut. Ternyata ia betul-betul melihat orang yang sama persis dengan yang dilihatnya dalam mimpi. Tak lain tak bukan, dialah Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid. Pada saat itu kebetulan sedang banyak tamu. sehabis memperkenalkan diri, tak lama kemudian, ia dipersilahkan masuk dan berganti pakaian. sebab ia orang Eropa yang biasa dengan pakaian bebas. setelah itu, ia pun dipersilahkan mengutarakan maksud kedatangannya.
Tidak lama ia bertamu di kediaman Habib Sholeh. karena sesudah itu, sang Habib menyuruhnya segera bertolak ke Swiss. Kepadanya dikatakan "Segeralah pulang ke Swiss. Nanti setibanya kau disana, calon suamimu akan menangis di depan pintu rumahmu sambil mengakui kesalahannya dan memohon maaf kepadamu." Tanpa banyak tanya lagi, wanita malang itu pun segera bertolak menuju Swiss.
Lama tak terdengar kabar. lalu beberapa bulan kemudian, wanita tersebut tiba kembali. Kali ini dengan cerita yang berbeda. Ternyata apa yang dikatakan oleh Habib Sholeh kepadanya menjadi kenyataan. sekarang ia telah hidup senang sebagai sepasang suami istri. Kepada Habib Sholeh ia berucap terima kasih. Dan ia pun memberikan apa saja yang Habib Sholeh minta, ia akan mengabulkannya. Tetapi an waliyullah tak mengharapkan imbalan apapun, sebab ia menolong lapang dada karena Allah semata dan tak pilih kasih.
'Hanya saja, kalau boleh saya meminta." Ujar sang Habib, "dan tidak ada sama sekali paksaan......kalau kamu berkenan, aya meminta kamu memeluk islam." Dan, alhamdulillah, dengan penuh kesadaran serta keikhlasan, perempuan tersebut beserta suaminya memeluk agama islam.
Pada Suatu Ketika Seorang Pecinta dia bernama Haji Abdurrasyid Mewakafkan Tanahnya. Selanjutnya Di Atas Tanah Wakaf Ini Dibangun Sebuah Masjid Yang Di Beri Nama Riyadhus Shalihin. Di Masjid Inilah Yang Menjadi sentra Semua Kegiatan Dakwah ia Lakukan. Dan Sepeninggal Al-Habib Sholeh Kegiatan Tersebut Tetap Dilanjutkan Oleh Keturunan ia sampai dikala Ini.
Menjelang Kewafatannya ia Sering menyampaikan Kepada Keluarganya,” Saya Minta Maaf, Sebentar Lagi Saya Akan Pergi Jauh. Yang Rukun Semuanya Ya, Kalau Saya Pergi Jangan hingga Ada Permusuhan Diantara Kalian”. Waliyullah Yang Selalu Do’anya Dikabul Itu Wafat Pada Hari ahad 9 Syawal 1396 H, Bertepatan Dengan Tahun 1976 M Dalam Usia 83 Tahun. ia Meninggalkan 6 Putra-Putri, Yaitu : Habib Abdullah , Habib Muhammad , Syarifah Nur, Syarifah Fatimah, Habib Ali, Syarifah Khadijah. Ribuan manusia Berbondong-Bondong Bertakziyah Di Kediaman Beliau Untuk memberikan Penghormatan Terakhir, Jalan, Lorong Dan Gang Disekitar Kediaman ia Penuh Sesak Oleh manusia Yang datang. Shalat jenazah Pun Dilakukan Secara Bergiliran Sebanyak Tiga Kali, lantaran tempat Yang Tersedia Tidak mampu Membendung Luapan insan Yang datang. Jasad ia Dimakamkan Disamping Masjid Riyadhus Shalihin, Tanggul, Jember, Jawa Timur.
Dalam Surat Takziyahnya Seorang Auliya Panutan Bani Alawi saat Ini, Yang Juga Merupakan teman Al-Habib Sholeh Tanggul, Al-Imam Al-Habib Abdul Qadir Bib Ahmad Assegaf (Jeddah-Saudi Arabia)” Al-Habib Sholeh Telah Meninggalkan Kita, Disaaat Kita Membutuhkan Do’a, Bimbingan Dan Perhatiannya, Namun Allah Telah Berkehendak Lain, Allah Telah Memilihkan beliau Kenikmatan abadi Di Sisi-Nya Bersama Penghulu Seluruh Umat manusia, Rasulullah Saw”.
Sholawat Manshub Shalawatnya Habib Sholeh Tanggul & Thibil Qulub Shalawatnya Habib Ahmad bin Hasan Al – ‘Athos
Published on April 2, 2011 in Bulan Mawlid / Rabiul Awal.
“Allohumma sholi ‘alaa sayyidinaa Muhammadin sholaatan taghfiru bihaa dzunub watushlihu bihaal quluub watantholiqu bihaal ‘ushub wataliinu bihaa shu’ub wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wa man ilaihi mansub.”
اللهم صل على سيدنا محمد صلاة تغفر بها آلذنو ب
و تصلح بها آلقلو ب وتنطلق بها آلعصو ب
و تلين بها آلصعو ب وعلى آله وصحبه و من آليه منسوب
Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad yang dengannya Engkau ampuni kami, Engkau perbaiki hati kami, menjadi lancar urat-urat kami, menjadi simpel segala kesulitan, juga kepada keluarganya dan para temannya.
Sholawat ini dari al – Habib Sholeh bin Muhsin al – Hamid (Habib Sholeh Tanggul). “Beliau berkata ; sholawat ini dibaca 11 atau 41 kali dengan niat untuk memperoleh fasilitas dan terkabulnya semua hajat, insya Alloh akan menerimanya”. Kebanyakan orang yang meminta do’a kepada beliau, ia menyampaikan sholawat ini.
SHOLAWAT THIBIL QULUB / NURIL ABSHOR
“Allohumma sholi ‘alaa sayyidina Muhammadin thibil quluubi wadawaa_ihaa wa ‘aafiyatil abdaani wasifaa_ihaa wa nuuril abshoori wa dliyaa_ihaa wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wasalim.”
Ya Allah, berilah rahmat ke atas penghulu kami, nabi Muhammad saw, yang dengan berkat baginda, engkau menyembuhkan hati, menjadi penawar dan menyehatkan tubuh juga memberi kesembuhan penyakit, serta mengurniakan cahaya penglihatan. Dan karuniakanlah rahmat keberkatan dan kesejahteraan keatas keluarga dan sahabat baginda Nabi saw.
Sholawat ini dinamakan sholawat nuril abshor (juga terkenal dengan sebutan sholawat thibil qulub). Dituturkan dalam kumpulan kalam al – Habib Ahmad bin Hasan Al – ‘Athos tentang sholawat ini, “Seseorang yang lemah penglihatannya tiba kepada al – Habib dengan mengeluh, kemudian beliau mengusap kedua mata lelaki itu dan memerintahkannya untuk memperbanyak membaca sholawat nuril albshor.”
Beliau juga berkata ; Telah bercerita kepadaku al – Habib Muhammad bin Zein baa ‘abud, beliau berkata ; “Penglihatanku diambil, dan saya mengeluh atas keadaan itu kepada al – Habib sholeh bin ‘Abdillah al – ‘Athos. Kemudian beliau mengusap kedua mataku dan berkata ; bacalah sholawat kepada nabi sholallohu ‘alaihi wa aalihi wassalam sebanyak 300 kali dengan shegot ini ; “Allohumma sholi ‘alaa sayyidina Muhammadin thibil quluubi wadawaa_ihaa wa ‘aafiyatil abdaani wasifaa_ihaa wa nuuril abshoori wa dliyaa_ihaa wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wasalim.” (Setelah aku lakukan itu), kemudian penglihatanku kembali seperti semula.
Kemudian Habib Ahmad berkata ; Habib abu bakar bin Abdulloh (Guru Habib Ali al – Habsy / sohibul maulid habsy) telah memberikan ijasah kepadaku dengan sholawat itu. dia memerintahkan kepadaku untuk membacanya setiap final sholat maktubah sebanyak 3 kali. Dan sholawat ini dari nabi sholallohu ‘alaihi wa aalihi wasalam.
Diambil dari kitab Mafaatihu as – sa’adaah fi sholawaat
(al – Habib bubuk Bakar bin abdulloh bin ‘alwi bin abdulloh bin tholib al – athos)
0 Response to "Al-Habib Sholeh Bin Muhsin Al Hamid"
Post a Comment