-->

Wirid As-Sakran

MANAKIB AL IMAM AS-SAKRAN

Beliau adalah Sayyidinal Imam debu Bakar As-Sakran bin Syeikh al Ghauts Abdurrahman As-Seggaf bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghoyur bin Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shohib Mirbath bin Ali Khali' Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Al Muhajir bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-'Uraidhi bin Ja'far Ash-Shodiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Siti Fatimah Az-Zahro binti Muhammad SAW.
Beliau digelari dengan As-Sakran (mabuk) , lantaran dia mabuk dengan cintanya kepada Allah swt.

Waliyullah abu Bakar al-sakran dikarunia lima orang anak laki, yaitu: Muhammad al-akbar, Hasan, Abdullah, Ali, dan Ahmad. Dari ketiga anaknya yang bernama Abdullah, Ali dan Ahmad menurunkan keluarga al-Aydrus, Syahabuddin, al-Masyhur, al-Hadi, al-Wahath, al-Munawar.

Beliau adalah seorang wali Allah yang mempunyai banyak sekali macam karamah yang luar biasa. dia berasal dari keturunan Al-Ba’alawi. Sebahagian dari karamahnya pernah diceritakan bahawasanya pernah ada dua orang yang datang ke kota Tarim (Hadhramaut) dengan maksud mengunjungi setiap orang terkemuka dari keluarga Al-Ba’alawi yang berada di kota tersebut.
Setibanya di suatu masjid jami’ keduanya dapati Syeikh abu Bakar sedang bersolat di masjid tersebut. setelah solat Jumaat simpulan keduanya menunggu keluarnya Syeikh bubuk Bakar dari masjid. Namun dia tetap duduk beribadat dalam masjid sampai hampir matahari terbenam. Kedua orang itu merasa lapar, tapi keduanya tidak berani beranjak dari masjid sebelum bertemu dengan Syeikh abu Bakar.

Tidak lama kemudian, Syeikh debu Bakar Asseggaf menoleh kepada mereka berdua sambil berkata: “Ambillah apa yang ada dalam baju ini”.

Keduanya mendapati dalam baju Syeikh itu sepotong roti panas. Roti tersebut cukup mengenyangkan perut kedua orang tersebut. Bahkan masih ada sisanya. lalu sisa roti itu barulah dimakan oleh Syeikh abu Bakar”.

Ada seorang diceritakan telah meminang seorang gadis. Syeikh bubuk Bakar saat mendengar berita tersebut telah menyampaikan komentarnya: “Pemuda itu tidak akan mengahwini gadis itu, ia akan kahwin dengan ibu gadis tersebut”.

Apa yang diceritakan oleh Syeikh bubuk Bakar ersebut ternyata benar, kerana tidak lama lalu ibu gadis itu diceraikan oleh suaminya. kemudian perjaka itu membatalkan niatuntuk mengahwini gadis tersebut. Bahkan sebagai gantinya ia meminang ibu gadis tersebut.

Diceritakan pula bahwa ada serombongan tetamu yang berkunjung di Kota Tarim tempat kediaman Syeikh abu Bakar Asseggaf. Tetamu itu tergerak di hatinya masing-masing ingin makan bubur gandum dan daging. tepat waktu rombongan tetamu itu masuk ke rumah Syeikh abu Bakar, ia segera menjamu bubur gandum yang dimasak dengan daging.

Kemudian sebahagian dari rombongan tersebut ada yang berkata: “Kami ingin minum air hujan”.

Syeikh bubuk Bakar berkata kepada pembantunya: “Ambillah bejana itu dan penuhilah dengan air yang ada di mata air keluarga Bahsin”.

Pelayan itu segera keluar membawa ember untuk mengambil air yang dimaksud oleh saudagarnya. Ternyata air yang diambil ari mata air keluarga Bahsin itu rasanya tawar seakan-akan air hujan.

Pernah diceritakan bahawasanya ada seorang Qadhi dari keluarga Baya’qub yang mengumpat Syeikh debu Bakar Asseggaf. dikala Syeikh debu Bakar mendengar umpatan itu, ia hanya berkata: “Insya-Allah Qadhi Baya’qub itu akan buta kedua matanya dan rumahnya akan dirampas jika ia telah meninggal dunia”.

Apa yang dikatakan oleh Syeikh abu Bakar tersebut terealisasi sama seperti yang dikatakan.

Ada seorang penguasa yang merampas harta kekayaan seorang pelayan dari keluarga Bani Syawiah. Pelayan itu minta tolong kepada Syeikh bubuk Bakar Asseggaf. Pada keesokkan harinya penguasa tersebut tiba-tiba datang kepada pelayan itu dengan mengembalikan semua harta kekayaannya yang dirampas dan dia pun meminta maaf atas segala kesalahannya.

Penguasa itu bercerita: “Alu telah didatangi oleh seorang yang sifatnya demikian, demikian, sambil mengancamku bila saya tidak mengembalikan barangmu yang kurampas ini”.

Segala sifat yang disebutkan oleh penguasa tersebut sama seperti yang terdapat pada diri Syeikh bubuk Bakar.

Diceritakan pula oleh sebagian kawannya bahawasanya pernah ada seorang saat dalam suatu perjalanan di padang pasir bersama keluarganya tiba-tiba ia merasa haus tidak menerima air. sampai hampir mati rasanya mencari air untuk diminum. kesannya ia teringat pada Syeikh debu Bakar Asseggaf dan menyebut namanya minta tunjangan.

Waktu orang itu tertidur ia bermimpi melihat seorang penunggang kuda berkata padanya: “Telah kami dengar permintaan tolongmu, apakah kau mengira kami akan mengabaikan kamu?”

Waktu orang itu terbangun dari tidurnya, ia mampui ada seorang Badwi sedang membawa daerah air bangun di depannya. Badwi itu memberinya minum sampai puas dan menunjukkannya jalan keluar hingga dapat selamat sampai ke tempat tujuan.

Waliyullah abu bakar al-sakran wafat di Tarim tahun 821 Hijriyah.
Berikut ialah Wirid Sakran yang merupakan salah satu wirid khas yang diamalkan di tariqa alawiyyin beserta manakib sohibul wirid dari Syekh debu Bakar Assakran.


TERJEMAHAN :


Wahai Allah aku berlindung dan membentengi diriku dengan Pemeliharaan Allah, yg panjangnya  menurut kehendak Allah (tiada terbatas panjangnya,  sepanjang usia, kuliner, minuman, ucapan, panca indra, perasaan dll pd diriku), 

Kuncinya ialah Laa ilaaha illallah (sebagaimana benteng mestilah memiliki kunci yg berpengaruh, dan kunci benteng pagar Allah ini adalah kekuatan Laa ilaaha illallah),dan Gerbangnya adalah Muhammad Rasulullah saw (setiap musuh yg akan menyerang akan berhadapan dengan Rasulullah saw, maka jadilah musuhku adalah musuh Nabi saw),atapnya adalah Laa haula wala quwwata illa billah (atap ialah yg menaungi dari panas dan hujan, dan atap dalam doa ini yg dimaksud adalah takdir yg akan turun kepada ku, kupayungi dg : Tiada daya dan Upaya terkecuali dengan kekuatan Allah”),
membentengiku dari….(surat Al fatihah),

Terjagalah.. terjagalah.. terjagalah.., demi ayat… (ayatulkursiy),

Kami memohon perlindungan sebagaimana para malaikat membentengi Madinah sang Nabi saw,
perlindungan yg tak membutuhkan parit dan dinding,
dari segala ketentuan yg tak menguntungkan,
ancaman segala yg mengancam, dan dari segala kejahatan,
Kami berlindung kepada Allah..,   Kami berlindung kepada Allah.., Kami berlindung kepada Allah..,
dari musuh musuh kami dan musuh musuh Allah,
(perlindungan yg segera turun pribadi) dari kaki Arsy Allah kepada hamparan Bumi Allah, demi seribu ribu ribu Laa Haula wala quwwata illa billah,

Perbuatan Nya (swt) tak akan terhalangi, demi seribu ribu ribu Laa Haula wala quwwata illa billah,
Penjagaan Nya (swt) tak akan mampu ditembus, demi seribu ribu ribu Laa Haula wala quwwata illa billah,

Wahai Allah jikalau ada seseorang yg menghendaki atasku kejahatan dari golongan Jin, manusia dan hewan buas, dan dari segenap makhluk lainnya, dari golongan manusia, syaitan, penguasa, atau godaan bahaya lainnya, maka tolaklah pandangan mereka tertunduk,
dan jiwa mereka dalam kerisauan,
dan kedua tangan mereka dg kesialan dan kerugian (ketika akan mencelakakanku),
dan pendamkan mereka dari kaki hingga kepalanya (dalam kelemahan dan kegagalan dalam mencelakakanku), (dimanapun mereka berada) apakah di lembah yg sedang mereka lewati, atau digunung yg sedang mereka daki, demi seribu ribu ribu Laa Haula wala quwwata illa billah.

----
Imam bubukbakar Assakran membuat doa ini untuk mendoakan seluruh musuh musuhnya agar tak berdaya mencelakai, dan dikala mereka menyerang maka mereka berhadapan dg pintu benteng, yaitu Nabi Muhammad saw sebagai pintu rahmat Nya swt.

0 Response to "Wirid As-Sakran "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel