-->

Toleransi Sebagai Alat Pemersatu Bangsa

Dalam kehidupan sehari-hari, sikap toleran perlu dikembangkan. Dalam masalah keimanan (aqidah) dan peribadatan (ibadah), kita berpegang pada keyakinan tanpa bergeser sedikit pun, tetapi tetap menghargai orang lain yang berbeda keyakinan dengan kita.

Manusia diberi kebebasan untuk menentukan agama atau iman mana pun lantaran agama yaitu hak azasi insan. Akan tetapi, semua pilihan itu ada konsekuensinya. Manusia harus bertanggung jawab terhadap pilihannya tersebut.

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat antara umat Islam dan umat lain (non-Islam) hendaknya saling menghormati dan menghargai serta boleh bekerja sama dalam urusan dunia demi terwujudnya keamanan, ketertiban, kedamaian, dan kesejahteraan bersama.

A. Pentingnya Perilaku Toleransi
Toleransi sangat penting dalam kehidupan insan, baik dalam berkata-kata maupun dalam bertingkah laku. Dalam hal ini, toleransi berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan di antara kita sehingga tercapai kesamaan sikap. Terkait pentingnya toleransi, Allah Swt. menegaskan dalam firman-Nya sebagai berikut.

1. Q.S. Yunus/10: 40

وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ ۚ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ

(waminhum man yu/minu bihi waminhum man laa yu/minu bihi warabbuka a'lamu bialmufsidiina)

Hukum Tajwid
Surat Yunus/10:40
LafalHukum Tajwid
وَمِنْهُمْIzhar halqi lantaran ada nun mati bertemu ha'
وَمِنْهُمْ مَنْIdgham mimi atau idghom mutamatsilain lantaran ada mim mati bertemu mim
مَنْ يُؤْمِنُIdgham bighunnah lantaran ada nun mati bertemu ya' tidak dalam satu kalimah
بِهِ وَMad shilah qashirah lantaran ada ha' dhomir bertemu dengan karakter selain hamzah
وَمِنْهُمْIzhar halqi lantaran ada nun mati bertemu ha'
مِنْهُمْ مَنْIdgham mimi lantaran ada mim mati bertemu mim
مَنْ لَidgham bila ghunah lantaran ada nun mati bertemu lam
لَاMad thobi'i lantaran ada fathah diikuti alif
بِهِ ۚ وَMad shilah qashirah lantaran ada ha' dhomir bertemu aksara selain hamzah
بِالْمُفْسِدِينَIzhar qamariyah karena ada lam ta'rif diikuti mim
دينMad aridh lissukun karena ada mad thobi'i sebelum waqof

Arti Kata :
يُؤۡمِنُمَّنوَمِنۡهُم
ia berimanorangdan diantara mereka
مَّنوَمِنۡهُمبِهِۦ
orangdan iantara merekadengannya/ kepadanya
بِهِۦۚيُؤۡمِنُلَّا
dengannya/ kepadanyaberimantidak
بِٱلۡمُفۡسِدِينَأَعۡلَمُوَرَبُّكَ
terhadap orang-orang yang menciptakan kerusakanlebih mengetahuidan Tuhanmu

Artinya :
“Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (al-Qur’an), dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. Yunus/10: 40)

Q.S. Yunus/10: 40 Allah Swt. menjelaskan bahwa sehabis Nabi Muhammad saw. berdakwah, ada orang yang beriman kepada al-Qur’ān dan mengikutinya serta memperoleh manfaat dari risalah yang disampaikan, tapi ada juga yang tidak beriman dan mereka mati dalam kekafiran.

2. Q.S. Yunus/10: 41

وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ ۖ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ

(wa-in kadzdzabuuka faqul lii 'amalii walakum 'amalukum antum barii-uuna mimmaa a'malu wa-anaa barii-un mimmaa ta'maluuna)

Hukum Tajwid
Surat Yunus/10:41
LafalHukum Tajwid
وَإِنْ كَذَّبُوكَIhfa' haqiqi lantaran ada nun mati bertemu kaf
كَذَّبُوكَMad thobi'i karena ada dhommah diikuti wawu sukun
لِيMad thobi'i lantaran ada kasroh diikuti ya' sukun
عَمَلِيMad thobi'i karena ada kasroh diikuti ya' sukun
وَلَكُمْ عَمَلُكُمْIdzhar syafawi lantaran ada mim mati bertemu 'ain
ۖ Waqof washol aula (lbh baik terus)
أَنْتُمْihfa' haqiqi lantaran ada nun mati bertemu ta'
أَنْتُمْ بَرِيئُونَIhfa' syafawi lantaran ada mim mati bertemu ba'
بَرِيئُونَMad thobi'i lantaran ada kasroh diikuti ya' sukun dan dhommah diikuti wawu sukun
مِمَّاGhunnah lantaran ada mim bertanda baca tasydid
تَعْمَلُونَMad aridh lissukun karena ada mad thobi'i sebelum waqof

Arti Kata :
فَقُلكَذَّبُوكَوَإِن
maka katakanlahmereka mendustakan kamudan jikalau
وَلَكُمۡعَمَلِيلِّي
dan bagimupekerjaankubagiku
بَرِيٓ‍ُٔونَأَنتُمعَمَلُكُمۡۖ
berlepas dirikamupekerjaanmu
وَأَنَا۠أَعۡمَلُمِمَّآ
dan Akuaku kerjakandari apa
تَعۡمَلُونَمِّمَّابَرِيٓءٞ
kamu kerjakandari apaberlepas diri

Artinya :
“Dan kalau mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang saya kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Yunus/10: 41)

Dari klarifikasi ayat tersebut dapat disimpulkan hal-hal berikut.
  1. Umat manusia yang hidup sehabis diutusnya Nabi Muhammad saw. terbagi menjadi 2 golongan, ada umat yang beriman terhadap kebenaran kerasulan dan kitab suci yang disampaikannya dan ada pula golongan orang yang mendustakan kerasulan Nabi Muhammad saw. dan tidak beriman kepada al-Qur’an.
  2. Allah Swt. Maha Mengetahui sikap dan perilaku orang-orang beriman yang selama hidup di dunia senantiasa bertaqwa kepada-Nya, begitu juga orang kafir yang tidak beriman kepada-Nya.
  3. Orang beriman harus tegas dan berpendirian teguh atas dogmanya. Ia tegar meskipun hidup di tengah-tengah orang yang berbeda akidah dengan dirinya.

Ayat di atas juga menjelaskan perlunya menghargai perbedaan dan toleransi. Cara menghargai perbedaan dan toleransi antara lain tidak mengganggu kegiatan keagamaan orang lain. Rasulullah saw. bersabda.

عن أنس أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: والذى نفسى بيده لا يؤمن عبد حتى يحب لجاره ما يحب لنفسه ( أخرجه مسلم و أبو يعلى
Artinya:
Dari Ibn Umar ra. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka terhadap sesama saudaranya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah ialah yang paling baik di antara mereka terhadap tetangganya.” (HR. Attirmizy)

B. Menghindarkan Diri dari Perilaku Tindak Kekerasan
Manusia dianugerahi oleh Allah Swt. berupa nafsu. Dengan nafsu tersebut, insan dapat merasa benci dan cinta.  Permusuhan berasal dari rasa benci yang dimiliki oleh setiap insan. Islam melarang perilaku kekerasan terhadap siapa pun. Allah Swt. berfirman

مِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ كَتَبْنَا عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنَاتِ ثُمَّ إِنَّ كَثِيرًا مِنْهُمْ بَعْدَ ذَٰلِكَ فِي الْأَرْضِ لَمُسْرِفُونَ
(min ajli dzaalika katabnaa 'alaa banii israa-iila annahu man qatala nafsan bighayri nafsin aw fasaadin fii al-ardhi faka-annamaa qatala alnnaasa jamii'an waman ahyaahaa faka-annamaa ahyaa alnnaasa jamii'an walaqad jaa-at-hum rusulunaa bialbayyinaati tsumma inna katsiiran minhum ba'da dzaalika fii al-ardhi lamusrifuuna)

Hukum Tajwid
Surat al-Maidah/5:32
LafalHukum Tajwid
مِنْ أَجْلِQalqalah sugra lantaran Huruf jim bertanda baca sukun di tengah kata
Idzhar sebab abjad nun berharakat sukun bertemu karakter hamzah
ذَٰلِكَMad asli atau mad thobi’i lantaran aksara dzal berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid
كَتَبْنَاQalqalah sughra lantaran aksara qalqalah ba berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat.
Mad orisinil atau mad thobi’i karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif dan sesudahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
عَلَىٰ Mad orisinil atau mad thobi’i lantaran abjad lam berharakat fathah bertemu alif dan sesudahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid
بَنِي إِسْرَائِيلَMad jaiz munfasil alasannya lantaran huruf mad bertemu hamzah di lain kata.
Mad wajib muttashil alasannya lantaran huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata.
Mad asli atau mad thobi’i karena aksara hamzah berharakat kasrah bertemu ya beraharakat sukun dan sesudahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid
أَنَّهُGhunnah karena nun bertanda tasydid
مَنْ قَتَلَ Ikhfa lantaran abjad lam berharakat kasrah tanwin bertemu abjad qaf
بِغَيْرِMad layin lantaran huruf ya’ sukun didahului oleh huruf ghain berharakat fathah
نَفْسٍ أَوْIdzhar alasannya yaitu aksara sin berharakat kasrah tanwin bertemu abjad hamzah.
Mad layin lantaran huruf wau sukun didahului oleh aksara hamzah berharakat fathah.
فَسَادٍ فِيMad orisinil atau mad thobi’i lantaran karakter sin berharakat fathah bertemu alif dan sesudahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
1Ikhfa lantaran karakter dal berharakat kasrah tanwin bertemu abjad fa.
الْأَرْضِAlif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu karakter hamzah
فَكَأَنَّمَا Ghunnah lantaran nun bertanda tasydid.
Mad orisinil atau mad thobi’i karena karakter mim berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
النَّاسَAlif lam syamsiyah karena karakter alif lam bertemu abjad syamsiyah
Ghunnah lantaran nun bertanda tasydid/
Mad asli atau mad thobi’i lantaran huruf nun berharakat fathah bertemu alif dan sesudahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
وَمَنْ أَحْيَاهَاIdzhar karena aksara nun berharakat sukun bertemu karakter hamzah.
Mad asli atau mad thobi’i lantaran aksara ya berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
Mad orisinil atau mad thobi’i karena abjad ha berharakat fathah bertemu alif dan sesudahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
فَكَأَنَّمَا Ghunnah lantaran nun bertanda tasydid 
النَّاسَAlif lam syamsiyah lantaran aksara alif lam bertemu abjad syamsiyah nun. Ghunnah karena nun bertanda tasydid.
Mad asli atau mad thobi’i lantaran abjad nun berharakat fathah bertemu alif dan sehabisnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
جَمِيعًا Mad 'iwadh karena lam alif berharakat fathah tanwin dan diwaqaf waqfu aula
وَلَقَدْQalqalah sughra lantaran huruf qalqalah dal berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat.
ثُمَّ Ghunnah lantaran mim bertanda tasydid
إِنَّ Ghunnah lantaran nun bertanda tasydid
ذَٰلِكَ Mad orisinil atau mad thobi’i lantaran abjad dzal berharakat fathah bertemu alif dan sehabisnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid.
الْأَرْضِ Alif lam qamariyah lantaran karakter alif lam bertemu huruf hamzah
لَمُسْرِفُونMad arid lissukun lantaran aksara mad jatuh sebelum aksara yang diwaqaf.

Arti Kata :

عَلَىٰكَتَبْنَامِنْ أَجْلِ ذَٰلِكَ
ataskami terapkanoleh karena itu
نَفْسًامَنْ قَتَلَبَنِي إِسْرَائِيلَ
jiwabarangsiapa membun*hBani Israil
فِي الْأَرْضِأَوْ فَسَادٍبِغَيْرِ نَفْسٍ
di muka bumiatau menciptakan kerusakanbukan karena ia membun*h
orang lain (qisas)
جَمِيعًاقَتَلَ النَّاسَفَكَأَنَّمَا
semuanyamembun*h insanmaka seakan-akan
جَمِيعًاأَحْيَا النَّاسَوَمَنْ أَحْيَاهَا
semuanyamenghidupkan manusiadan siapa memelihara kehidupan
رُسُلُنَاجَاءَتْهُمْوَلَقَدْ
rasul-rasul Kamitelah tiba kepada merekadan sungguh
إِنَّ كَثِيرًا ثُمَّ بِالْبَيِّنَاتِ
sesungguhnya banyakkemudiandengan membawa penjelasan
فِي الْأَرْضِبَعْدَ ذَٰلِكَمِنْهُمْ
di muka bumisetelah itudari mereka
----لَمُسْرِفُونَ
-----melampaui batas

Artinya:
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu aturan) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membun*h seseorang, bukan lantaran orang itu membun*h orang lain (qisas), atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membun*h semua insan. Barang siapa memelihara kehidupan seorang insan, maka seakan-akan ia telah memelihara kehidupan semua insan. Sesungguhnya rasul-rasul Kami telah tiba kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang terperinci. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.” (Q.S. al-Māidah/5: 32)

Allah Swt. menjelaskan dalam ayat ini, bahwa sehabis tragedi pembunuhan Qabil terhadap Habil, Allah Swt. menetapkan suatu hukum bahwa membun*h seorang manusia, sama dengan membun*h seluruh insan. Begitu juga menyelamatkan kehidupan seorang insan, sama dengan menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini menyinggung sebuah prinsip sosial di mana masyarakat bagaikan sebuah tubuh, sedangkan individu-individu masyarakat merupakan anggota tubuh tersebut. Apabila sebuah anggota badan sakit, maka anggota tubuh yang lainnya pun ikut merasakan sakit.

Dalam Q.S. al-Maidah/5: 32 terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik.
  1. Nasib kehidupan insan sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling bekerjasama. Karena itu, terputusnya sebuah mata rantai akan menyebabkan musnahnya sejumlah besar umat insan.
  2. Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan seorang manusia dengan maksud jahat merupakan pemusnahan sebuah masyarakat, tetapi keputusan pengadilan untuk melaksanakan eksekusi terhadap seorang pembun*h dalam rangka qisas merupakan sumber kehidupan masyarakat.
  3. Mereka yang mempunyai pekerjaan yang berafiliasi dengan evakuasi jiwa manusia, seolah-olah para dokter, perawat, polisi harus mengerti nilai pekerjaan mereka. Menyembuhkan atau menyelamatkan orang yang sakit dari ajal bagaikan menyelamatkan sebuah masyarakat dari kehancuran.

C. Menerapkan Perilaku Mulia
Berikut perilaku-perilaku toleransi yang harus dibina sesuai dengan ajaran Islam.
Menghargai Perbedaan
  1. Saling menghargai adanya perbedaan iman. Kita dihentikan memaksakan kehendak kepada orang lain semoga mereka mengikuti iman kita. 
  2. Saling menghargai adanya perbedaan pendapat. Manusia diciptakan dengan membawa perbedaan. Kita mencoba menghargai perbedaan tersebut.
  3. Belajar tenggang rasa, yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, kemudian bantulah orang yang membutuhkan.

0 Response to "Toleransi Sebagai Alat Pemersatu Bangsa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel