-->

Kajian Hadits Di Masjid Akramunnas Unri.

Oleh: H. Abdul Somad, Lc., MA.
Sabtu, 11 Ramadhan 1431H / 21 Agustus 2010

Teks Hadits:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه - قَالَ قَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِى ، فَإِنْ ذَكَرَنِى فِى نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِى نَفْسِى ، وَإِنْ ذَكَرَنِى فِى مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِى مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا ، وَإِنْ أَتَانِى يَمْشِى أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً » . (البخاري)

Terjemah:

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Allah berfirman:
“Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya apabila ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam suatu kelompok, Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal, maka Aku mendekat kepadanya satu hasta. Jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta, maka Aku mendekat kepadanya satu lengan. Jika ia tiba kepada-Ku berjalan, maka Aku tiba kepadanya berlari”.
(Shahîh al-Bukhâri, Kitab: at-Tauhîd, Bab: Qaul Allâh Ta’âlâ wa Yuhadzdzirukumullâh Nafsah. Juz: 6, halaman: 2694, no: 6970. Penerbit: Dâr Ibni Katsîr. Al-Yamâmah, Beirût. Cetakan: III, tahun: 1407H/1987M).


Syarh / Penjelasan:

Hadits ini merupakan klarifikasi ayat:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kau kepada-Ku pasti Aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kau mengingkari (nikmat)-Ku”. (Qs. Al-Baqarah [2] : 152).
[98] Maksudnya: Aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.
Hadits ini yaitu hadits Qudsi yang menjelaskan wacana akibat yang diberikan Allah Swt kepada hamba-Nya yang senantiasa berzikir mengingat-Nya.
Allah berfirman, “Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku kepada-Ku”. Imam Badruddin al-‘Aini dalam kitab ‘Umdat al-Qâri Syarh Shahîh al-Bukhâri menyebutkan tiga pendapat wacana makna kalimat ini:
Pertama, “Jika hamba-Ku itu menyangka bahwa Aku mengampuni dan memaafkannya, maka ia mendapat itu. Dan jikalau ia menyangka akan mendapat hukuman, maka ia pun akan mendapatkannya”.
Kedua, bahwa orang yang beriman pastilah berprasangka baik kepada Allah Swt, ia meyakini bahwa ia memiliki Tuhan yang selalu membalas amal perbuatannya.
Ketiga, “Aku Maha Kuasa untuk melaksanakan apa yang disangkakan hamba-Ku kepada-Ku”.
Imam al-Kirmâni menjelaskan bahwa hubungan dengan Allah Swt itu dibangun atas dasar dua perasaan; Rajâ’ (harap) dan Khaûf (takut). Disini dijelaskan bahwa perasaan harap lebih dikedepankan daripada rasa takut. Selalu berharap akan ampunan Allah Swt dan selalu mengharapkan keridhaan-Nya, dengan ber-husnuzhzhan kepada-Nya.
“Aku bersamanya apabila ia mengingat-Ku”. Artinya, pengetahuan Allah senantiasa bersama orang yang berzikir mengingat-Nya. Atau, “Aku senantiasa bersamanya sesuai dengan niatnya berzikir mengingat Aku”.
“Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku”. Maknanya, “Jika ia berzikir mengingat Aku dengan mensucikan-Ku dari segala sesuatu yang tidak layak bagi-Ku, maka Aku mengingatnya dengan menawarkan akibat dan rahmat kasih sayang kepadanya”. Atau, “Jika ia berzikir mengingat Aku dengan mengagungkank-Ku, maka Aku mengingatnya dengan menawarkan banyak karunia kepadanya”.
“Jika ia mengingat-Ku dalam suatu kelompok, Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari kelompok mereka”. Maksudnya, jikalau insan berzikir mengingat Allah dalam suatu kelompok, maka Allah membalasnya dengan kelompok yang lebih baik, yaitu para malaikat.
“Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal, maka Aku mendekat kepadanya satu hasta. Jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta, maka Aku mendekat kepadanya satu lengan. Jika ia tiba kepada-Ku berjalan, maka Aku tiba kepadanya berlari”. Kalimat ini tidak sanggup difahami secara tekstual, sebab semuanya tidak mungkin bagi Allah Swt Yang Maha Suci. Akan tetapi maknanya yaitu bahwa Allah melebihi dari perbuatan hamba-Nya; satu jengkal dibalas satu hasta, satu hasta dibalas satu lengan. Dan berjalan dibalas dengan berlari. Ketaatan seorang hamba yang diwujudkan dalam bentuk zikir kepada-Nya, akan dibalas dengan akibat berlipat ganda.



Kesimpulan.

Hadits ini menawarkan motifasi kepada orang-orang beriman semoga senantiasa berzikir mengingat Allah Swt dalam situasi dan kondisi apa pun, mencicipi kehadiran Allah Swt dalam setiap gerak dan diamnya, mencicipi kedekatan Allah Swt ketika sendiri dan ketika bersama orang banyak, mencicipi Ma’iyyatullâh (kebersamaan) dengan Allah Swt ketika bahagia maupun susah. Sehingga ketika bahagia tidak lupa diri dan kehilangan kontrol, dan ketika susah atau ditimpa peristiwa alam tidak merasa putus asa, sebab mencicipi adanya Dia Yang Maha Kuasa sebagai kawasan bersandar dan mengadukan keluh kesah. Hadits ini juga mengajarkan kepada orang-orang yang beriman bahwa Allah Swt selalu membalas lebih dari apa yang dilakukan insan yang selalu ingin erat kepada-Nya dan yang merindukan keagungan-Nya. Semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa berzikir mengingat-Nya, âmîn.
Sumber http://somadmorocco.blogspot.com/

0 Response to "Kajian Hadits Di Masjid Akramunnas Unri."

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel