-->

Pengertian Cerita Dalam Al-Quran,Macam-Macam Kisah,Karakteristik Dan Tujuan Cerita Dalam Al-Quran










KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya kepada kita semua berupa, ilmu dan amal. Berkat rahmat dan karunia-nya pula, penulis sanggup menuntaskan makalah Ulumul Qur`an yang insyaallah tepat pada waktunya.
Terimakasih penulis ucapkan kepada Bpk/Ibu Dosen.  Mata pelajaran kuliah Ulumul Qur`an, yang telah memperlihatkan instruksi terkait kiprah makalah ini. Tanpa bimbingan dari dia mungkin, penulis tidak akan sanggup menuntaskan kiprah ini sesuai dengan format yang telah di tentukan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh alasannya yakni itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
 



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang…………………………………………………………………………...1
B.  Rumusan masalah………………………………………………………………………....1
C.  Tujuan Pembelajaran……………………………………………………………………...1

BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian Kisah Dalam Al Qur’an………………………………………………………..2
B.  Macam-macam Kisah dalam Al Qur’an................................................................................3
C.  Karakteristik Kisah dalam Al Qur’an……………………………………………………....5
D.  Berulangnya Kisah dalam Al Qur’an……………………………………………………….7
E.  Tujuan Kisah dalam Al Qur’an..............................................................................................8

BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan    ……………………………………………………………………………...9           

B.  Saran………………………………………………………………………………..9

C.  Penutup ...........................................................................................................9
   
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al Qur’an merupakan salah satu dari beberapa kitab yang diturunkan kepada beberapa Rasul utusan-Nya, Kitab ini merupakan kitab yang idturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kita semua telah mengetahui bersama bahwa Al Qur’an merupakan kitab yang terakhir diturunkan oleh Allah, kitab ini sanggup dikatakan sudah mewakili kitab-kitab sebelumnya, dari segi pokok-pokok pedoman tauhidnya.
Al Qur’an juga merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW yang paling besar, lantaran kitab ini tidak akan hilang bersama dengan berkembangnya zaman ini. Kitab ini secara umum tidak hanya berisikan perintah dan larangan Allah semata, di dalam kitab ini juga disebutkan beberapa kisah ummat terdahulu yang sanggup kita ambil pesan yang tersirat dari kisah tersebut untuk diterapkan dalam kehidupan beragama, namun Al Qur’an merupakan kitab sastra yang sangat tinggi, sehingga dalam memahaminya membutuhkan sebuah ilmu yang disebut dengan Ulumul Qur’an, dalam ilmu ini dibahas mengenai kisah-kisah yang ada dalam Al Qur’an.

B. Rumusan Masalah
Makalah yang kami susun ini membahas beberapa permasalahan berikut :
1. Bagaimanakah pengertian kisah dalam Al Qur’an ?
2. Macam-macam Kisah dalam Al Qur’an ?
3. Bagaimanakah karakteristik kisah dalam Al Qur’an ?
4. Berulangnya Kisah dalam Al Qur’an ?
5. Tujuan Kisah dalam Al Qur’an

C. Tujuan Pembelajaran
Penyusun menyusun makalah ini bertujuan :
1.      Sebagai Ilmu pengetahuan kepada penyusun serta kawan-kawan semua.
2. Memenuhi kiprah Ulumul Qur’an dalam menempuh studi di STAIN Malikussaleh Lhokseumawe




BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A. Pengertian Kisah dalam Al Qur’an
Kata Kisah secara etimologis (bahasa) berasal dari Bahasa Arab, yaitu berasal dari kata القص yang berarti mengikuti jejak, ibarat disebutkan sebuah kalimat  قصصت أثره artinya aku mengikuti jejaknya.[1] Secara etimologis penggunaan kata ini terdapat dalam firman Allah SWT :
قَالَ ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ فَارْتَدَّا عَلَى آَثَارِهِمَا قَصَصًا
Artinya : “Musa berkata : itulah (tempat) yang kita cari. Lalu keduanya kembali mengkuti jejak mereka semula” (Q.S. Al-Kahfi : 64)
وَقَالَتْ لِأُخْتِهِ قُصِّيهِ فَبَصُرَتْ بِهِ عَنْ جُنُبٍ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Artinya : “Dan berkatalah Ibu Musa kepada Saudara Musa yang wanita : ikutilah dia, maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya” (Q.S. Al-Qashash : 11)
Kata  قصة atau  قصص juga berarti الاخبار المتتبعة  (berita yang berurutan), ibarat disebutkan dalam firman Allah :
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْقَصَصُ الْحَقُّ
Artinya : “Sesungguhnya ini yakni gosip yang benar…” (Q.S. Ali Imran :62)
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Artinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang berakal” (Q.S. Yusuf : 111)
Dari segi terminologi (istilah), kata Kisah berarti berita-berita mengenai permasalahan dalam masa-masa yang saling berturut-turut. Sedangkan Qashash dalam Al Qur’an yakni pemberitaan Al Qur’an mengenai hal ihwal ummat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.

B. Macam-macam Kisah dalam Al Qur’an
Diambil dari sebuah buku yang membahas Ulumul Qur’an, dijelaskan bahwa kisah-kisah dalam Al Qur’an itu terbagi menjadi tiga bagian, penjelasnnya yakni sebagai berikut :

1.      Kisah-kisah para Nabi dan Rasul terdahulu
Tentunya kita semua tahu bahwa tidaksemua Nabi dan Rasul itu disebutkan kisahnya di dalam Al Qur’an, Nabi dan Rasul yang disebutkan dalam Al Qur’an hanyalah 25 orang, dimulai dari Nabi Adam As hingga dengan Nabi Muhammad SAW.
Kemudian dari 25 orang ini, secara garis besar dilihat dari sisi panjang atau singkatnya kisahnya, sanggup dijadikan menjadi tiga kelompok :
a. Kisah yang disebutkan dengan panjang lebar,
kisah yang masuk dalam kategori ini yakni kisah dari Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Yusuf, Musa dan Harun, Daud dan Sulaiman, serta Isa ‘alaihimu al-salam. Namun diantara yang lainnya, kisah Nabi Yusuf yakni kisah yang paling panjang, lantaran diceritakan dengan lengkap, mulai dari masa kecilnya hingga menjadi penguasa di mesir dan sanggup berkumpul dengan Bapak dan Saudara-saudaranya.
b. Kisah yang disebutkan dengan sedang,
kisah yang masuk dalam kategori ini yakni kisah dari Nabi Hud, Luth, Shaleh, Isma’il, Ishaq, Ya’qub, Zakariya dan Yahya ‘alaihimu al-salam.
c. Kisah yang disebutkan dengan sekilas,
kisah yang masuk dalam kategori ini yakni kisah dari Nabi Idris, Ilyasa’ dan Ilyas.
Sedangkan kisah dari Nabi Muhammad SAW, sanggup dikategorikan kedalam bab yang pertama (diceritakan secarapanjang lebar), Karena diceritakan kisah Nabi Muhammad SAW beberapa kejadian yang terjadi pada zaman beliau, ibarat kejadian yang yang dialami dia waktu kecil, permulaan dakwah, hijrah, dan beberapa perang yang dialami serta beberapa citra kehidupan keluarga beliau.

2.      Kisah ummat, tokoh, atau langsung (bukan Nabi) dan peristiwa-peristiwa masa lalu
Tokoh yang pertama kali kisahnya diceritakan dalam Al Qur’an yakni dua orang putra Nabi Adam sendiri yaitu Qabil dan Habil, Al Qur’an menceritakan kisah dikala Qabil membunuh saudaranya sendiri Karena akhir dari sifat dengkinya. Inilah pembunuhan pertama yang terjadi dalam sejarah umat islam. Dan masih banyak lagi kisah-kisah seorang tokoh yang diceritakan dalam Al Qur’an, sebagian dari kisah ini antara lain :
a.       Kisah Qarun yang hidup pada zaman Nabi Musa As
b.      Kisah peperangan antara Jalut dan Thalut
c.       Kisah wacana Ashabul Kahfi
d.      Kisah Raja Dzul Qarnain
e.       Kisah kaum Ashabul Ukhdud
f.       Kisah Maryam yang diasuh oleh Nabi Zakariya
Dan beberapa kisah lain yang tidak sanggup disebutkan oleh penulis secara lengkap.

3.      Kisah-kisah yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW
Beberapa kisah yang terjadi pada masa Nabi Muhammad juga disebutkan  dalam Al Qur’an, salah satunya yaitu dikala sebelum Nabi lahir Tentara Bergajah melaksanakan penyerbuan ke Makkah yang bertujuan untuk menghancurkan Ka’bah, yang dipimpin oleh Raja Abrahah. Diceritakan pula kisah Nabi Muhammad waktu kecil dengan statusnya sebagai anak yatim yang miskin dan belum menerima bimbingan wahyu, dengan bahasa yang singkat dan puitis.
Dan juga kejadian sehabis dia diangat menjadi Rasul, yaitu kejadian Isra’ dan Mi’raj, hijrah, perang badar, perang uhud, perang azhab atau perang khandaq, dan perang humain, juga kisah-kisah seputar fathu makkah dan kejadian lainnya yang juga tidak sanggup disebutkan oleh penulis secara lengkap.

C. Karakteristik Kisah dalam Al Qur’an
Beberapa karakteristik kisah-kisah yang disebutkan  dalam Al Qur’an antara lain :
1.    Kisah dalam Al Qur’an tidak diceritakan secara berurutan dan panjang lebar berarti diceritakan secara ringkas, namun terkadang atau bahkan banyak diceritakan secara panjang lebar.
2.   Sebuah kisah terkadang berulang-ulang diceritakan dalam Al Qur’an dan dikemukakan dalam banyak sekali bentuk yang berbeda-beda.
Kedua karakteristik inilah yang sering menimbulkan pedebatan antara orang-orang yang meyakini kebenaran Al Qur’an dan orang-orang yang mencurigai kebenaran Al Qur’an, mengapa kisah-kisah tersebut (dalam Al Qur’an) tidak diceritakan secara kronologis dan sistematis sehingga gampang untuk dipahami, dan juga mereka memandang bahwa pengulangan kisah-kisah itu kurang efektif dan efisien.
Kemudian mengenai fiktif atau tidaknya kisah-kisah tersebut, Ahmad Khalafullah menyatakan bahwa kisah-kisah dalm Al Qur’an merupakan karya seni yang tunduk pada daya cipta dan kreativitas yang ada dalam seni, tanpa harus memeganginya sebagai kebenaran sejarah, ia juga menyatakan bahwa ulama’ terdahulu telah berbuat salah dengan menganggap bahwa kisah dalam Al Qur’an sanggup dipegang.
Namun demikian dalam Al Qur’an telah banyak dijelskan wacana kebenaran ayat Al Qur’an :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الرَّسُولُ بِالْحَقِّ مِنْ رَبِّكُمْ فَآَمِنُوا خَيْرًا لَكُمْ وَإِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Artinya : “Wahai manusia, Sesungguhnya telah tiba Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, Maka berimanlah kamu, Itulah yang lebih baik bagimu. dan kalau kau kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) lantaran Sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu yakni kepunyaan Allah. dan yakni Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. An-Nisa’ : 170)
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آَتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Artinya : “Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan watu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah masalah mereka berdasarkan apa yang Allah turunkan dan janganlah kau mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah tiba kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan hukum dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, pasti kau dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kau terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kau semuanya, kemudian diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kau perselisihkan itu”. (Q.S. Al Ma’idah : 48)
Disamping secara umum firman Allah yakni kebenaran, Allah SWT juga menegaskan secara khusus bahwa kisah dalam Al Qur’an yakni kebenaran ibarat dalam ayat berikut :
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْقَصَصُ الْحَقُّ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا اللَّهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Artinya : “Sesungguhnya ini yakni kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. Ali Imron : 62)
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آَمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
Artinya : “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) kisah ini dengan benar. Sesungguhnya mereka yakni pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (Q.S. Al Kahfi : 13)
وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ هُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ إِنَّ اللَّهَ بِعِبَادِهِ لَخَبِيرٌ بَصِيرٌ
Artinya : “ Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu Yaitu Al kitab (Al Quran) Itulah yang benar, dengan membenarkan Kitab-Kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha mengetahui lagi Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.” (Q.S. Fatir : 31)
Al Qur’an yakni kitab yang diturunkan dari sisi Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, dalam beritanya tidak ada kecuali sebuah kebenaran.

D. Berulangnya Kisah dalam Al Qur’an
Dari beberapa uraian diatas memang sanggup dipahami bahwa sebagian kisah dalam Al Qur’an ada yang diulang-ulang di banyak sekali daerah dengan gaya bahasa yang berbeda pula, hal itu tentunya memiliki tujuan, tujuan tersebut antara lain :
1.   Menjelaskan balaghah Al Qur’an dalam tingkat paling tinggi, kidah tersebut diulang pada daerah yang berbeda, dengan uslub yang berbeda pula.
2.   Menunjukkan kehebatan atau kemukjizatan Al Qur’an, alasannya yakni mengungkapkan sesuatu makna dalam banyak sekali bentuk susunan kalimat, dimana susunan kalimat tersebut tidak sanggup ditandingi oleh sastrawan arab yang populer andal juga.
3.   Menunjukkan pentingnya pesan yang disampaikan ayat tersebut, lantaran pengulangan tersebut dimaksudkan untuk mengukuhkan kandungan kisah dalam ayat tersebut.
4.   Menunjukkan tujuan yang berbeda yang hasilnya kisah itu diungkapkan, sebagian dari maknanya diterangkan dalam satu tempat, lantaran kondisi yang ada hanya membutuhkan. Sedangkan makna-makna lainnya diungkapkan dalam daerah lain sesuia dengan kebutuhan berdasarkan kondisi yang ada.

E. Tujuan Kisah dalam Al Qur’an
Tujuan yang melatar belakangi disebutkannya kisah-kisah dalam Al Qur’an yakni sebagai berikut :
1.      Menjelaskan asas-asas dakwah dan pokok-pokok syari’at yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul Allah
2.      Meyakinkan kepada orang-orang yang beriman bergotong-royong yang benar itu pasti akan mengalahkan kebatilan
3.      Membenarkan para Nabi terdahulu, mengenang, dan mengabadikan jejak usaha mereka
4.      Sebagai bukti bahwa dia memang benar-benar utusan Allah SWT dan kitab suci Al Qur’an yang dibawanya bena-benar firman Allah
5.      Menjadi pelajaran (ibrah) bagi ummat insan dari bermacam-macam kejadian yang diceritakan oleh Al Qur’an.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kisah-kisah dalam Al Qur’an merupakan kejadian-kejadian pada msa lampau yang terjadi pada ummat terdahulu, terkadang kisah dalam Al Qur’an diceritakan secara berulang-ulang, itu dimaksudan lantaran pentingnya pesan yang tersirat yang sanggup dipetik dari kisa tersebut.
Kemudian mengenai duduk masalah fiktif atau tidaknya kisah-kisah tersebut, sebagai hamba Allah yang mengimani Al Qur’an secara penuh, tidak selayaknya kita mencurigai kebenaran Al Qur’an, lantaran Al Qur’an diturunkan oleh Dzat yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, juga dalam permasalahan sejarah, pengetahuan kita semua tetaplah samar atau sulit dibuktikan secara jelas. Adapun orang-orang yang mencurigai kebenaran Al Qur’an, mungkin mereka memiliki dasar yang melandasi pernyataan mereka tersebut, namun dalam hal ini tetaplah Allah merupakan Dzat yang lebih mengetahui apa yang diketahui oleh Hamba-Nya.
Banyak tujuan dari diceritakannya kisah-kisah dalam Al Qur’an, tentunya yang paling ditekankan yakni bahwa kebenaran itu pasti akan selalu mengalahkan kebatilan.
B. Saran
Kritik dan saran yang membangun untuk pengembangan karya ini sangatlah diperlukan penyusun, mengingat masih banyak kekurangan dari karya ini.
C. Penutup
Alhamdulillah, selalu kita limpahkan puji syukur kita kehadirat Tuhan yang Maha Mengetahui, atas terselesaikannya penyusunan karya ini. Sholawat agar tetap tercurah kepada Nabi Pengemban Wahyu Al Qur’an, Nabi Muhammad SAW, terakhir penyusun meminta maaf apabila dalam karya ini masih banyak kekurangan-kekurangan, lantaran itu yakni hal yang manusiawi.



DAFTAR PUSTAKA
Munawwir, Muhammad Warson. Kamus Al Munawwir. Yogyakarta : UPBIK Pondok Pesantren Krapyak. Tahun 1984
Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahannya. Semarang : Karya Toha Putra. Tahun 2009
Ilyas, Yunahar. Kuliah Ulumul Qur’an. Yogyakarta : Itqan Publishing. Tahun 2013
Manna’ al-Qattahan.  Mabahits fi Ulum al-Qur’an. Riyadh : Muassasah al-Risalah. Tahun 1976
Chirzin, Muhammad Al Qur’an & Ulumul Qur’an. Yogyakarta : Dhana Bhakti Prima Yasa. Tahun 1998
Mudzakir. Studi Ilmu-ilmu Al Qur’an (Terjemah Manna’ al-Qatthan). Bogor : Litera Antar Nusa. Tahun 2010

0 Response to "Pengertian Cerita Dalam Al-Quran,Macam-Macam Kisah,Karakteristik Dan Tujuan Cerita Dalam Al-Quran"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel