-->

Anakku.. Jangan Terjebak! Kita Butuh pesan tersirat


Sampai kapan pun kita butuh pesan tersirat. Ya karena kita manusia. dikala diri merasa mampu menjadi diri sendiri dan tidak butuh orang lain, maka kita akan bertemu dengan jebakannya. Sombong dan merasa paling benar. Inilah jebakannya.

Betapa banyak orang yang merasa telah menjadi diri sendiri, sehingga tidak butuh nasehat risikonya tetap berada dalam kesalahannya. beliau terjebak pada pandangan semu wacana dirinya. Memandang tidak ada yang lebih baik kecuali dirinya. Lantas dengan percaya diri berkata,"Inilah aku, Diriku. Apapun yang dikatakan orang ihwalku, tak penting bagiku".
Hai Anak-Anakku!
Kita ini sebagai insan tetap butuh hikmah, hingga kapanpun. Kita butuh kata-kata orang lain untuk memperbaiki diri. bila kita sudah mulai alergi dengan nasehat, hati-hatilah. Jangan-jangan kita sedang terjangkit virus merasa benar sendiri. Sebuah pepatah menyampaikan, "Siapa yang menguning (pucat) wajahnya ketika mendengar nasihat, akan menghitam wajahnya sat mendengar keburukannya di buka".

Hai Anak-Anakku!


Lagi-lagi kita harus berguru kepada orang shalih. alasannya pilihan-pilihan sikapnya selalu spesial. Khalifah Umar bin Khattab. teman mulia ini begitu merasa perlu untuk di ingatkan, dengan meminta di tunjukkan kekurangannya. Maka dia berkata, "Semoga Allah Ta'ala merahmati orang yang menunjukkan kepadaku aibku".

Hai Anak-Anakku!


Ada satu pesan tersirat yang dulu, sekarang dan entah hingga kapan pesan tersirat ini akan tersu hidup : "Jangan merasa bisa, tapi bisalah merasa". Kalimatnya sederhana tetapi maknanya sangat dalam, teramat dalam. Sehingga sulit dijelaskan dengan bebrapa kalimat saja.

Nasihat itu mengajarkan kearifan rasa. bila ada seni muhasabah, mungkin inilah seni tersulitnya. Di dikala kita bisa melakukan sesuatu, tetapi diminta untuk tidak merasa mampu. Seraya diharuskan untuk mampu merasa. Ya, semoga kita tidak terjerumus pada jebakan merasa bisa : BANGGA.

Kaya dan bisa memberi, jebakannya ialah bangga. cerdik dan mampu membuatkan, jebakannya adalah gembira. Muda dan berprestasi, jebakannya ialah gembira. renta dan kenyang pengalaman, jebakannya ialah besar hati. Pemimpin dan mampu mengayomi, jebakannya dalah gembira.

Maka hikmah tadi bicara ihwal jangan merasa bisa yang melahirkan bangga diri. Sebaliknya mampulah merasa bahwa apa yang kita bisa bukan apa-apa. seakan-akan orang yang mampu beramal lantas dihentikan menyebut-menyebut sumbangan dan menyakiti perasaan penerimanya. Itulah peredam merasa bisa tapi mampu merasa. Wallahu a'lam.

Buletin : Lembar Tausiyah 2017

0 Response to "Anakku.. Jangan Terjebak! Kita Butuh pesan tersirat"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel