Perkembangan Arsitektur Islam Pada abad Fatimiyah dan Mamluk di Mesir dan Suriah
tauhidislam | Perkembangan arsitektur Islam pada abad Fatimiah dan Mamluk di Mesir dan Suriah mencatat prestasi yang sangat gemilang. Zaman Fatimiah (909-1171) sempat menggelarkan arsitektur Islam yang megah berupa masjid dan nonmasjid, yang dilanjutkan oleh kaum Mamluk di lalu harinya. Arsitektur gaya Fatimiah ini terlihat dipengaruhi oleh unsur luar, terutama melalui Persia dan Mesopotamia melalui Suriah. bahan-bahan bangunan yang dipergunakan dikala ini terdiri dari kerikil-batuan yang banyak terdapat di sekitarnya, kemudian kerikil bata merah, dan kerikil kapur.
[ 1 ] Arsitektur Masjid. Pada abad ini arsitektur masjid merupakan hasil dari penggunaan konstruksi ruang dan tiang. logika dasar dari penggunaan tiang-tiang tersebut yaitu ingin memperoleh ruang yang lebih luas dan besar. contoh yang mampu dikemukakan pada abad ini merupakan Masjid alAzhar dan Masjid al-Hakim. imbas Bizantium tampak membekas pada arsitektur kedua masjid ini, dengan bentuk menaranya yang masif serta penggunaan lengkung sebagai gapura dan pintu gerbang. lantaran diharapkan adanya pengamanan, maka bangunan masjid ini dikelilingi oleh tembok pengaman yang terbuat dari watu bata yang sangat tebal dan berpengaruh. Pada ruang utamanya ditemukan kekhususan dengan dipergunakannya tiang-tiang marmer sebagai pendukung atap. kepingan ini terdapat pada dinding arah kiblat, yang dengan lengkung-lengkung dan kubahnya menunjukkan corak Persia.
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi (Saladin) mendirikan masjid-masjid madrasah di Suriah yang kemudian berubah menjadi masjid berkubah gaya Persia. Arsitektur masjid di Suriah sesungguhnya merupakan manifestasi dari berbagai akulturasi budaya yang pernah mensugesti, seperti gaya Seljuk, Usmaniyah, dan Umayyah.
Sesudah pemerintahan Saladin, muncul dinasti baru, yakni Mamluk yang juga tampil sebagai penerus perkembangan arsitektur Islam. Sultan Baybars yaitu sultan yang terkenal dari kaum Mamluk ini. Monumen arsitektur Islam yang lahir dari zaman kekuasaannya dialah masjid madrasah Sultan Baybars, masjid yang diberi julukan namanya sendiri sebagai bukti kaitan antara pembangunan masjid dan kepentingan sultan sebagai pendirinya. Pada masjid ini juga didirikan bangunan kuburan berkubah. Masjid ini mempunyai konstruksi ruang dan tiang. lantaran tiang-tiang itu seperti biasanya merupakan Tutorial untuk memperluas ruang, maka masjid itu pun nampak luas dan besar ruangannya. Empat buah kubah dipergunakan sebagai atap penutup masjid dengan kubah yang menutupi ruangan yang ada pada dinding arah kiblat sebagai kubah utama.
Sultan Mamluk yang gemar berperang, keras Tutorial membangun kehidupannya, serta bahagia menikmati kekuasaannya, secara tidak langsung mensugesti corak arsitekturnya, di antaranya muncullah satu corak lain dari arsitektur masjid, ialah bangunan yang merupakan perpaduan antara masjid madrasah dan rumah perawatan bagi orang-orang yang berpenyakit khusus berbentuk masjid rumah sakit, contohnya Masjid Sultan Qalawun.
[ 2 ] Arsitektur Benteng. Ketika Salahuddin Yusuf al-Ayyubi berhasil merebut kekuasaan dari Daulah Fatimiah tahun 1171, ia dihadapkan dengan suasana Perang Salib yang berkepanjangan. Keadaan ini menciptakan perkembangan arsitektur pada abadnya yang paling menonjol merupakan keberhasilannya membangun Benteng Cairo, bangunan pengaman yang didirikan pada tahun 1183. Sebagian bahan bangunan yang dipergunakannya yaitu kerikil-batu alam yang berbentuk balok, serupa dengan watu-batu balok yang dipakai bangunan piramida.
[ 3 ] Arsitektur Kuburan. Bangunan kuburan pada umumnya mempergunakan dua sampai tiga kubah, yang ditopang oleh lengkung-lengkung pada setiap sisinya dan sekaligus berfungsi sebagai pintu gerbangnya. Kemegahan setiap bangunan makam ini seolah-olah merupakan proyeksi dari periode kekuasaannya.
Terimakasih telah membaca artikel ihwal Perkembangan arsitektur Islam pada masa Fatimiah dan Mamluk di Mesir dan Suriah, semoga bermanfaat untuk menambah wawasan kita seputar sejarah dunia Islam. Jazakumullahu Khairan!
Sumber:
Ensiklopedi Islam 1, (Jakarta: PT Ichtiar baru Van Hoeve).

[ 1 ] Arsitektur Masjid. Pada abad ini arsitektur masjid merupakan hasil dari penggunaan konstruksi ruang dan tiang. logika dasar dari penggunaan tiang-tiang tersebut yaitu ingin memperoleh ruang yang lebih luas dan besar. contoh yang mampu dikemukakan pada abad ini merupakan Masjid alAzhar dan Masjid al-Hakim. imbas Bizantium tampak membekas pada arsitektur kedua masjid ini, dengan bentuk menaranya yang masif serta penggunaan lengkung sebagai gapura dan pintu gerbang. lantaran diharapkan adanya pengamanan, maka bangunan masjid ini dikelilingi oleh tembok pengaman yang terbuat dari watu bata yang sangat tebal dan berpengaruh. Pada ruang utamanya ditemukan kekhususan dengan dipergunakannya tiang-tiang marmer sebagai pendukung atap. kepingan ini terdapat pada dinding arah kiblat, yang dengan lengkung-lengkung dan kubahnya menunjukkan corak Persia.
Salahuddin Yusuf al-Ayyubi (Saladin) mendirikan masjid-masjid madrasah di Suriah yang kemudian berubah menjadi masjid berkubah gaya Persia. Arsitektur masjid di Suriah sesungguhnya merupakan manifestasi dari berbagai akulturasi budaya yang pernah mensugesti, seperti gaya Seljuk, Usmaniyah, dan Umayyah.
Sesudah pemerintahan Saladin, muncul dinasti baru, yakni Mamluk yang juga tampil sebagai penerus perkembangan arsitektur Islam. Sultan Baybars yaitu sultan yang terkenal dari kaum Mamluk ini. Monumen arsitektur Islam yang lahir dari zaman kekuasaannya dialah masjid madrasah Sultan Baybars, masjid yang diberi julukan namanya sendiri sebagai bukti kaitan antara pembangunan masjid dan kepentingan sultan sebagai pendirinya. Pada masjid ini juga didirikan bangunan kuburan berkubah. Masjid ini mempunyai konstruksi ruang dan tiang. lantaran tiang-tiang itu seperti biasanya merupakan Tutorial untuk memperluas ruang, maka masjid itu pun nampak luas dan besar ruangannya. Empat buah kubah dipergunakan sebagai atap penutup masjid dengan kubah yang menutupi ruangan yang ada pada dinding arah kiblat sebagai kubah utama.
Sultan Mamluk yang gemar berperang, keras Tutorial membangun kehidupannya, serta bahagia menikmati kekuasaannya, secara tidak langsung mensugesti corak arsitekturnya, di antaranya muncullah satu corak lain dari arsitektur masjid, ialah bangunan yang merupakan perpaduan antara masjid madrasah dan rumah perawatan bagi orang-orang yang berpenyakit khusus berbentuk masjid rumah sakit, contohnya Masjid Sultan Qalawun.
[ 2 ] Arsitektur Benteng. Ketika Salahuddin Yusuf al-Ayyubi berhasil merebut kekuasaan dari Daulah Fatimiah tahun 1171, ia dihadapkan dengan suasana Perang Salib yang berkepanjangan. Keadaan ini menciptakan perkembangan arsitektur pada abadnya yang paling menonjol merupakan keberhasilannya membangun Benteng Cairo, bangunan pengaman yang didirikan pada tahun 1183. Sebagian bahan bangunan yang dipergunakannya yaitu kerikil-batu alam yang berbentuk balok, serupa dengan watu-batu balok yang dipakai bangunan piramida.
[ 3 ] Arsitektur Kuburan. Bangunan kuburan pada umumnya mempergunakan dua sampai tiga kubah, yang ditopang oleh lengkung-lengkung pada setiap sisinya dan sekaligus berfungsi sebagai pintu gerbangnya. Kemegahan setiap bangunan makam ini seolah-olah merupakan proyeksi dari periode kekuasaannya.
Terimakasih telah membaca artikel ihwal Perkembangan arsitektur Islam pada masa Fatimiah dan Mamluk di Mesir dan Suriah, semoga bermanfaat untuk menambah wawasan kita seputar sejarah dunia Islam. Jazakumullahu Khairan!
Sumber:
Ensiklopedi Islam 1, (Jakarta: PT Ichtiar baru Van Hoeve).
0 Response to "Perkembangan Arsitektur Islam Pada abad Fatimiyah dan Mamluk di Mesir dan Suriah"
Post a Comment