-->

Tanya Jawab : Beriman Pada Allah SWT

Teras
TerasDN - Tanya Jawab "Beriman Pada Allah SWT"
1. Bagaimana Tutorial beriman kepada Allah Subhaanahu Wata'ala?
2. Bagaimana Cara beriman kepada Allah Subhaanahu Wata'ala secara lebih rinci ?
3. Bagaimana Tutorial meyakini Wujud (Keberadan) Allah ?
4. Bagaimana Cara meyakini Dahulu (Qidam) nya Allah ?
5. Soal Bagaimana Cara meyakini Kekekalan (Baqa') Allah ?
6. Bagaimana Cara meyakini bahwa Allah itu bersifat Mukholafatu Lil Hawaadits (Berbeda dengan segala hal yg gres / makhluk )?
7. Bagaimana Cara meyakini bahwa Dzat Allah itu berbeda dengan segala hal yg gres / makhluk ?
8. Bagaimana Cara meyakini bahwa Sifat Allah itu berbeda dengan sifat segala hal yg baru / makhluk ?
9. Bagaimana Cara meyakini bahwa Perbuatan Allah itu berbeda dengan perbuatan segala hal yg baru / makhluk ?
10. Bagaimana Cara meyakini Kemandirian Allah (Qiyamuhu Binafsihi) ?
11. Bagaimana Tutorial meyakini Kehidupan Allah (Hayah) ?
12. Bagaimana Tutorial meyakini bahwa Allah itu bersifat Wahdaniyyah (Maha Esa) ?
13. Bagaimana Tutorial meyakini bahwa Allah itu bersifat 'Ilm (Maha Berpengetahuan) ?
14. Bagaimana Tutorial meyakini Ke Maha Kuasaan Allah ?
15. Bagaimana Tutorial meyakini bahwa Allah itu Maha Berkehendak (Iradah)?
16. Bagaimana Cara meyakini bahwa Allah itu Maha Mendengar (Sama')?
17. Bagaimana Tutorial meyakini bahwa Allah itu Maha Melihat (Bashar)?
18. Bagaimana Tutorial meyakini bahwa Allah itu Maha Berbicara (Kalam)?
Jawab:
1. Yaitu hendaklah meyakini bahwa Allah Subhaanahu Wata'ala mempunyai segala sifat yg sempurna dan jauh dari sifat kekurangan.

2. Hendaklah meyakini bahwa Allah Subhaanahu Wata'ala memiliki sifat : Wujud (Ada), Qidam (dahulu), Baqa (Kekal), Mukhaalafatu Lilhawaadits (Berbeda dengan Makhluk), Qiyaamuhu Binafsih (Mandiri dan tidak membutuhkan yg lain), Wahdaaniyyah (Maha Esa), Hayah (Hidup), 'Ilm (Mengetahui), Qudrah (Berkuasa), Iraadah (Berkehendak), Sama' (Mendengar), Bashar (melihat), Kalam (Berbicara). Dan meyakini bahwasanya Allah itu yaitu Al Hayyu (Maha Hidup), 'Aliimun (Maha Mengetahui), Qaadirun (Maha Berkuasa), Muriidun (Maha Berkehendak) Samii'un (Maha Mendengar) Bashiirun (Maha Melihat) dan Mutakallimun (Maha Berbicara)

3. Hendaklah meyakini bahwa Allah itu ada, dan keberadaanNya DzatNya itu ada dengan sendirinya tanpa memerlukan wasilah atau perantara. Dan meyakini bahwa keberadaanNya itu wajib adanya, tidak mungkin ia pernah tiada.

4. Hendaklah kita meyakini bekerjsama Allah itu Maha Dahulu adaNya, yakni Allah itu ada sebelum adanya sesuatu selainNya, dan sesungguhnya ia tidak terikat waktu dan keberadaanNya tanpa awal.

5. Hendaklah meyakini bergotong-royong Allah itu Dzat yg kekal baka dan kekekalanNya tersebut tanpa batas akhir. Dan hendaklah meyakini sesungguhnya beliau tidak pernah berubah sama sekali serta dia tidak pernah bersifat tiada pada pada waktu tertentu (kekekalanNya tidak terikat ruang dan waktu).

6. Hendaklah kita meyakini bantu-membantu Allah tidak ibarat sesuatu pun, baik DzatNya, sifatNya maupun perbuatanNya.

7. Hendaklah meyakini sebenarnya Dzat Allah itu tidaklah sama dengan makhluk ciptaanNya, berupa wajah misalnya. Segala hal yang kita lihat atau bayangkan dalam hati maka Allah tidaklah seperti bayangan tersebut. Laitsa Kamitslihi Syaiun (Tiada satupun yg serupa denganNya)

8. Hendaklah meyakini bahwasanya 'ilmu (pengetahuan) kita tidak sama dengan pengetahuan Allah, Qudrah (Kekuasaan) kita tidak sama dengan kekuasaan Allah, Iradah (kehendak) kita tidak sama dengan kehendak Allah, Hayah (sifat hidup) kita tidak sama dengan sifat hidupnya Allah, sifat mendengar (Sama') kita tidak sama dengan sifat mendengar Allah, Bashar (sifat melihat) kita tidak sama dengan pendengaran Allah dan Kalam (sifat berbicara) kita tidak sama dengan sifat kalam Allah.

9. Hendaklah kita meyakini sebetulnya perbuatan Allah Subhanahu Wata'ala tidak serupa dengan perbuatan makhluqNya, lantaran dia dalam berbuat sesuatu tidak membutuhkan perantara maupun alat. Firman Allah dalam surat yasin Ayat 82 : Sesungguhnya perintah-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. Dan hendaklah meyakini, bahwasanya Allah menciptakan sesuatu tidak berarti lantaran beliau membutuhkannya. Juga kita harus meyakini bahwa dia tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia atau tanpa guna, karena beliau bersifat Maha Bijaksana.

10. Hendaklah kita meyakini sebenarnya Allah Subhaanahu Wata'ala tidak membutuhkan sesuatu apapun, ia tidak butuh kawasan dan tidak membutuhkan makhluk sama sekali. ia Maha Kaya dan tidak membutuhkan apapun, bahkan segala sesuatu lah yang membutuhkan Allah Subhaanahu Wata'ala.

11. Hendaklah kita meyakini bergotong-royong Allah Subhaanahu Wata'ala Maha Hidup dan bahwa kehihidupan Allah tidak seperti hidup kita. karena sesungguhnya kehidupan kita membutuhkan mediator seperti mengalirnya darah dan nafas sedangkan kehidupan Allah tanpa memerlukan apapun. Kehidupan Allah itu bersifat dahulu (Qodim), kekal (Baqo') dan kehidupanNya tiada pernah hilang maupun berubah sama sekali.

12. Hendaklah kita meyakini bekerjsama Allah itu Satu dan tidak memiliki sahabat atau sekutu. Tidak ada yg menyamai maupun ibaratNya. Tiada lawan yg sebanding maupun penggantiNya.

13. Hendaklah kita meyakini bahu-membahu Allah itu memiliki sifat Maha Berpengetahuan dan beliau Maha Mengetahui segala sesuatu. Mengetahui segala hal, baik yang tampak maupun yg tidak. ia mengetahui jumlah pasir, titik air hujan maupun daun pepohonan. dia Mengetahui hal yg belakang layar maupun yg terperinci. Tidak ada yg mampu bersembunyi dari Nya. Dan hendaklah kita meyakini bergotong-royong pengetahuan Allah itu tidak membutuhkan usaha meraihnya, namun pengetahuan Allah akan segala sesuatu itu telah ada sejak zaman azali sebelum sesuatu itu ada.

14. Hendaklah kita meyakini bahwa Allah itu memiliki sifat Maha Kuasa dan sebetulnya beliau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

15. Hendaklah kita meyakini bahwa Allah itu memiliki sifat Iradah (Maha Berkehendak) dan ia lah segala tujuan, tidak ada sesuatupun yg mampu terjadi tanpa kehendak Nya. Maka apa saja yang dia kehendaki maka akan terjadi dan apapun yg tiada dikehendakiNya, maka tidak mungkin akan ada atau terjadi.

16. Hendaklah kita meyakini bekerjsama Allah itu bersifat Maha Mendengar dan sesungguhnya Allah mendengar segala sesuatu baik nampak atau pun yg tersembunyi. Namun, pendengaran Allah Subhanaahu Wata'ala tidak seperti pendengaran kita , lantaran pendengaran kita sebagai makhluk memerlukan alat mediator berupa indera pendengaran sedangkan pendengaran Allah tanpa memerlukan perantara apapun.

17. Hendaklah kita meyakini bekerjsama Allah itu bersifat Maha Melihat, dan Dia Maha Melihat atas segala sesuatu. beliau Maha Melihat hingga semut hitam kecil berjalan di malam gelap gulita sekalipun, bahkan yg lebih kecil dari itu (atom). Tidak ada yg dapat bersembunyi dari penglihatan Allah, baik yg ada di bumi maupun di luarnya, baik yg ada di langit maupun di luarnya. Namun, penglihatan Allah berbeda dengan kita sebagai makhluk. Sesungguhnya penglihatan kita membutuhkan mediator ialah mata, sedangkan penglihatan Allah tanpa membutuhkan alat mediator.

18. Hendaklah kita meyakini bahwa Allah itu bersifat Maha Berbicara. Akan tetapi kalam Allah tidak sama dengan kita sebagai makhluk Nya. Sesungguhnya pembicaraan kita diciptakan dalam diri kita dan membutuhkan alat mediator berupa lisan, lidah serta kedua bibir. Sedangkan Kalam Allah tidak seakan-akan itu (tidak butuh alat perantara).

0 Response to "Tanya Jawab : Beriman Pada Allah SWT"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel