-->

Aspek Biokimia Yang Besar Lengan Berkuasa Pada Proses Reproduksi Dan Kehamilan








Kata Pengantar
        Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memperlihatkan nikmat iktikad dan islam kepada kita, sehingga saya sanggup menuntaskan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan kita sebagai generasi penerusnya hingga final zaman.
        Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengangkat permasalahan-permasalahan kesehatan perempuan dan dimensi sosial dan upaya  mengatasinya. saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung makalah ini.
saya sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh lantaran itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini sanggup menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi tenaga kesehatan dimasa kini.





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………  I   
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….  II
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG……………………………………………………………..  1
2. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………….  2
3. TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………...  3

BAB II PEMBAHASAN
1.  Pengertian kesehatan reproduksi…………………………………………………...  4
2.  Sejarah perkembangan kesehatan reproduksi………………………………………. 4
3.  Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam siklus kehidupan    ……………………... 5
4.  Hak-hak reproduksi    ……………………………………………………………... 6
5.  Kesehatan reproduksi perempuan sepanjang siklus kehidupan…………………………… 6
6.  Biokimia hormone pada kehamilan…………………………………………………. 14
7.  Dampak hormone yang ada dalam kehamilan………………………………………. 15
8.  Kandungan urin yang sanggup diketahui dengan investigasi kimia……………………. 16
9.  Macam-macam darah…………………………………………………………….... 18

BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN……………………………………………………………………. 21
2. KRITIK DAN SARAN…………………………………………………………….. 22

DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
1.  LATAR BELAKANG
Biokimia merupakan cabang ilmu dari biologi yang cakupan bahasannya mencakup aneka macam komponen yang ada didalam tubuh makhluk hidup beserta reaksi kimianya. Salah satu komponen yang ada dalam tubuh ibu hamil yakni darah. Ada juga biokimia hormone dan urine dalam kehamilan.
Darah yang menyuplai jaringan dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme dan mengandung aneka macam materi penyusun sistim imun yang bertujuan untuk mempertahankan tubuh dari aneka macam penyakit. Di dalam darah terdapat heme yang berperan penting dalam menjalankan tugasnya sebagai zat angkut oksigen dan nutrisi. Sedangkan setiap hormon mempunyai fungsi yang sangat spesifik pada masing-masing sel sasarannya. Tak heran, satu macam hormon bisa mempunyai aksi yang berbeda-beda sesuai sel yang menerimanya ketika dialirkan oleh darah.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka perempuan sebagai peserta kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat hingga sampaumur sebagai generasi muda. Oleh alasannya itu wanita, selayaknya diberi perhatian alasannya :
1. Wanita menghadapi problem kesehatan khusus yang tidak dihadapi laki-laki berkaitan dengan fungsi reproduksinya
2. Kesehatan perempuan secara pribadi mensugesti kesehatan anak yang dikandung dan dilahirkan.
3. Kesehatan perempuan sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan mengatas namakan “pembangunan” menyerupai kegiatan KB, dan pengendalian jumlah penduduk.
4. Masalah kesehatan reproduksi perempuan sudah menjadi kegiatan Intemasional diantaranya Indonesia menyepakati hasil-hasil Konferensi mengenai kesehatan reproduksi dan kependudukan (Beijing dan Kairo).
5. Berdasarkan pedoman di atas kesehatan perempuan merupakan aspek paling penting disebabkan pengaruhnya pada kesehatan anak-anak. Oleh alasannya itu pada perempuan diberi kebebasan dalam memilih hal yang paling baik berdasarkan dirinya sesuai dengan kebutuhannya di mana ia sendiri yang memutuskan atas tubuhnya sendiri.

2.  RUMUSAN MASALAH
1)  Apa konsep kesehatan reproduksi?
2)  Bagaimana cara mengenali problem pada kesehatan reproduksi?
3)  Bagaimana cara menangani problem pada kesehatan reproduksi?
4)  Bagaimana kesehatan reproduksi dalam prespektif gender?  
5)  Pengertian dari hormon, urine, darah.
6)  Biokimia hormon pada kehamilan.
7)  Dampak hormon yang ada dalam kehamilan.
8)  Kandungan urine yang sanggup diketahui dengan investigasi kimia.
9)  Macam-macam darah.

3.   TUJUAN PENULISAN
1)  Untuk mengetahui teori dan konsep kesehatan reproduksi
2)  Untuk mendalami problem kesehatan reproduksi pada ibu, janin, bayi dan Anak
3)  Untuk mengetahui pengertian hormon, urine, darah.
4)  Untuk mengetahui dampak dari hormon pada kehamilan.
5)  Untuk mengetahui macam-macam darah.
6)  Untuk mengetahui kandungan dalam urine.








BAB II
PEMBAHASAN

1.  KONSEP  KESEHATAN REPRODUKSI
1.1   PENGERTIAN KESEHATAN REPRODUKSI
Sehat yakni suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang bekerjasama dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. (WHO, 1992)
Kesehatan reproduksi yakni suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang bekerjasama dengan sistem dan fungsi serta proses dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan abnormalitas serta dibuat berdasarkan atas perkawinan yang sah, bisa memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa, spiritual mempunyai kekerabatan yang serasi, selaras, seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dan masyarakat dan lingkungan. (BKKBN, 1996)

1.2   SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN REPRODUKSI
     a)   Konferensi di Wina, 1993
Mendiskusikan HAM dalam perspektif gender dan gosip kontroversial mengenai hak reproduksi. Mendeklarasikan “HAP dan anak perempuan yakni mutlak, terpadu dan merupakan penggalan dari HAM”
     b)    ICPD (International Conference on Population Development)
Disponsori oleh PBB yang dihadiri oleh 180 negara dan bertempat di Cairo Mesir, yang menghasilkan kebijakan kegiatan kependudukan (Program Aksi 20 tahun) yang menyerukan supaya setiap negara meningkatkan status kesehatan , pendidikan dan hak individu khususnya perempuan dan anak, mengintegrasikan kegiatan KB kedalam kegiatan kesehatan perempuan yang lebih luas (Wallstam, 1977)
      c)   Konferensi perempuan sedunia ke 4 di Beijing (Fourth World Conference on Women) 1995

1.3   RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI DALAM SIKLUS KEHIDUPAN
Secara luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi mencakup :
a)   Kesehatan ibu dan bayi gres lahir
b)  Penceghan dan penanggulangan infeksi jalan masuk reproduksi (ISR) termasuk HIV/AIDS
c)   Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
d)   Kesehatan reproduksi remaja
e)   Pencegahan dan penganan infertilitas
f)   Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
g)   Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, contohnya kanker serviks, mutilasi genital, fistula dll.
h)  Kesehatan reproduksi ibu dan bayi gres lahir mencakup perkembangan aneka macam organ reproduksi mulai dari semenjak dalam kandungan, bayi, remaja, perempuan usia subur, klimakterium, menopause, hingga meninggal. kondisi kesehatan seorang ibu hamil mensugesti kondisi bayi yang dilahirkannya, termasuk didalamnya kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya.
i)   Penerapan pelayanan kesehatan reproduksi oleh Depkes RI dilaksanakan secara integratif memprioritaskan pada empat komponen kesehatan reproduksi yang menjadi problem pokok di Indonesia yang disebut paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi 

1.4   HAK – HAK REPRODUKSI
Hak-hak reproduksi berdasarkan kesehatan dalam Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan jasmani maupun rohani.
Menurut BKKBN 2000, kebijakan teknis operasional di Indonesia, untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak reproduksi :
a) Promosi hak-hak reproduksi
Dilaksanakan dengan menganalisis perundang-undangan, peraturan dan kebijakan yang ketika ini berlaku apakah sudah seiring dan mendukung hak-hak reproduksi dengan tidak melupakan kondisi lokal sosial budaya masyarakat. Pelaksanaan upaya pemenuhan hak reproduksi memerlukan pertolongan secara polotik, dan legislatif sehingga bisa tercipta undang-undang hak reproduksi yang memuat aspek pelanggaran hak-hak reproduksi.

2. KESEHATAN REPRODUKSI WANITA SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
1. SIKLUS KONSEPSI
PADA MASA KONSEPSI
Perkembangan biologis antara laki-laki dan perempuan ditentukan semenjak masa konsepsi. Janin perempuan mempunyai dua kromosom X dari setiap orang tua. Janin laki-laki mempunyai kromosom X dan Y, kromosoms X dari ibu dan kromosom Y dari ayah. Sejak tujuh ahad masa depan konsepsi, organ seksualitas laki-laki mulai terbentuk lantaran efek hormon estrogen. Dan pada waktu yang sama organ seksual perempuan mulai terbentuk lantaran kurangnya testeteron, bukan lantaran adanya hormone esterogen.
1. Sel telur (Ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genetalia ridge. Menurut umur wanita
2. Sel mani (Sperma)
Sperma bentuknya menyerupai kecebong, terdiri atas kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang menghubungkan kepala dengan penggalan tengah, dan ekor, yang sanggup bergetar sehingga sperma sanggup bergerak dengan cepat.
3. Pengertian Konsepsi
Suatu insiden penyatuan antara sel mani dengan sel telur didalam tuba falopi. Hanya satu sperma yang mengalami proses kapasitasi yang sanggup melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak sanggup dilalui oleh sperma.
Walaupun fungsi hormone sanggup berada dalam keadaan normal, gangguan pada ovarium sanggup mensugesti ovulasi. Misalnya kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium polikistis atau kerusakan ovarium akhir endomestiotis atau riwayat pembedahan sanggup menggangu siklus ovarium sehingga mensugesti fertilitas. Lebih lanjut lagi, sanggup terjadi problem pada produksi dan pelepasan ovum. Misalnya ovum yang dihasilkan sanggup dilepas sebelum ovum tersebut benar-benar matur, atau ovum tersebut terus menerus mengalami defek.
1 Bayi dan Anak
· ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak
· Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
· Imunisasi dan administrasi terpadu balita sakit
· Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
· Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
· Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : aksentuasi jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain disemua usia dan kekerasan.
· Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll.
Perubahan pada bayi lahir cukup bulan :
· Pembentukan genitalia interna telah sempurna
· Folikel pada kedua ovarium telah lengkap
· Genitalia eksterna telah terbentuk
· Minggu pertama dan kedua setelah lahir, bayi masih membawa efek  estrogen yang didapat ketika dlm kandungan. Pengaruh ini menyerupai :
· Epitel vagina relative tebal dan pH vagina 5
· 1/3 bayi perempuan endoserviksnya tidak terhenti pada ostium uteri eksternum tetapi menutupi juga sebagian dari portio servisis uteri (pseudoerosio kongenitalis)
Asuhan yang diberikan
2 ASI Eksklusif
3 Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang
4 Imunisasi dan administrasi terpadu balita sakit
5 Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)
6 Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
7 Remaja
Masa remaja atau pubertas yakni usia antara 10 hingga 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja yakni datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai perempuan dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh perempuan mengalami perubahan dramatis, lantaran mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mensugesti pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi
Tahapan pubertas/remaja
8 Masa remaja awal (10-12 tahun)
·  Merasa lebih erat dengan sahabat sebaya
·  Merasa ingin bebas
·  Lebih banyak memperhatikan keadan tubuhnya dan mulai suka berkhayal
9 Masa remaja tengah (13-15 tahun)
·  Ingin mencari identitas diri
·  Ada harapan untuk berkencan atau mulai tertarik dengan lawan jenis
·  Timbul perasaan cinta yang mendalam
·  Kemampuan berpikir absurd makin berkembang
·  Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual
10 Masa remaja final (16-19 tahun)
·  Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
·  Dalam mencari sahabat sebaya lebih selektif
·  Memiliki gambaran terhadap dirinya
·  Dapat mewujudkan perasaan cinta
·  Memiliki kemampuan berpikir abstrak
Perubahan Kesehatan Wanita Pada Siklus Remaja
Tanda-tanda perubahan yang terjadi pada remaja wanita.
11 Perubahan fisik
Tanda-tanda primer
Adanya perubahan kematangan organ-organ reproduksinya yang ditandai dengan datangnya haid.Ovarium mulai berfungsi dengan matang dibawah efek hormone gonadotropin dan hipofisis, folikel mulai tumbuh meski belum matang tetapi sudah sanggup mengeluarkan estrogen. Korteks kelenjar suprarenal membentuk androgen yang berperan pada pertumbuhan badan. Selain efek hormone somatotropin diduga kecepatan pertumbuhan perempuan dipengaruhi juga oleh estrogen.
12 Tanda-tanda sekunder
·  Rambut
Tumbuhnya rambut pada kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkambang. Bulu ketiak dan bulu pada wajah mulai tampak setelah tiba haid. Rambut yang mula-mula berwarna terang bermetamorfosis lebih subur, gelap, kasar, keriting.
·  Pinggul
Pinggul bermetamorfosis lebih memebesar dan membulat. Hal ini disebabkan lantaran membesranya tulang pinggul dan lemak dibawah kulit.
·  Payudara
Bersamaan dengan membesarnya pinggul maka payudara juga membaesar dan puting susu ikut menonjol. Disini makin membesarnya kelenjar susu maka payudara semakin besar dan bulat.
·  Kulit
Kulit menjadi semakin kasar, lebih tebal dan pori-pori lebih membesar. Tetapi kulit perempuan lebih lembut daripada kulit pria.
·  Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
Kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif. Pada masa ini sering timbul problem jerawat lantaran adanya sumbatan kelenjar keringat dan baunya menusuk pada ketika sebelum dan setelah haid.
·  Otot
Menjelang akkhir masa puber, otot menjadi semakin membesar dan kuat. Akibat akan terbentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.
·  Suara
Suara bermetamorfosis merdu.
13 Perubahan kejiwaan
Perubahan emosi
Remaja lebih peka atau sensitif sehingga lebih gampang menangis, cemas, frustasi, bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Selain itu, gampang bereaksi bahkan berangasan terhadap gangguanatau rangsangan luar yang mempengaruhinya. Pada masa ini ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, lebih suka pergi sama teman, tidak betah tinggal dirumah.
14 Perkembangan intelrgensia
Pada perkembangan ini remaja cenderung menyebarkan cara berpikir absurd dan ingin mengetahui hal-hal gres yang mendorong sikap ingin coba-coba.
Asuhan apa yang diberikan
15 Gizi seimbang
16 Informasi ihwal kesehatan reproduksi
17 Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)
18 Pencegahan terhadap ketergantungan napza
19 Perkawinan pada usia yang wajar
20 Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
21 Siklus kesehatan perempuan dewasa
Usia sampaumur muda, yaitu antara 18 hingga 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, lantaran pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini perempuan harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya supaya selalu dalam kondisi prima, sehingga jikalau terjadi kehamilan sanggup berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini problem kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akhir merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, yakni endometriosis yang ditandai dengan tanda-tanda nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul ketika bekerjasama seks, sakit ketika buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami tanda-tanda apa-apa.
22 Kehamilan dan persalinan yang aman
23 Pencegahan abnormalitas dan kematian akhir kehamilan pada ibu dan
24 bayi
Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
25 Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
26 Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
27 Pencegahan dan penanggulangan problem pengguguran secara rasional
28 Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
29 Pencegahan dan administrasi infertilitas.
30 Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan aneka macam kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.
31 Pendekatan yang sanggup dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan ihwal sikap seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.
Asuhan yang diberikan
32 Kehamilan dan persalinan yang aman
33 Pencegahan abnormalitas dan kematian akhir kehamilan pada ibu dan bayi
34 Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
35 Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
36 Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
37 Pencegahan dan penanggulangan problem aborsi
38 Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
39 Pencegahan dan administrasi infertilitas.

2.  BIOKIMIA DALAM KEHAMILAN
A. Hormon
Hormon yakni zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran darah untuk mensugesti jaringan secara spesifik. Begitu dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh darah menuju aneka macam jaringan sel dan mengakibatkan imbas tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing.
· Hormon biokimia dalam kehamilan

1. Hormon Kehamilan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang perempuan hamil yang dibuat oleh embrio segera setelah pembuahan dan lantaran pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan.
Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan HCG mungkin mempunyai fungsi tambahan, sebagai referensi diperkirakan HCG mensugesti toleransi imunitas pada kehamilan. Hormon ini merupakan indikator yang dideteksi oleh alat test kehamilan yang melalui air seni. Jika, alat test kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine, maka alat test kehamilan akan mengindikasikan sebagai terjadinya kehamilan atau hasil test positif.
Ø Dampak
Kadar HCG yang tinggi dalam darah mengakibatkan mual-muntah (morning sickness).

2. Hormon Kehamilan HPL (Human Placental Lactogen)

Adalah hormon yang dihasilkan oleh plasenta, merupakan hormon protein yang merangsang pertumbuhan dan mengakibatkan perubahan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Hormon kehamilan ini  berperan penting dalam produksi ASI. Kadar HPL yang rendah mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi dengan baik.
Ø Dampak
Memberikan perubahan terhadap payudara. Perubahan ini berupa pembesaran pada payudara,  serta menciptakan rasa ngilu dan sakit pada puting jikalau disentuh.

3. Hormon Kehamilan Relaxin

Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Melembutkan leher rahim danmerelaksasikan sendi panggul.
Ø Dampak
menimbulkan relaksasi pada ligamen dan sendi,

4. Hormon Kehamilan Estrogen

Dihasilkan oleh ovarium dan mensugesti pertumbuhan endometrium rahim, perubahan-perubahan histologi pada vagina. Memperngaruhi pertumbuhan jalan masuk kelenjar mammae sewaktu menyusui, mengontrol pelepasan LH dan FSH, mensensitifkan otot-otot uterus, mengendorkan serviks, vagina, vulva, serta mengakibatkan kontraksi pada rahim. Estrogen juga memperkuat dinding rahim untuk mengatasi kontraksi saar persalinan. Hormon ini juga melembutkan jaringan tubuh, sehingga jaringan ikat dan sendi tubuh menjadi lemah sehingga tidak sanggup menyangga tubuh dengan kuat. Berperan penting dalam menjaga kesehatan sistem genital, organ reproduksi dan payudara.
Ø Dampak
Dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga terjadi penimbunan cairan yang mengakibatkan pembengkakan. Selain itu dengan peningkatan hormon ini ibu hamil sering merasa sakit punggung. Dapat juga mengakibatkan varises.

5. Hormon Kehamilan Progesteron

Hormon ini berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam rahim. Juga sanggup berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim, sehingga persalinan dini bisa dihindari. Hormon ini juga membantu menyiapkan payudara untuk menyusui.
Ø Dampak
Hormon ini sanggup "mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah, itu penyebab mengapa Anda sering pusing ketika hamil. Hormon ini juga menciptakan sistem pencernaan jadi lambat, perut menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini juga mensugesti perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya gairah bekerjasama intim selama hamil.

6. Hormon Kehamilan MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)

Hormon kehamilan ini merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit
Ø Dampak
Menggelapkan warna puting susu dan kawasan sekitarnya. Pigmentasi kecoklatan pada wajah, pada penggalan dalam dan garis dari pusar ke baeah (linea nigra).
A. Urine
Urine atau air kencing merupakan salah satu sisa metabolisme tubuh yang sanggup memperlihatkan gambaran keadaan kesehatan tubuh kita.
· Kandungan urin yang sanggup diketahui dengan investigasi kimia antara lain:
1. Kepekatan. Kepekatan urin (disebut juga osmolalitas atau specific gravity) sanggup dihitung dengan berat jenisnya. Berat jenis yakni perbandingan berat urin dengan air murni dalam volume yang sama. Semakin banyak materi padat dalam urin, semakin tinggi berat jenis urin. Ketika Anda minum banyak cairan, ginjal akan menciptakan urin yang encer sehingga berat jenisnya rendah. Bila Anda tidak minum cukup cairan, ginjal Anda menciptakan urin yang pekat sehingga berat jenisnya tinggi. Mengetahui kepekatan urin membantu penyedia layanan kesehatan memutuskan apakah sampel urin yang mereka dapatkan yakni yang terbaik untuk mendeteksi zat tertentu. Misalnya, jikalau mereka mencari jumlah protein yang sangat kecil di urin, sampel urin yang pekat di pagi hari yakni yang terbaik.
2. Keasaman. Ginjal berperan penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Oleh lantaran itu, kondisi apapun yang menghasilkan asam atau basa dalam tubuh atau konsumsi makanan yang bersifat asam atau basa, secara pribadi sanggup memengaruhi pH urin. Keasaman diukur dengan pH.  Urin bersifat asam jikalau pH-nya kurang dari 7, bersifat basa jikalau pH-nya lebih dari 7. Urin yang bersifat asam berkaitan dengan risiko penyakit asam urat dan watu ginjal. Sebagian besar penyakit degeneratif berkaitan dengan defisiensi mineral yang mengakibatkan cairan tubuh, termasuk urin, menjadi lebih asam. Diet sanggup dipakai untuk mengendalikan pH urin. Diet tinggi protein akan menciptakan urin lebih asam. Diet vegetarian, diet rendah karbohidrat, atau konsumsi buah akan menciptakan urin lebih basa.
3. Protein. Protein biasanya tidak ditemukan dalam urin. Demam, olahraga keras, kehamilan, dan beberapa penyakit sanggup mengakibatkan protein berada dalam urin. Kondisi di mana terdapat protein di dalam urin disebut proteinuria. Albumin yakni jenis protein yang lebih kecil dari protein lainnnya dan keberadaannya dalam urin mengindikasikan tahap awal kerusakan ginjal. Keberadaan albumin dalam urin disebut albuminuria. Kondisi lain yang sanggup mengakibatkan proteinuria yakni gangguan yang meningkatkan protein dalam darah, menyerupai multiple myeloma, kerusakan sel-sel darah merah, peradangan, keganasan (kanker), atau cedera pada jalan masuk kemih.
4. Glukosa. Glukosa yakni jenis gula yang ditemukan dalam darah. Biasanya glukosa sangat sedikit atau tidak ada dalam urin. Ketika tingkat gula darah sangat tinggi– menyerupai pada diabetes yang tidak terkontrol– ginjal mengekskresikan glukosa ke dalam urin untuk mengurangi konsentrasinya di darah. Keberadaan glukosa dalam urin, yang disebut glukosuria, juga sanggup disebabkan oleh gangguan hormonal, penyakit hati, obat-obatan, dan kehamilan. Ketika terjadi glukosuria, tes lain menyerupai tes glukosa darah biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab yang lebih spesifik.
5. Keton. Bila karbohidrat tidak tersedia, tubuh memetabolisme lemak untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan. Pemecahan lemak untuk energi menghasilkan zat limbah yang disebut keton. Keton biasanya tidak ditemukan dalam urin. Sejumlah besar keton dalam urin sanggup memperlihatkan kondisi sangat serius yang disebut ketoasidosis diabetik. Diet rendah gula dan karbohidrat, kelaparan, atau muntah parah juga sanggup mengakibatkan keton berada di urin (ketonuria).
6. Nitrit. Bakteri yang mengakibatkan infeksi jalan masuk kemih (ISK) menciptakan enzim yang mengubah nitrat menjadi nitrit. Nitrit dalam urin memperlihatkan adanya infeksi jalan masuk kemih (ISK).
7. Esterase leukosit. Esterase leukosit yakni enzim yang ditemukan dalam sel-sel darah putih. Kehadiran esterase leukosit di urin merupakan menandakan peradangan, yang umumnya disebabkan oleh infeksi jalan masuk kemih.
B. Darah
Darah yakni cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang diperlukan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Macam-macam sel darah ada 3, yaitu:
a.  Sel darah merah
Sel darah merah (eritrosit) atau Red Blood Cell yakni sel darah yang paling banyak dan fungsinya untuk mengangkut oksigen ke jaringan tubuh lewat darah. Bagian dari eritrosit  terdiri dari hemoglobin yaitu sebuah biomolekul yang sanggup mengikat oksigen.
Orang sampaumur mempunyai 2-3 x 1013 eritrosit setiap waktu (wanita mempunyai 4-5 juta eritrosit per mikroliter darah dan laki-laki mempunyai 5-6 juta). Sedangkan orang yang tinggal di dataran tinggi yang mempunyai kadar oksigen yang rendah maka cenderung untuk mempunyai sel darah merah yang lebih banyak. Eritrosit terkandung di dalam darah dalam jumlah yang tinggi dibandingkan dengan partikel darah yang lain.
b. Sel darah Putih
Sel darah putih (leukosit) atau White Blood Cell adlah sel yang membentuk komponen darah. Leukosit ini berfungsi  untuk membantu tubuh melawan aneka macam penyakit infeksi sebagai penggalan dari system kekebalan tubuh. Leukosit tidak berwarna, mempunyai inti, sanggup bergerak secara amoebeid, dan sanggup menembus dinding kapiler. Dalam keadaan normalnya terkandung 4×109 hingga 11×109 leukosit di dalam seliter darah insan sampaumur yang sehat sekitar 7000-25000sel per tetes. Dalam setiap millimeter kubik darah terdapat 6000 hingga 10000 (rata-rata 8000) leukosit. Dalam kasus leukemia, jumlahnya sanggup meningkat hingga 5000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara bebas dan berinteraksi dengan menangkap serpihan seluler, partikel abnormal atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak membelah diri atau  bereproduksi dengan cara mereka sendiri melainkan mereka yakni produk dari sel puca hematopoietic pluripoten yang ada pada sumsum tulang.
c.  Keping darah
Keping darah yakni sel yang tidak mempunyai nucleus pada DNA-nya dengan bentuk tidak beraturan dan ukuran diameter 2-3 µm yang merupakan fragmentasi dari megakariosit. Keping darah (trombosit) tersirkulasi dalam darah dan terlibat dalam prosedur hemostatis tingkat sel dalam proses pembekuan darah  dengan membentuk darah beku.
Rasio plasma keping darah normal berkisar antara 200.000-300.000 keping/mm3, nilai dibawah rentang tersebut sanggup mengakibatkan perdarahan, sedangkan nilai diatas rentang tersebut sanggup meningkatkan resiko trombositosis. Trombosit mempunyai bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit dan gampang pecah bila tersentuh benda kasar.








BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
1.    Kesehatan, morbiditas (gangguan kesehatan) dan kematian perempuan yang berkaitan denga kehamilan. Termasuk didalamnya juga maslah gizi dan anemia dikalangan perempuan, penyebab serta komplikasi dari kehamilan, problem kemandulan dan ketidaksuburan; Peranan atau kendali sosial budaya terhadap problem reproduksi. Maksudnya bagaimana pandan gan masyarakat terhadap kesuburan dan kemandulan, nilai anak dan keluarga, sikap masyarakat terhadap perempuan hamil;
2.   Intervensi pemerintah dan negara terhadap problem reproduksi. Misalnya kegiatan KB, undang-undang yang berkaitan dengan problem genetik, dan lain sebagainya.
3.    Tersedianya pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, serta terjangkaunya secara ekonomi oleh kelompok perempuan dan anak-anak;
4.     Kesehatan bayi dan anak-anak terutama bayi dibawah umur lima tahun;
5.     Dampak pembangunan ekonomi, industrialisasi dan perubahan lingkungan terhadap kesehatan reproduksi.
6.    Hormon yakni zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang masuk ke dalam peredaran darah untuk mensugesti jaringan secara spesifik. Sedangkan, urine atau air kencing merupakan salah satu sisa metabolisme tubuh yang sanggup memperlihatkan gambaran keadaan kesehatan tubuh.
7.    Dan yang terakhir yaitu darah yakni cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang diperlukan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.

3.2  SARAN
Sehubungan dengan fakta bahwa fungsi dan proses reproduksi harus didahului oleh kekerabatan seksual, tujuan utama kegiatan kesehatan reproduksi yakni meningkatkan ksesadaran kemandiriaan perempuan dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya sanggup terpenuhi, yang pada kesudahannya menuju penimgkatan kualitas hidupnya.
Sebagai calon bibit tenaga kesehatan yang berkompeten. Kita harus memahami hormone apa saja yang berubah dalam kehamilan. Dan yang berkaitan dengan urine dan darah. Karena ketiga hal tersebut sanggup membantu bidan dalam mengetahui perkembangan kesehatan ibu, melalui investigasi ketiga hal tersebut.




 
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. Memahami Kesehatan reproduksi wanita. EGC; Jakarta; 1998.
Kartono.Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Pustaka Sinar Harapan;Jakarta; 1998.
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, PPK-UGM, dan Ford Foundation. Hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi, terjemahan bahasa Indonesia Implication of the ICPD programme of actio; Yogyakarta; 1995.
Wahid, Abdurrahman, dkk. Seksualitas, Kesehatan Reproduksi dan Ketimpangan Gender, Pustaka Sinar Harapan; Jakarta; 1996.
Wattie, Anna Marie. Kesehatan Reproduksi dasar pemikiran, pengertian dan implikasi, Pusat Penelitian Kependudukan UGM; Yogyakarta; 1996.
Wattie, Anna Marie. Telaah Aspek-Aspek Sosial Dalam Persoalan Kesehatan Reproduksi”, Pusat penelitian Kependudukan UGM; Yogyakarta; 1996.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Bunga rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial, Jakarta.
www. Midwiferysite.blogspot.com/Endah Purnasari, S.Si.
www.kespro.info/hak-hak reproduksi
Jurnal : http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/09/apa-itu-hormon/
Jurnal: Majalah Kesehatan
http://majalahkesehatan.com/bagaimana-memahami-hasil-tes-urin-anda/
Jurnal: Hormon-hormon kehamilan
http://bidanku.com/hormon-hormon-kehamilan/Page-2

0 Response to "Aspek Biokimia Yang Besar Lengan Berkuasa Pada Proses Reproduksi Dan Kehamilan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel