TerasDN - Para
ulama juga banyak yang menyusun pesan tersirat-nasihat dan renungan-renungan
tentang Ramadhan. Habib Salim bin Abdullah Asy-Syathiri, salah seorang
sesepuh habaib dikala ini, juga menyampaikan pesan tersirat-nasihat dan bimbingan-bimbingan tentang bulan penuh kemuliaan ini. Inilah yang ia sampaikan:
“Segala puji bagi Allah, yang kuasa Pemberi karunia, Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang, Yang mengajarkan Al-Qur’an, Sang Pencipta insan, dan
Yang mengajarkannya pengetahuan, Yang mewajibkan bagi kita di dalam
agama Islam untuk menunaikan ibadah puasa Ramadhan dan mengakibatkannya
sebagai penghapus dosa-dosa dan peningkat derajat di nirwana yang paling
tinggi. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada pemuka
keturunan Adnan (yaitu Nabi Muhammad), yang terbaik dari bangsa insan
dan jin, serta semoga tercurahkan pula kepada keluarganya,
parasahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka.
Amma ba’du. Telah datang kepada kita bulan Ramadhan yang penuh
keberkahan. Bulan yang diturunkan di dalamnya Al-Qur’an sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelas segala sesuatu. Bulan yang Allah menimbulkan
puasa sebagai kewajiban dan shalat malam (Tarawih) sebagai penambah
ibadah. Allah mengajarkan bahwa sebenarnya jalan di bulan yang penuh
berkah ini ialah dengan tekad yang kukuh untuk melakukan amal-amal
kebajikan.
Hendaknya kita melaksanakan shalat di malam pertama
bulan Ramadhan empat rakaat, yang dibaca untuk setiap rakaatnya satu
maqra (tempat tanda bacaan) dari surah Al-Fath (Inna fatahna laka fathan
mubina…). Diriwayatkan oleh Al- Khatib Asy-Syarbini bahwa barang siapa
melakukan hal tersebut di awal malam Ramadhan, ia akan menjalani
kehidupannya setahun dalam kebaikan dan berkecukupan. Hendaknya engkau
melakukan hal itu.
Wajib bagi seorang mukmin urituk menunaikan
puasa Ramadhan dan menyuruh keluarga dan anak-anaknya untuk berpuasa
ketika mereka berumur 10 tahun. Hendaknya juga melatih dan menggiatkan
mereka untuk berpuasa ketika mereka sudah berumur 7 tahun. Apalagi
kehidupan sekarang tampak semakin praktis. jikalau udara panas, sudah ada
alat pendingin. jikalau udara dingin, sudah ada alat penghangat. Maka tidak
ada alasan udara panas ataupun acuh taacuh menjadi penghambat seseorang
untuk berpuasa.
Wajib bagi seorang mukmin untuk menunaikan
ibadah puasa Ramadhan, dan tidak ada alasan yang membolehkan untuk tidak
berpuasa, kecuali alasan yang iatur oleh syari’at, seakan-akan sakit dan
Iain-Iain. Sebagaimana Allah berfirman, yang artinya, “Wahai orang-orang
yang beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana juga
telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian supaya kalian menjadi
orang-orang yang bertaqwa.” (QS Al-Baqarah: 183).
Dalam ayat
185 surah Al-Baqarah juga disebutkan, yang artinya, “Barang siapa sakit,
atau dalam keadaan bepergian, mampu mengganti (berpuasa) sebanyak
hari-hari yang ditinggalkan di hari-hari yang lain. Allah menginginkan
kepada kalian akomodasi dan tidak menginginkan kepada kalian
kesulitan, dan hendaklah sempurnakan hitungannya dan agungkanlah Allah
atas apa-apa yang beliau karuniakan kepada kalian. Semoga kalian menjjadi
orang-orang yang bersyukur.”
Allah juga berfirman di ayat lain,
yang artinya, “Barang siapa sakit, atau dalam keadaan bepergian, dapat
mengganti (berpuasa) sebanyak hari-hari yang ditinggalkan di hari-hari
yang lain.” (QS Al- Baqarah: 184).
Tidak berpuasa pada siang
hari di bulan Ramadhan tanpa udzur (alasan yang disyari’atkan) termasuk
dosa besar, yang mengantarkan pelakunya masuk neraka Jahannam. Juga
tidak diperbolehkan bagi seorang yang berpuasa membantu orang yang
sengaja meninggalkan puasa, seperti membuka rumah makan di siang hari
untuk mereka, ataupun menyampaikan kepada mereka uang yang mampu membantu
mereka. Barang siapa membantu seseorang yang sengaja meninggalkan puasa
di bulan Ramadhan, ia sama-sama mendapatkan dosa.
Hendaknya
pula setiap orang di bulan Ramadhan menjaga puasanya dari sesuatu yang
dapat membatalkan, seakan-akan makan, minum, berhubungan tubuh, dan
Iain-Iain. Untuk mengetahui Ini, perlumempelajari ilmu fiqih. Maka
hendaklah engkau belajar ilmu fiqih sehingga dapat mengetahui apa saja
yang mampu membatalkan puasa. Selain Itu wajib bagi seorang mukmin yang
berpuasa untuk menjaga puasanya dari hal-hal yang mampu membatalkan
makna dan pahala puasa, seperti menggunjing, mengadu domba, berbohong,
melihat sesuatu dengan syahwat, dan bersumpah dusta.
Hendaknya
pula engkau meraih pahula pada malam bulan Ramadhan dengan menjaga
shalat Tarawih, karena bergotong-royong ibadah shalat malam bulan Ramadhan
merupakan sunnah muakkadah, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW,
“Barang siapa melaksanakan shalat malam bulan Ramadhan dengan penuh
keimanan dan keikhlasan, dihapuskan dosa-dosanya yang kemudian dan yang akan
tiba.”
Setiap malam bulan Ramadhan penuh dengan keberkahan.
Dan yang spesial keberkahannya ialah Lailatul Qadar, yang biasanya
datang di malam ganjil sepuluh hari terakhir Ramadhan, dan biasanya
terjadi pada malam ke-27. Hendaklah engkau menjaga ibadah shalat pada
malam-malam bulan Ramadhan supaya engkau termasuk orang yang mendapatkan
Lailatul Qadar. Allah ber-firman, yang artinya, “Sesungguhnya kami
menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul Qadar. Tahukah engkau apakah
Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar ialah malam yang lebih baik daripada
seribu bulan.” (QS Al-Qadar. 1-4).
Semoga Allah membantu kita
dalam melaksanakan puasa dan shalat malam. bahwasanya dia-lah yang
Maha Berkuasa atas segala sesuatu, dan Yang Maha Cepat Mengabulkan.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad, beserta keluarganya dan para sahabatnya. Segala puji bagi
Allah, ilahi sekalian alam.” ( aby husein al adamy )
0 Response to "Nasehat Al Habib Salim Asy-Syathiri di Bulan Ramadhan"
Post a Comment